GRESIK (SurabayaPost.id)–Demi keberlangsungan hidup keluarga, setelah memasuki masa pensiun umur 53 tahun sebagai anggota TNI di Kodim 0817 Gresik, Sersan Mayor (purnawirawan) Sumardi (54) rela menjadi penjaga malam di rumah makan Ikan Bakar Cianjur (IBC) Jl Veteran Gresik.
Naas, pria yang pernah dua kali mendapat penghargaan Satya Lencana Seroja, Satya Lencana Nararia dari presiden Soeharto dan tanda jasa Bantalah ini Rabu (26/9/22) malam tewas dengan kepala merunduk tubuh tersandar di dinding Gudang tempat ia bekerja dengan leher tertali selang sebesar ibu jari.
Mantan penerjun dari Lintas Udara (Linud) 501 Madiun itu nampak ada bekas jeratan di leher ada dua luka di pipi dan dua goresan. Bibir kiri seperti bekas pukulan. Namun meski patut dicurigai, dugaan sementara Sumardi bunuh diri.
Menurut sejumlah pihak, penyidik harus melakukan pendalaman yang intensif sebelum memastikan pria yang akrab dipanggil Ambon ini dinyatakan bunuh diri. Sebab ada hal yang tidak lazim, yakni dia diduga bunuh diri menggunakan selang sebesar ibu jari. Padahal selang sifatnya elastis sehingga kemungkinanya selang berwarna biru laut itu tidak akan mampu menahan beban fisik Sumardi yang ukuran tubuhnya cukup besar.
Kecurigaan berikutnya, jika dianggap atau sengaja bunuh diri dengan tali selang sebesar ibu jari itu sangat kecil Sumardi bisa langsung tewas dengan posusi menggantung. Selain tali selang tidak akan kuat menahan berat badan Sumardi, selang yang nampak melilit dileher mantan penerjun itu tidak terlihat melar akibat kena beban berat. Sedangkan lehernya nampak membekas melingkar diduga akibat gesekan benda keras.
Pria kelahiran Kabupaten Bojonegoro tahun 1968 itu juga pernah menerima Tanda jasa kesetiaan 8 th, kesetiaan 16 tahun, kesetiaan 32 tahun, tanda jasa Setya lencana nararia ttd presiden tidak pernah melakukan pelanggaran dan jasa, tanda jasa bantalah. Setya lencana seroja tugas di tomur timur 2 tahun. Kesatuan lintas udara (linud) 501 madiun, penerjun.
Menurut sejumlah sumber, sebelum pria yang akrab dipanggil Ambon ini tewas, ia mengaku kepada teman akrabnya berinisial UG bahwa dia pernah mendapat ancaman hendak dibunuh dari saudara wanita kenalan Ambon berinisial TW melalui pesan WhatSapp. Hanya saja kabarnya sampai hari ini hand phone milik Ambon belum ditemukan.
“Almarhum punya teman wanita. Wanita ini aslinya orang Kalimantan tetapi bernukim di Gresik. Sebelum meninggal almarhum pernah bercerita kepada teman akrabnya dia sedang diancam seseorang yang mengaku sebagai kakak TW. Polisi harusnya mengembangkan penyekidikanya. Sebab ini sangat tidak wajar,” ungkap Ali Kasan teman almarhum saat sama-sama masih dinas di Kodim 0817 yang mengaku melihat langsung jenazah Ambon.
Ali juga menceritakan, saat ganti sift pukul 06.00 pagi teman pengganti jaga Ambon datang. Dia mengaku kepada Ali hanya melihat lampu masih nyala. Sepedanya Ambon teroarkir di joglo rumah makan. Tetapi Ambon tidak teelihaf. Padahal temanya ini hendak masuk kantor untuk absen. Sayangnya kuncinya masih di bawa Ambon sehingga tidak mungkin bisa masuk. Pikirnya, daripada hanya bengong menunggu, teman kerja Ambon ini hendak ngepel lantai.
Setelah hendak mengambil kain pel yang posisinya berdekatan dengan gudang terlihat kakinya Ambon didalam Gudang. Lalu dihampirinya, ternyata Ambon kondisinya sudah tak bernyawa dengan leher terlilit selang berwarna biru tubuh tersandar didinding gudang.
“Atap gudang tinggi. Kalau menggantung setinggi itu saya rasa tidak mungkin,” ungkap Ali
Leave a Reply