‘Diplomasi Hukum’ Camat Kebomas Demi Revitalisasi WBS Gusur ‘Wong Cilik’

GRESIK (SurabayaPost.id)–Usaha warung kecil-kecilan yang drintis oleh maayarakat dibantaran Waduk Bunder Selatan (WBS) untuk menyambung hidup ‘dikubur hidup-hidup’ oleh kebijakan atasnama revitalisasi untuk kepentingan negara. Para pemangku kebijakan lebih mengutamakan penggusuran daripada memikirkan masyarakat yang berusaha mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.

Anomali kemanusian yang mengatasnamakan kepentingan negara itu terungkap diruang rapat kantor Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik saat para pemangku kekuasaan mengundang rapat warga dengan dalih penertipan. Camat yang harusnya mengedepankan kepentingan perut warganya justeru sebaliknya. Melontarkan pernyataan yang memupus harapan warga yang sedang kebingungan menyambung keberlangsungan hidupnya karena sumber kehidupan satu satunya bakal sirna.

“Setelah kami kasih kesempatan (pemaparan) nanti taat pada putusan saat ini apa ndak ? Artinya kita musyawah lo nggih. Mboten pingin seenaknya sendiri. Maka ngaputen BBWS juga punya kuasa hukum juga. Saya nggak ingin keras soal itu. Kalau ingin pe.paran terkait oemamfaat waduk Bunder Selatan monggo saya beri kesempatan. Tapi artinya kita sepakat disini. Nggak ada lagi gontok-gontokan,” itu pernyataan Camat Kebomas Joko Tri Efendi bermaksut memberi pemahaman kepada warganya sendiri pada Senin (10/6/24).

Seblumnya Camat yang baru beberapa minggu menjabat ini juga menyampaikan kepada warganya bahwa warga yang mengais rejeki dipinggiran jalan yang baru saja dibangun oleh Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani untuk menyambungkan akses jalan dari Kecamatan Kebomas dengan Kecamata Cerme ini bahwa warga telah diberi peringatan 3 kali.

“Kalau saya lihat paparan tadi ausah runing 2022. Kemudian juga sudah dilakukan peringatan 3 kali. Tapi harapan kami yang sisampaikan kepada paguyuban waduk bundet selatan, harapan kita sama sebetulnya,” ucap Tri Efendi.

Saat ia menyampaikan pernuataan tersebut mendapat sisipan usulan warga yang hadir iapun langsung menghentikan uneg-uneg yang ingin disampaikan warganya. “Sebentar karena ini sosialisasi. Nanti gini poinya dari paguyuban silahkan komunikasi dengan BBWS, bukan diforum ini. Artinya diforum tersendiri dengan pemaparan di forum kayak gini. Kami dimohon oleh BBWS untuk memfasilitasi terkait sosialisasi,” potong Tri terhadap warga yang ingin menyempaikan agar para pejabat diatas memiliki empati terhadap merek yang rata-rata hidup dibawah varis kemiskinan.

Ketua Paguyuban Waduk Bunder Selatan (PWBS) Sudarto menyayangkan sikap arogansi BBWS yang akan melakukan  penggusuran warung-warung anggotanya di sepanjang sepadan Waduk Banjaranyar, Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme sampai Desa Kedanyang, Kecamatan Kebomas.

“Kita ini wong cilik yang hanya butuh menyambung hidup. Tentu kaget bila tiba-tiba kami diberitahu dalam waktu sebulan semua bangunan warung anggota paguyuban sudah harus dibongkar karena proyek pengerukan waduk akan segera dilaksanakan,” ungkap Sudarto usai Sosialisasi berjudul Penertiban Pemanfaatan Sepadan Waduk Banjaranyar itu.

Sudarto menyatakan pihaknya tidak menolak proyek pengerukan ataupun revitalisasi Waduk Banjaranyar, namun pihak BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Bengawan Solo tentu tidak harus tergesa-gesa melakukan penggusuran terhadap warung-warung yang sudah berdiri di sepanjang sepadan waduk.

“Berilah kami waktu yang cukup untuk menyiapkan tempat berjualan pengganti sementara. Karena bagaimanapun anggota saya rata-rata berpenghasilan menengah ke bawah. Jika mereka digusur mendadak lalu dari mana mereka mencari makan untuk keperluan sehari-harinya. Tentu saja mereka berharap ada kompensasi untuk pembongkaran paksa ini,” katanya.

Sudarto berharap sebelum surat perintah pembongkaran turun dari pihak otoritas BBWS, pihak Pemkab Gresik membantu melakukan pendekatan kepada pihak BBWS untuk menunda pembongkaran. Bila pun tak berhasil, paling tidak warga diberi kompensasi pengganti bangunan yang akan dibongkar.

“Karena bagaimanapun para pedagang ini adalah warga Gresik, khususnya warga Desa Banjarsari dan Kedanyang yang mengais rejeki di sepadan waduk. Jika proyek revitalisasi waduk berjalan sementara pedagang tidak lagi berjualan, lalu untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari mereka dari mana,” tanya Sudarto mengenai nasib anggotanya yang sebentar lagi akan digusur tempat usahanya.

Sebagaimana diketahui, dalam waktu dekat ini pihak BBWS Bengawan Solo akan melakukan pengerjaan pengerukan Embung atau Waduk Banjaranyar yang luasannya membentang dari Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme sampai masuk wilayah Desa Kedanyang di Kecamatan Kebomas.

“Ini proyek pemerintah pusat (kementerian PUPR) yang sudah lama tertunda. Jadi kami harus mengamankannya. Soal pemanfaatan lahan sepadan waduk bisa kita kerjasamakan, seperti di Waduk Cengklik, Boyolali, Jawa Tengah,” ungkap Santoso, Ketua Tim Pelaksanaan BBWS Bengawan Solo, usai memberi pemaparan di acara Sosialiasi Penertiban Pemanfaatan Sepadan Waduk, di kantor Kecamatan Kebomas, Gresik.

Selain Santoso dan tim, juga hadir dan menjadi narasumber Kepala Dinas PUTR Gresik Dhiannita Tri Astuti. Sementara Camat Kebomas Tri Joka Efendi didapuk menjadi moderator.