GRESIK (SurabayaPost.id)- Seluruh masyarakat dan muspika Kecamatan Tambak dan Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean, meminta Dinas Perhubungan Pemkab Gresik agar memberhentikan pengoperasian kapal penumpang Express Bahari dan Natuna Express selama 14 hari, dimulai di atas tanggal 07 April 2020, untuk mencegah wabah Covid19 masuk ke Pulau Putri. Sedangkan Kapal Barang KMP. Gili Iyang, atau kapal milik ASDP masih tetap diperbolehkan beroperasi.
Kesepakatan tersebut melalui musyawarah besar di Ruang Pertemuan RSUD Umar Mas’ud Sangkapura, 31 Maret 2020, yang diikuti Camat Tambak, Camat Sangkapura, disertai masing masing kapolsek serta Danramil, tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM dan Ketua KUA kecamatan.
Mereka juga mneyatakan, agar pemkab melakukan pengawasan terhadap orang orang, terutama di Pelabuhan Gresik dan di Pelabuhan Bawean.
Dalam rapat tersebut, dr. Faiza Kepala Puskesmas Sangkapura menyampaikan tentang kurangnya kesadaran warga tentang pentingnya social distanting, disisi lain tim medis sangat kekurangan alat pelindung diri (APD).
Sementata Dr. Syaiful, Kepala Puskesmas Tambak, selain mengeluh kurangnya APD untuk tim medis, juga mengusulkan agar adanya pembatasan jadwal kapal, untuk memaksimalkan proses pengawasan dan pemantauan.
Camat Tambak, Agung mengatakan musyawarah itu menghasilkan keputusan bersama, bahwa masyarakat Pulau Bawean, baik di Kecamatan Tambak dan Kecamatan Sangkapura sepakat mengisolasi diri.
“Caranya adalah, meminta Pemkab Gresik untuk sementara menghentikan operasional kapal penumpang yang melayani penumpang Gresik – Bawean selama 2 minggu,” ujar Agung, Camat Tambak.
Menanggapi itu, Kepala Dinas Perhubungan Pemkab Gresik Nanang Setiawan mengatakan pihaknya sudah menerima hasil musyawarah yang digelar seluruh masyarakat Pulau Bawean tersebut.
Pihaknya juga sepakat dengan hasil rapat tersebut, dan sekarang tengah mengkoordinasikan dengan kedua operator kapal penumpang tersebut.
“Kalau kapal barang juga kita siapkan, karena kebetulan MP. Gili Iyang haeus menjalani docking tahunan pada 9 April 2020. Tapi mereka sudah menytakan, siap beroprasi jika keadaan darurat,” ujar Nanang.
Selain itu, tambah Nanang, Dinas Peehubungan Gresik juga telah melakukan langkah antisipasi penyebaran Covid-19 dengan menyiapkan semprotan disinfektan serta hand sanitizer, di seluruh terminal angkutan kota.
“Baik terminal angkot di Kota Gresik, maupun terminal di beberapa ibukota kecamatan, semuanya kita siapkan prasarana yang sama. Tujuannya agar penumpang mauoun awak angkot, tidak terjanhkit virus yang berbahaya tersebut,” katanya.
Bahkan di kantor Dishub yang terletak di komplek Terminal Bunder, Nanag juga mwnyiapkan bilik penyemprotan disinfektan. Sehingga semua orang, ASN Dishub ataupun tamu, sebelum memasuki kantor harus melewati prosedur kesehatan tersebut. adv
Leave a Reply