BATU (surabayapost.id) – Penanggung jawab patung Presiden RI pertama, Ir Soekarno bersama sang bunda, Ida Ayu Nyoman Rai di Taman Balaikota Among Tani, Kota Batu punya humor yang tinggi. Sebab patung Bung Karno dengan sang bunda itu seharusnya tanpa lain selimut seperti pertama kali dipasang. Sehingga ketokohan dan nilai seninya bisa dirasakan yang melihat.
Namun, realitanya tidak demikian. Patung Proklamator RI dengan ibunya itu diselimuti kain. Ironisnya, kain selimut tersebut digonta-ganti.
Awalnya tanpa selimut. Beberapa hari kemudian diselimuti kain putih. Lantas kain putih itu dilepas, diganti dengan kain warna orange. Sehingga sejak Minggu (5/4/2020) patung tersebut sudah berselimut kain warna orange.
Apa maksud dan tujuan diselimuti dan digonta-ganti selimutnya masih belum jelas. Yang pasti menimbulkan banyak spekulasi di kalangan masyarakat dan wisatawan. Sebab sejak diselimuti tak bisa digunakan berswafoto dengan patung pahlawan nasional itu.
Makanya Ketua LSM Alab – Alab Kota Batu Gaib Sampoerna menanyakan terkait selimut patung yang sebelumnya warna putih sekarang terlihat sudah diganti selimut warna orange itu.
Menurut Gaib patung yang dikabarkan dibuat dengan anggaran mencapai Rp 1,5 miliar itu informasinya hadiah dari Kepala Cabang Bank Jatim Batu Theresia Wiwin Ermawati untuk Pemkot Batu.
“Namun setelah diterima oleh beberapa pejabat penting di lingkup Pemkot Batu, malah terkesan ada yang aneh. Sehingga mengundang pertanyaan. Patung kebanggaan Pemkot itu sebelumnya diselimuti kain warna putih. Sekarang sudah terlihat diganti dengan selimut kain warna orange,” kata Gaib.
Dengan begitu, Gaib mengaku heran. Pertama menurut dia, kalau tujuan awalnya patung yang sebagai bentuk menghargai jasa sang Proklamator dan sekaligus untuk pelengkap keindahan area kantor Balaikota Among Tani Pemkot Batu.
“Artinya kenapa sampai saat ini kok diselimuti dan malah terkesan tidak menghargai dari yang memberikan hadiah itu.Terus terang saya jadi heran, patung dengan nilai miliaran rupiah namun diselimuti,” seru Gaib.
Untuk itu, Gaib berharap kepada Pemkot Batu sedianya bisa menghargai pemberian dari orang lain.Lagi pula menurut Gaib patung itu bukan benda purbakala yang baru ditemukan sehingga ada unsur mitosnya.
“Kalau patung itu bagian dari produksi kerajinan yang dibuat oleh manusia biasa. Seharusnya selimutnya itu segera dibuka supaya kelihatan megahnya patung sang pelengkap keindahan Balaikota Among Tani Pemkot Batu yang notabene dibangun oleh uang rakyat Kota Batu,” saran Gaib.
Dengan seperti itu, menurut Gaib malah mengundang pertanyaan banyak pihak,dan masyarakat bertanya tanya ada apa dibalik patung itu.
“Misteri apa yang terjadi, dan apa kuatir lecet dan kuatir pula ada orang yang memegangnya. Kenapa kok tidak ada inisiatif diberi pagar saja.Supaya masyarakat yang ingin melihatnya tidak bisa mendekat,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Imam Suryono dan Kabag Humas Pemkot Batu Santi R belum bisa dikonfirmasi. Sebab telepon seluler mereka tidak aktif. (Gus)
Leave a Reply