BATU (SurabayaPost.id) – Pembayaran proyek penunjukan langsung (PL) di Pemkot Batu selama ini diklaim tidak lancar. Meski begitu, take membuat para kontraktor kapok menggarap proyek PL tersebut.
Hal itu diakui rekanan, Sodiq Dio, Senin (11/3/2019). Dia mengatakan bila selama ini sering mendapat proyek PL dari Pemkot Batu.
“Saya tak ngoyo menekuni dunia kontraktor. Kalau diberi pekerjaan, ya kita kerjakan. Kalau tidak kita juga tidak pernah memaksa,” ucap Dio.
Apalagi diangkut sering tidak untung jika menggarap proyek PL. Itu karena setelah menerima SPK dan RAB serta Spek paket pekerjaan, bahan – bahan yang diperlukan harganya naik. “Ya itu risiko kontraktor. Sehingga sering merugi,” kata Dio.
Disinggung soal tarikan fee, menurut Dio tak ada ketentuan. Sebab, menurut dia, selama itu wajar tak masalah. “Misalnya untuk beli kertas atau ATK lainnya gak apa apa,” katanya.
Dia mengungkapkan bila tahun 2019 ini dapat empat paket. Masing-masing dari Dinas Lingkungan Hidup (LH), Dinas PUPR dan Dinas Pariwisata Kota Batu.
Sedangkan tahun sebelumnya, dia juga mengaku mengerjakan proyek PL. Pekerjaan itu sudah rampung, tapi masih dibayar 75 persen dari besaran pagu anggaran yang ditentukan.
Bahkan, kata dia, paket yang kedua, di tahun 2019 ini, ada yang masih belum dibayar sama sekali. ” Ya, saya hanya menunggu saja, meskipun paket PL yang awal saja baru dibayar 75 persen. Sedangkan paket pekerjaan kedua malah belum dibayar sama sekali. Saya gak kapok, sabar saja,” seru Dio. (gus)
Leave a Reply