Jelang Nataru, Walikota Sutiaji Menyebut Ada Tiga Bahan Pangan Mengalami Kenaikan Harga Di Pasaran

Walikota Malang, H Sutiaji disela pemantauan stok BBM dan pengecekan harga jelang Nataru
Walikota Malang, H Sutiaji disela pemantauan stok BBM dan pengecekan harga jelang Nataru

MALANGKOTA – Jelang peringatan Natal dan Tahun Baru 2023 (Nataru), Wali Kota Malang Sutiaji menyebut terdapat tiga jenis komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan harga di pasaran.

Hal itu disampaikan Sutiaji ketika bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Malang melakukan peninjauan stok beras di Gudang Bulog Baru (GBB) Gadang Perusahaan Umum Bulog Kantor Cabang Malang.

Dilansir dari Jatimtimes, ada tiga komoditas yang mengalami lonjakan, tapi naiknya antara Rp 1000 sampai Rp 2000. Ada cabai rawit, telur dan daging ayam, yang lainnya masih stabil,” ungkap Sutiaji.

Menurutnya, kesimpulan sementara terkait harga dari tiga jenis komoditas yang naik merupakan hasil dari pemantauan rutin yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag).

Tapi nanti kami akan lihat di lapangan juga, walaupun setiap hari sudah kami pantau. Tapi tetap kita cek secara langsung, bagaimana di pedagang,” tutur Sutiaji.

Orang nomor satu di lingkungan Pemkot Malang itu mengatakan, bahwa dari hasil pemantauan hingga saat ini, tim dari Pemkot Malang beserta tim berwenang dari instansi lain belum menemukan penimbunan bahan kebutuhan pokok di tempat distributor di Kota Malang.

“Kalau di distributor bahwa dipastikan tidak ada penimbunan. Maka ini yang menjadi komitmen kami supaya ketersediaan dan keterjangkauan ini benar-benar bisa menjadi komitmen kami semua, supaya tidak ada kelangkaan,” jelas Sutiaji.

Selain itu, dengan kondisi ketersediaan dan keterjangkauan bahan pokok yang masih stabil serta aman menjelang peringatan Nataru 2023, Sutiaji secara tegas mengimbau kepada masyarakat luas di Kota Malang agar tidak melakukan panic buying.

“Untuk itu saya sampaikan, jangan ada panic buying, jadi kepanikan orang beli, memborong sehingga nanti langka,” tegas Sutiaji. (*)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.