Demi Keterbukaan Publik, Kades Tulungrejo Beber Pemanfaatan Anggaran 

Kades Tulungrejo Suliono
Kades Tulungrejo Suliono

BATU (SurabayaPost.id)  – Keterbukaan terhadap publik  Kepala Desa (Kades) Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jatim  patut ditiru. Sebab, dana yang diperoleh baik dari Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) dari APBN maupun APBD dan lainnya dilaporkan secara transparan.

Dana yang diperoleh Desa Tulungrejo selama 2018 itu dilaporkan  berapa jumlahnya. Jumlah totalnya Rp 6.790.464.805. Selain itu dia melaporkan juga dana tersebut dialokasikan  untuk apa dan berapa sisanya.

Menurut Kades Tulungrejo, Suliono, transparansi itu penting. “Alasannya, agar tidak menimbulkan spekulasi yang kurang baik. Lalu  berpraduga yang bisa menimbulkan fitnah,” kata Suliono, Minggu (3/2/2019).

Makanya, kata dia, perlu ada keterbukaan publik.  Semuanya dilaporkan dan diumumkan pada masyarakat.

Diakui dia, apa yang dilaporkan secara transparan itu tak mungkin semuanya menerima dengan baik. Untuk itu, dia meyakini apa yang dilakukan tidak akan steril dari kritik.

Suliono mengaku tidak alergi dengan kritikan dari siapapun. Sebab menurut dia, kritikan tersebut sebagai pengingat agar selalu  berhati-hati.

Oleh karena itu, Suliono menyebutkan pendapatan desa  tahun 2018. Menurut dia dana yang terkumpul dari berbagai sumber senilai Rp 6.790.464.805.

Menurut dia ADD dari APBD Pemkot Batu sebesar  Rp 2.900.891.900. Sedangkan DD yang bersumber dari APBN senilai Rp 1.494.957.000.

Selain itu dari  BHB Rp 577.009.477, serta mendapat anggaran dari RET 2018 senilai Rp 58.974.914. Sehingga total pendapatan desa sebesar Rp 6.790.464.805.

Dana sebesar itu dikatakan  Suliono terserap 100 persen. Penyerapan anggaran, untuk Pemerintahan Desa, senilai Rp, 2.527.567.437. 37, terserap 37 persen. Penyerapan untuk anggaran pembangunan mencapai  Rp.2.589.056.164, mencapai 38 persen.

Serapan anggaran Bin Mas, mencapai Rp 1.57.334 .931, tercapai 19,99 persen dan serapan anggaran pemberdayaan mencapai  Rp 306.516.313, mencapai 4 persen. “Anggaran biaya tak terduga, mencapai Rp 10.000 .000, tercapai 0, 15 persen,” jelas Suliono.

Menurut dia, serapan anggaran itu bisa dilihat faktanya dan manfaatnya. “Untuk itu kami ingin selalu bersinergi dengan semua  lapisan masyarakat. Termasuk dengan aparat berwenang. Tujuannya agar bisa diluruskan jika ada yang kurang benar dalam menggunakan anggaran negara ini,” harapnya.

Itu mengingat, lanjut dia, apa yang dilakukan tidak ada jaminan bahwa semua benar.  Karena itu, kta dia, pilihan keterbukaan yang tepat.

Alasannya, bakal cepat terlihat kalau ada yang salah. Dan di Tulungrejo, kata dia, tidak alergi kritik terkait anggaran yang  ada.

“Ya, karena kami pesuruh masyarakat. Jadi harus amanah dalam melaksanakan tugas sebagai pelayan masyarakat,” pungkas  Suliono. (gus)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.