SURABAYA (SurabayaPost.id) – Kongres III Dewan Energi Mahasiswa Indonesia (DEM Indonesia) yang digelar sejak tanggal 5 hingga 7 Juli 2024, Febrian Satria Hidayat terpilih sebagai nahkoda baru periode 2024-2026.
Febrian Satria Hidayat, sebelumnya juga diketahui sebagai ketua pelaksana Kongres III DEM Indonesia yang diselenggarakan oleh organisasi independen yang berfokus pada konsentrasi sektor energi di Surabaya, Jawa Timur pada 5 – 7 Juli 2024.
Pria yang akrab disapa Febrian, terpilih sebagai Karya Umum DEM Indonesia periode 2024-2026, secara aklamasi. Organisasi yang berdiri sejak 2019 silam, kini di nahkodai oleh Febrian setelah satu kandidat yang bernama Iwa Muchti asal DEM Riau, mengundurkan diri dari pencalonan.
Dengan pengunduran Iwa Muchti, pada akhirnya tersisa 1 kandidat dan mendapat persetujuan oleh setengah lebih satu jumlah suara yang hadir pada forum tersebut.
Acara Kongres tersebut juga dihadiri oleh 20 DEM Daerah dan Perguruan Tinggi. Agenda diawali dengan dengan Seminar Nasional yang dihadiri Profesor Mukhtasor Guru besar ITS, Ugan Gandar senior aktivis energi, Arie Gumilar Presiden FSPPB, Bob Efendi COO Thorcon Power Indonesia dengan tema pembahasan transformasi dewan energi mahasiswa mewujudkan kemandirian, keadilan, dan kedaulatan energi Indonesia.
Sekertaris Jendral (Sekjend) DEM Indonesia, Robi Juandry dalam pidato pembukaan menyampaikan “Tidak terasa sejak 2019 DEM berdiri dan memasuki tahun ke 6 dalam perjuangan mewujudkan kedaulatan energi. Saya berpesan kepada generasi berikutnya DEM Indonesia harus mampu menjawab tantangan jaman dan mempersiapkan menuju Indonesia emas 2045,” ujarnya.
Sementara itu, ketua terpilih Febrian Satria Hidayat mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada seluruh DEM Daerah dan Perguruan tinggi yang telah mendukungnya.
“Terima kasih atas semua kepercayaan kawan-kawan sekalian untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan DEM Indonesia selama 2 tahun kedepan. DEM Indonesia harus menjadi wadah yang inklusif bagi segala disiplin ilmu karena sejatinya membahas persoalan energi tidak hanya dapat ditinjau dari persoalan teknikal saja,” ujar Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia tersebut dalam sambutannya.
Selain hal itu, dirinya juga menyoroti kondisi energi dalam negeri diantaranya rasio elektrifikasi yang ditargetkan mencapai 100% di tahun ini, lifting migas yang terus menerus menurun pada kondisi rupiah sedang tidak mampu menahan kekuatan laju dollar, hingga pasang surutnya persentase energi baru terbarukan dalam bauran energi karena ketidakonsistenan pemerintah dengan munculnya PLTU baru.
“Oleh karenanya, DEM Indonesia hadir sebagai social control yang terus berjuang mewujudkan kedaulatan energi dengan prinsip Tri Dharma Perguruan tinggi melalui pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, hingga pengabdian kepada masyarakat sehingga dapat mendorong generasi muda Indonesia yang sadar akan pentingnya peranan energi kemudian isu energi menjadi isu yang inklusif dan diharapkan dapat dijaga serta diperhatikan bersama perkembangannya,” pungkas Febrian. (*)