MALANG (SurabayaPost.id) – Kelompok Tani Karya Bakti I (Subur Makmur) Desa Purworejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang sukses melakukan panen raya bawang merah, Senin (4/11/2019). Kesuksesan petani binaan Bank Indonesia (BI) Malang itu sangat luar biasa, karena bukan pada musimnya.
“Ibaratnya, kami melakukan tanam bawang merah itu “melawan arus”. Itu karena bukan musim untuk tanam. Tapi alhamdulillah berkat arahan BI Malang dan bimbingan BPPT Jatim, kami sukses melakukan panen raya,” kata Ketua Kelompok Tani Karya Bakti I, Deni Kasiyanto yang diamini Kades Purworejo Siswaji, Selasa (5/11/2019).
Diakui dia bila kesuksesan panen pada off season (di luar musim) itu tak lepas dari pemanfaatan teknologi. Sebab, petani menanam bibit itu pakai biji bawang merah botani dengan model TSS.
Menurut dia, bukan hanya hasil panen yang luar biasa pada saat tidak musimnya. Namun, juga mampu menekan biaya produksi, khususnya untuk pengadaan bibit.
Dijelaskan dia, hasil panen bawang merah yang dilakukan pada saat bukan musimnya itu masih mencapai 80 persen. Per hektar mampu menghasilkan 20,7 ton. Dia sangat yakin kalau tanam pada saat on season (musimnya) bisa mencapai 40 ton lebih per hektar.
Sedangkan dari aspek biaya produksi dijelaskan dia bisa hemat Rp 35 juta per hektar. “Kalau menggunakan bibit umbi bawang merah itu sekitar Rp 45 juta. Karena pakai bibit biji hanya butuh dana Rp 10 juta,” kata dia.
Itu karena, lanjut dia, setiap hektar hanya butuh 900 gram biji bibit bawang merah yang disemaikan. “Itu karena memakai teknologi sesuai arahan BI Malang dan bimbingan BPPT Jatim,” jelas dia.
Hebatnya lagi, kata dia, bibit bawang merah itu bisa ditanam sepanjang musim. “Itu karena menggunakan air kelapa hijau dan bisa tahan hama,” kata dia.
Kepala BPPT Jatim, Chendy TF merasa lega. Pasalnya, petani bawang merah di Purworejo mengikuti bimbingan BPPT dengan sabar dan disiplin.
Menurut dia, kalau menanam pada saat off season harus kuat. Banyak persoalan yang harus dihadapi. “Kalau kuat, dan pakai teknologi ternyata bisa mengatasi masalah petani,” kata dia.
Makanya dia berharap agar petani mau menerima arahan dan bimbingan dari BPPT. “Alhamdulillah BI juga peduli terhadap petani. Sebab kalau petani makmur, maka inflasi terkendali,” kata dia.
Kepala BI Malang Azka Subhan Aminurridho yang ikut melakukan panen raya bawang merah terlihat puas dan bangga. “Memang menanam bawang bukan tupoksi BI. Tapi karena untuk pengendalian inflasi, kami perlu untuk turun melalui program CSR BI,” jelas dia.
Dijelaskan dia, melalui program CSR itu, BI menggandeng beberapa instansi. Disebutkan seperti BPPT, Kades, Pemda dan komunitas serta para petani.
Menurut dia, petani bawang merah diajak untuk kreatif “melawan arus”. “Yakni menanam bawang merah “menantang” musim tapi bisa menuai duit,” kata dia.
Upaya yang dilakukan BI itu diyakini Azka Subhan Aminurridho bakal sukses. Alasannya, itu setelah melihat wajah-wajah petani bawang merah Purworejo masih milenial.
“Saya optimis petani yang milenial itu mau mencoba sesuatu yang baru. Alhamdulillah, mereka mau bekerja keras dan sabar serta mengikuti bimbingan BPPT dengan baik. Sehingga panen raya bawang merah saat ini benar-benar sukses dilakukan di Ngantang ini,” kata dia.
Karena itu, dia berharap kesuksesan panen raya bawang merah di Ngantang tersebut bisa diterapkan di daerah lain. Sehingga, bawang merah itu mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani. “Sehingga pertumbuhan ekonomi terdongkrak, inflasi terkendali,:” pungkasnya. (aji)
Leave a Reply