Berita Viral Mata Siswa SD di Gresik Dicolok Tusuk Penthol Hingga Buta Berbau “Kebenaran Baru”

GRESIK (SurabayaPost.id)-Pernyataan tokoh Pers di Indonesia Prof Dr (HC) Dahlan Iskan yang mencetuskan istilah ‘ada kebenaran baru’ di era digitalisasi mulai relevan karena semakin menggejala kuat ditengah-tengah masyarakat Indonesia. Hantu ‘kebenaran baru’ yang tidak bersandar kepada fakta itu kini sedang ‘membonceng’ isue siswi sekolah dasar (SD) di Kabupaten Gresik Jawa Timur yang konon mata anak tersebut dicolok tusuk penthol kakak kelasnya hingga matanya dikabarkan oleh banyak media mengalami kebutaan.

Berita itu viral, narasinya memiriskan pembaca dan pemirsa karena kejadianya dilingkungan pendidikan naungan Pemkab Gresik. Berita yang mencoreng dunia pendidikan di Kota Santri ini telah meracuni media asing yang ikut memberitakan tanpa melakukan cros chek dan konfirmasi kepada pihak-pihak yang mengetahui fakta dilapangan dan kondisi anak berinisial SAH itu. Akibat berita yang tidak berimbang karena mengabaikan asdikamba atau 5W 1H serta kaedah jurnalisitik itu menyebabkan banyak pihak merasa dirugikan oleh pemberitaan yang lebih menonjolkan kehebohan, bukan fakta.

Fakta dilapangan, dari sejumlah sumber yang kompeten bahwa siswi SDN 236 Desa Randu Padangan Kecamatan Menganti berinisial SAH itu tidak seperti yang diberitakan dan viral itu. Menurut salah satu pejabat ditingkat desa di wilayah kecamatan Menganti yang mengaku sudah lama mendapat informasi sebelum berita viral dan menyesatkan masyarakat tersebut.

“Sudah mediasi di desa sejak tgl 7 Agustus lalu. Dan tanggal 9 Agustus SAH ini normal bermain dengan teman-teman sebayanya. Dan bahkan Agustusan ikut pentas seni. Hanya saja dari analisa kami pihak kepala sekolah tidak memberikan keterangan yang enak,” ungkap DD saat dikonfirmasi melalui ponselnya, Rabu (20/9/23).

Setelah terjadi komunikasi antara kepala sekolah dan orang tua SAH berujung tidak memuaskan akhirnya dimediasi, tetapi gagal. Orang tua SAH akhirnya melaporkan kasus tersebut ke Polsek Menganti.

“Dimedisi gagal lalu dilaporkan ke Polsek Menganti. Polsek tidak langsung merespon karena waktu itu mungkin (bulan Agustus) banyak kegiatan. Sampai 4-5 hari tidak ada penjelasan yang sebenarnya. Lalu dilaporkan ke Polres Gresik, dan banyak media, akhirnya beritanya viral tetapi tidak sesuai fakta. Sehingga sekolah merasa dirugikan,” tandasnya.

Dikatakan DD, memang ada pengakuan, bahwa SAH pernah jatuh sebulan sebelum kejadian saat ini. Dan hasil dari pemeriksaan kesehatan itu kata DD ada penurunan daya penglihatan.

“Tentu saya kaget, kok beritanya buta. Padahal tanggal 9 Agustus gak papa. Karena berita semakin viral akhirnya menjadi seolah-olah benar dan akhirnya Pak Bupati turun. Nah, saat dijenguk ke rumahnya kata orang tuanya tidak bisa melihat tapi di tes penglihatanya tidak boleh,” tandasnya

Sebelumnya sekira tanggal 7 Agustus dibawa ke RS Cahaya Giri Menganti sebuah RS di Lakarsantri Surabaya. Informasinya ada penurunan daya penglihatan. Setalah berita ramai akhirnya Polres Gresik turun langsung ke sekolah dan siswa kelas 4,5 dan 6 diperiksa semua di balai desa. Tetapi tidak menemukan bukti dan bahkan tanda-tanda bahwa SAH ditusuk matanya oleh kakak kelasnya.

“Orang sekampung tahu bawa anaknya (SAH) tidak apa-apa. Akibat pemeriksaan berjamah itu membuat wali siswa jengkel dengan ulah orang tua SAH itu. Karena anak-anak mereka ikut diperiksa. Yang saya khawatirkan, sekolah dan wali murid akan berbalik melaporkan. Sampai hari ini tidak ada dan ketemu kakak kelas. Dan sampai hari ini juga tidak ada atau ditemukan siapa yang melakukan,” imbuhnya.

Ummi Latifah, Kepala Sekolah SDN di Desa Randu Padangan telah lama menyatakan bahwa kasus tersebut tidak pernah ada buktinya. Hanya berdasar informasi sepihak yakni dari orangtua SAH Samsul Maarif ada orang yang mengaku sebagai wartawan melakukan intimidasi kepada dirinya.

“Masak berita hanya katanya tanpa data dan fakta. Makanya kami sebagai kepala sekolah malas menjawab. Karena tendensius. Kami adalah guru yang terdidik, maka tidak akan memberikan penjelasan yang kami tidak memegang data dan faktanya. Kita lihat saja nanti, karena sekolah kami tercemar gara-gara masalah yang kami tidak menemukan faktanya. Kalau memang ada kami tidak akan menutup-nututpi. Kami juga punya hak untuk tidak menjawab pertanyaan wartawan yang menurut kami sangat subyektif,” ujarnya.

Sementara itu tadi siang SAH dibawa ke RS PHC Surabaya Jl Prapat Kurung Selatan Perak Surabaya untuk diperiksakan matanya dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Menurut sejumlah informasi mata SAH normal. Tidak ada kebutaan seperti berita yang viral beberapa hari ini. Dan dikabarkan pula bahwa Samsul Maarif orangtua SAH yang juga Sekretaris Desa (Sekdes) Desa Randu Padangan itu setelah mendapati hasil pemeriksaan medis di RS PHC bahwa penglihatan anaknya baik baik saja, ia berjanji akan meminta maaf kepada masyarakat. Khususnya sekolah yang ia tuduh menutup-nutupi kejadian yang tidak pernah terjadi.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.