GRESIK (SurabayaPost.id)-Kejanggalan demi kejanggalan meninggalnya Sersan Mayor (Purn) Sumardi alias Ambon (54) di Gudang RM Ikan Bakar Cianjur (IBC) Jalan Veteran Gresik pada Rabu (28/9/22) kian menjauh dari indikasi dugaan bunuh diri. Selain hand phone (HP) korban sampai hari ini belum ditemukan, empat hari sebelum meninggal mantan penerjun Yonif Lintas Udara (Linud) 501 Madiun ini bercerita tentang teror dan ancaman dari seorang laki-laki yang diduga suruhan seorang wanita.
“Almarhum ke rumah saya hari Jumat (24/9) lalu hari Rabu (28/9) Ambon dikabarkan meninggal akibat bunuh diri. Saat dirumah dia bercerita sedang diancam seseorang. Dia bilang kakaknya ke rumahnya (Ambon) dengan gelagat tidak baik (menteror). Maksut dia laki-laki itu menteror dia dengan nyamperin rumahnya, hanya saja ceritanya agak kacau karena tidak berurutan, mungkin karena kondisinya (Ambon) sedang gelisah karena lagi ada masalah. Dan berulang-ulang bilang ‘gak suwe aku mas’,” ungkap Ugik teman curhat almarhun yang juga teman kerjanya saat sama-sama masih berdinas di Kodim 0817 Gresik.
Diceritakan Ugik, saat koleganya datang kerumahnya di Perum Alam Bukit Raya (ABR) itu, Ugik mulai punya pikiran was-was hingga dirinya mengaku mengantarkan Ambon sampai ke pintu gerbang rumah saat pamitan hendak meninggalkan rumahnya. Sebab pria yang menghabiskan masa mudanya menjadi penerjun di Linud 501 Madiun (TNI AD) dan terkahir berdinas di Kodim 0817 sebagai intel ini nampak gelisah dan selalu melontarkan kata-kata ‘wis gak suwe aku mas’ itu membuat Ugik ikut merasakan kegelisahanya.
“Kata-kata firasat ini yang disampaikan ke saya berkali-kali sehingga saya mencoba untuk menawarkan diri membantu mengklearkan masalahnya. Dengan harapan dia mau membuka dia sedang bermasalah dengan perempuan isteri sahnya, apa dengan wanita berinisial TW ini. Makanya saya masih tanda tanya, katanya laki-laki itu (yang mengancam) dia bilang ‘bagaimanapun dia keluargaku’. Sedangkan almarhum ini kurang lebih sudah 3 tahun tidak akur dengan isteri sahnya. Yang saya tahu dia ada hubungan dengan TW ini,” cerita Ugik kepada wartawan.
Kisah cerita Jumat (24/9/22) malam itu adalah terakhir dirinya bertemu dengan Ambon. Dan cerita itu pula kata Ugik bisa menjadi dugaan paling menguatkan jika Sumardi sedang tidak meninggal akibat bunuh diri. Karena dibarengi dengan menghilangnya teman wanitanya berinisial TW itu. Sebab tutur Ugik, sebelum Sumardi meninggal HP Sumardi dirampas oleh TW. Setelah Sumardi dikabarkan meninggal karena bunuh diri atau kemungkinan sebelum Sumardi diduga dibunuh TW telah menghilang dari Gresik. Sebab TW saat dilacak ditempat tinggalnya di Karangkiring dekat Ambon bekerja disebuah perusahaan kayu milik pengusaha bernama Ruli, wanita ini diduga kabur.
“Nah HP itu mestinya bisa jadi petunjuk. Karena saat dia bercerita tentang ancaman dia menunjukkan chat pria yang sedang mengancamnya. Hanya saja saya tidak tahu ini laki-laki ini kakak TW apa pria yang ada hubunganya dengab isteri sahnya. Itu yang masih tanda misteri dan tanda tanya saya. Karena almarhum tidak bercerita secara detail. Mungkin dia hanya ingin berkeluh kesah saja kepada saya dengan harapan bisa meringankan beban pikiranya,” ujar anggota Intel Kodim 0817 ini.
Menurut keterangan penyidik, imbuh Ugik sebelum meninggal, HP diduga disita (diambil) oleh TW yang diakhir pungkasan cerita dikatakan Ugik sebagai isteri mudanya atau wanita idaman lain (WIL) Sumardi.
“Itu (HP diambil TW) keterangan dari isteri sahnya. Saat ini HP diduga dibawa TW, tetapi TW kata polisi kabur. TW tempat tinggal didepan Gudang kayu milik pengusaha bernama Ruli yang juga tempat kerja Ambon,” bebernya.
Ugik juga mengungkap, bahwa dompet korban saat jenasahnya dibawa ke RS Ibnu Sina Gresik diambil oleh seseorang lalu diserahkan ke anaknya Ambon bernama Tio. Diketahui pria itu (yang mengambil dompet) adalah teman Ambon tetangganya di Srembi dekat rumahnya yang saat ini ditempati isteru sahnya dan anak-anaknya. Saat dompetnya ada isi uangnya sebesar Rp350 ribu.
“Goro-goro iki aku di telponi wong terus. Itu kata orang ini sambil memberikan dompat itu kepada anaknya Ambon bernama Tio,” ungkap Ugik menceritakan dompet saat diambil seseorang yang dia belum tahu siapa nama dan alamat rumah orang yang menyerahkan dompet kepada anak almarhum Sumardi itu.
Dalam rekaman CCTV, ujar Ugik waktu jaga ambon terlihat gelisah saat dilihat di CCTV. Hanya saja CCTV hanya ada yang mengarah ke parkiran, sedangkan yang arah ke gudang lokasi meninggalnya almarhum tidak ada. Sebagai anggota Intel di Kodim 0817 dan pengalaman sebelumnya, jika kasus ini hanya bermodal CCTV tidak akan bisa menguak apa yang sebenarnya menimpa Ambon hingga mantan prajurit yang pernah mendapat banyak penghargaan dari kesatuanya itu meninggal dengan dugaan tidak wajar.
“Jika bunuh diri lidahnya menjulur. Keluar kotoran, sperma dan banyak indikasi lain untuk menguatkan jika almarhum bunuh diri. Tetapi yang mencurigakan tanda-tanda itu tidak ditemukan. Juateru yang menjadi janggal lagi lehernya terlilit selang yang sangat tidak mungkin bisa untuk gantung diri. Nah saat ditemukan kondisinya tidak sedang menggantung lumprahnya orang bunuh diri. Tetapi ditemukan dibawah dengan kondisi muka merunduk tububnya tersandar dengan lilitan selang dilehernya yang tidak terlihat bekas temali sebagai tanda ada beban sehingga nampak melar. Selang kan sifatnya elastis. Artinya sangat kelihatan jika selang itu habis kena beban. Dan tanda itu tidak ada, kondisi selang utuh,” pungkasnya.
Leave a Reply