MALANG (SurabayaPost.id) – Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Kota Malang pada bulan Januari tertinggi di Jawa Timur, karena mencapai 0,53%. Meski begitu, inflasi bulanan tersebut dinilai masih belum mencerminkan kondisi ekonomi suatu daerah.
“Intinya, inflasi Kota Malang yang tertinggi di Jatim pada bulan Januari 2019 (0.53%) ini tidak bisa menggambarkan kondisi ekonomi suatu daerah. Musti dilihat secara tahunan yang ternyata sebesar 2.81%. Angka yang sangat baik untuk tingkat inflasi,” tutur Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Azka Subhan Aminurridho, Senin (4/2/2019).
Apalagi, inflasi itu merupakan cerminan dari dinamika perekonomian. Sehingga, kalau inflasi yang tercatat 0,53 pada bulan Januari 2019 tertinggi, kata Azka Subhan Aminurridho, berarti perekonomian Kota Malang sangat dinamis dibandingkan daerah lain di Jatim.
Menurut Kepala Perwakilan BI Malang yang akrab disapa Azka ini, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2019 itu tetap terkendali. Itu pun tegas dia mendukung pencapaian sasaran inflasi 2019 sebesar 3,5%±1% (yoy).
Selain itu, terang Azka, Inflasi IHK Kota Malang pada Januari 2019 yang tercatat 0,53% (mtm) tersebut menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Sebab, inflasi bulan sebelumnya tercatat sebesar 0,65% (mtm).
Makanya, tandas Azka, secara umum inflasi di bulan Januari 2019 itu masih lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi bulanan periode Januari selama 5 tahun terakhir. Itu mengingat sebelumnya tercatat sebesar 0,71%.
Meski begitu, menurut Azka, perkembangan inflasi tidak bisa dilihat dari kondisi secara bulanan saja. “Namun juga harus dianalisis berdasarkan kondisi secara tahunan,” jelas pria yang selalu ramah dan gaul ini.
Berdasarkan perkembangan tersebut, lanjut dia, inflasi Kota Malang secara tahunan mencapai 2,81% (yoy), menurun dari inflasi IHK bulan sebelumnya sebesar 2,98% (yoy). Pencapaian inflasi tersebut terkendali karena masih berada dalam rentang sasaran inflasi 2019, yaitu 3,5%±1% (yoy).
Begitu juga dengan Kota Probolinggo yang inflasinya pada Januari 2019 terendah di Jatim, 0,12 (mtm). Kota Probolinggo yang masuk wilayah kerja BI Malang ini juga menurun dibanding bulan sebelumnya sebesar yang tercatat 0,72% mtm.
“Kondisi itu juga masih lebih rendah dibandingkan dengan tren selama 5 tahun terakhir yang tercatat sebesar 0,90% (mtm). Secara tahunan inflasi Kota Probolinggo sebesar 2,00 % (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi Jawa Timur maupun Nasional, serta masih berada di batas bawah rentang target inflasi di tahun 2019 yaitu 3.5% ±1%,” urai Azka.
Dijelaskan Azka bahwa pada bulan Januari 2019, ada beberapa komoditas utama yang menjadi penyumbang kenaikan harga di Kota Malang. Itu antara lain tarif angkutan udara, harga daging ayam ras, beras, serta cabai rawit.
Menurut dia, kenaikan tarif angkutan udara itu sejalan dengan periode arus balik liburan tahun baru 2019. Selain itu, faktor kenaikan pada komponen biaya pokok avtur. Sehingga mengerek harga tiket angkutan udara lebih tinggi.
Penyebab lainnya, kata dia, adanya kebijakan pembatasan jumlah bagasi oleh maskapai Low Cost Carrier (LCC). Hal itu, tutur dia turut mendorong kenaikan harga angkutan udara.
Sedangkan kenaikan harga daging ayam ras ditengarai karena kenaikan harga pakan, DOC (Day Old Chicken), serta faktor cuaca. Sementara, kenaikan harga beras dan cabai rawit lebih disebabkan faktor musiman. “Itu mengingat saat ini sedang berlangsung musim tanam. Sehingga persediaan terbatas,” pungkasnya. (aji)
Leave a Reply