BATU (SurabayaPost.id) – Halal bihalal dan rapat kerja Pokja (kelompok kerja) pendiri Kota Batu, kuliti sejumlah masalah di Kota Batu.
Halal bihalal dan Raker tersebut, dikemas dengan silaturahmi dan guyup rukun memperteguh dan kesatuan,ini digelar di Kusuma Agrowisata wisata & Convention, dihadiri sejumlah undangan dan puluhan anggota Pokja, pada Kamis (11/5/2023).
Pada kesempatan itu, ketua Pokja Pendiri Kota Batu, Andrek Prana menyampaikan Pokja berdiri sudah puluhan tahun, dan ini kali pertama menggelar Raker.
“Memang banyak tanya dari berbagai kalangan, ini dilakukan tujuannya untuk memantau dan mengamati apa yang terjadi Kota Batu selama ini,” kata Andrek.
Ternyata, kata dia, kabar teranyar masalah di batu terindikasi kota terkorup dari lima daerah di Jawa Timur, masuk urutan pertama dari catatan BPK RI, pada sebuah pemberitaan di media online.
“Sebelumnya kita sempat membaca juga pada berita online, berita Tahun 2011, tercatat urutan kelima dari lima daerah di Jatim. Dengan berjalannya waktu berita teranyar ini, naik jadi urutan pertama dari lima daerah di Jatim ,” ujarnya.
Tak hanya itu, Andrek menyebut Kota Batu juga dapat penilaian E dari Departemen Keuangan, termasuk angka pengangguran tertinggi, dan sejumlah aset berupa rumah singgah milik Pemkot Batu guest house terletak di Jalan Ijen Nirwana Kota Malang,dan Rumah Dinas di Cibubur Jawa Barat Home Stay, menurutnya belum jelas dalam penguasaan siapa?.
“Adalagi terkait aset pemkot batu yang terletak di Jalibar Desa Oro – Oro Ombo Kota Batu belasan hektar juga belum jelas dalam penguasaan siapa, dan siapa tuan penguasanya,” tanya dia.
Itu, semua menurutnya, jadi pembahasan dalam Raker kelompok kerja peningkatan status Kota Batu pada hari ini.
Hadir dalam raker para tokoh – tokoh pejuang Kota Batu tesebut, sekitar
150 tokoh Kota Batu, termasuk menghadirkan sejumlah pengamat seperti M Najib (Mantan Kepala Departemen Total di Paris), Budi Kabul (Mantan Ketua Dewan DKI Jakarta, Dr.Djuli, Dr. Rinekso Kartono dan Didik Sumintardjo (budayawan), dan KasibIntel Kejari Batu, Muhammad Januar Ferdian,SH,MH.
Sementara ketua panitia Raker Sumiantoro menjelaskan sejumlah masalah yang dibahas dalam raker akan dijadikan rekomendasi dan nantinya akan diberikan Kepada Pj.Walikota Batu, dan Ketua DPRD Batu.
“Kita sangat prihatin melihat kondisi pemkot batu yang penuh dengan masalah, dan tak kunjung rampung,” seru Sumintardjo.
Demikian salah satu peserta Raker, Yani Andoko, terkait persoalan ini semua, pihaknya meminta Pj .Walikota Batu Aries Agung Paewai supaya tidak hanya menyelesaikan masalah – masalah yang kecil – kecil saja.
“Pj Walikota jangan hanya menyelesaikan masalah yang kecil, dan tak usah memburu penghargaan dan sebagainya. Utamakan masalah indikasi korupsi, termasuk nilai E dalam pengelolaan anggaran dari Depkeu, dan aset – aset pemkot, termasuk Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) besar kerap terjadi setiap tahun besarannya rata – rata Rp 200 miliar lebih,” kata Yani.
Itu, kata dia, belum tersentuh, olehkarena itu pihaknya menyayangkan kinerja Pj terkesan lambat, dan tidak fokus pada persoalan yang besar di Kota Batu.
Selanjutnya Sekda Kota Batu Zadiem Efisiensi yang mewakili Pj Walikota Batu dalam sambutannya mengajak pokja untuk memberikan solusi dalam pertemuan dengan pemkot batu.
“Pokja untuk memberikan solusi dalam pertemuan setiap bulan dengan Pemkot Batu,” janji Zadiem.(Gus)
Leave a Reply