MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Keberadaan gedung Malang Creative Center (MCC) di Jalan Ahmad Yani, Kota Malang, Jawa Timur digadang-gadang dapat menekan angka pengangguran terbuka. Hal itu diungkapkan oleh Wali Kota Malang, Sutiaji.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Malang, dari 2020 – 2022 untuk tingkat pengangguran terbuka di Kota Malang berada di atas 7 persen. Diharapkan, berbagai aktivitas kreatif seperti melalui event yang digelar di gedung milik Pemkot Malang itu terdapat perputaran ekonomi di dalamnya.
Pemkot Malang kerap mengajak para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) seperti penulis, pengusaha UMKM, penyedia jasa acara, industri di bidang teknologi dan lainnya untuk berkolaborasi di gedung MCC. Para pelaku ekraf bisa berkantor atau memanfaatkan fasilitas yang ada di gedung MCC selama beberapa waktu.
Sutiaji menyampaikan, angka pengangguran terbuka Kota Malang sempat menduduki posisi pertama di Jawa Timur. Namun, saat ini sudah ada di posisi kelima.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Malang, selama tiga tahun terakhir tingkat pengangguran terbuka di Kota Malang berada di atas 7 persen.
“MCC ini dibangun dengan komitmen 17 subsektor ekraf yang kami kuatkan, maka itu bisa mengurangi angka pengangguran terbuka di Kota Malang secara signifikan,” kata Sutiaji, Rabu (05/04/2023).
Gedung MCC diperuntukkan bagi berbagai komunitas untuk menggelar kegiatan-kegiatan yang sifatnya pemberdayaan masyarakat. Menurutnya, berbagai profesi bisa disiapkan di gedung MCC yang nantinya akan dipertemukan dengan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja.
Gedung dengan tinggi delapan lantai itu dilengkapi sejumlah fasilitas seperti bioskop, co-working space, kafe, ruang teater, ruang fitnes, ruang untuk workshop, ruang pameran dan lainnya.
Ke depan, pihaknya berharap ketika dunia kerja membutuhkan tenaga kerja, fasilitasi dan sarana prasarana, bisa datang ke MCC, seperti jasa fotografer, videografer, animasi, event organizer dan lain sebagainya.
Lebih lanjut, gedung MCC dibangun untuk mewadahi bagi para pelaku 17 sub sektor ekraf, yakni: arsitektur, film, fotografi, kriya, kuliner, seni rupa, desain produk, aplikasi, game, televisi dan radio, fesyen, pertunjukan, desain interior, periklanan, penerbitan, DKV, dan musik.
Kini, dari 17 sub sektor yang telah mengisi MCC, terdapat 200 pelaku ekraf yang berkolaborasi, diantaranya seperti aplikasi dengan jumlah 65 jenis. Kemudian kriya 43 unit dan kuliner 55 jenis. Selain itu, juga ada fashion, fotografi, game, arsitektur, desain komunikasi dan visual (DKV), televisi dan radio dan lainnya.
“Gedung MCC ini milik semua, dari 100 persen yang ada, hanya 48 persen yang dikomersilkan. Monggo dimanfaatkan gedung yang sudah terbangun ini. Dan Insya Allah yang memanfaatkannya tidak hanya orang Malang saja,” katanya.
Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi mengatakan, keberadaan gedung MCC saat ini telah menunjukkan hal yang positif. Berbagai kegiatan juga berjalan oleh para pelaku dari 17 subsektor ekraf. Selain itu, gedung MCC juga menjadi tempat inkubasi para pelaku UMKM.
“Banyak sekali seperti ibu-ibu yang tadinya tidak memiliki usaha ingin punya usaha. Kemudian yang mikro, sekarang mereka bisa ada tempat untuk berlatih, belajar, kemudian melakukan bisnis dan komunikasi dengan orang lain, ternyata cukup positif,” katanya.
Pihaknya juga akan terus menggelar berbagai event kegiatan seperti kesenian dan musik untuk menarik perhatian masyarakat.
“Event-event yang menarik seperti kesenian dan musik pasti terus berjalan, supaya gedung MCC terus hidup,” katanya.
Selain itu, Eko mengatakan, sudah banyak para pelaku UMKM yang telah meningkat usahanya.
“Komunikasi antara user dengan produsen, baik itu yang teknologi, baik itu yang fisik, yang UMKM sudah ada semua, sudah ada yang kontrak dengan perhotelan. Yang jelas banyak laporan para pelaku UMKM banyak kontrak sampai ribuan pieces, itu untuk keripik-keripik,” tandasnya. (*)
Leave a Reply