MALANG (SurabayaPost.id) – Berdasarkan hasil konsultasi dan cek kesehatan gratis yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang beberapa waktu lalu, ternyata kadar gula dan tekanan darah masyarakat Kota Malang cenderung tinggi. Hal itu dikarenakan pola makan tidak sehat dan tidak seimbang.
Kepala Dinkes Kota Malang, Dr dr Asih Tri Rachmi Nuswantari MM, mengakui kondisi tersebut. “Ya, itu karena selama ini nasi selalu jadi dominasi dalam asupan makanan sehari-hari,” kata dia, Rabu (12/12/2018).
Dijelaskan dia bila masyarakat selalu makan nasi. “Pagi nasi, siang nasi, malam pun masih nasi,” jelas dia.
Padahal, tegas Rachmi, kandungan karbohidrat nasi sangatlah tinggi. Sehingga makan banyak nasi tidak dibenarkan.
“Makan nasi terlalu banyak itu tidak baik, karena merugikan tubuh. Karbohidrat itu diubah menjadi trigliserida yang bisa menjadi lemak jahat,” paparnya.
Makanya, Asih menyarankan masyarakat agar mulai rajin makan sayur lebih banyak. Bukan hanya orang dewasa saja, kata dia, bayi dan anak-anak juga harus terbiasa makan sayur.
Selain sayur, kata dia, ada beberapa pilihan makanan yang bisa menggantikan nasi. “Dengan Oatmeal misalnya,” jelas dia.
Menurut dia, oetmeal merupakan salah satu jenis gandum yang dapat membantu mengurangi lemak dan kolesterol. Oatmeal bisa dikombinasikan dengan berbagai macam makanan dan buah seperti pisang atau susu.
Oatmeal, kata dia, juga bisa membuat kenyang lebih lama. Selain itu bisa dicoba kentang, yang tidak mengandung banyak karbohidrat.
Di dalamnya, kata dia, terdapat pati, vitamin E, vitamin K, vitamin B, vitamin C, zat besi, magnesium dan seng. “Rutin mengkonsumsi kentang bisa meningkatkan fungsi otak, menutrisi kulit, dan menurunkan tekanan darah,” jelas dia.
Pengganti lainnya, menurut dia, adalah ubi jalar. Ubi jalar memiliki rendah lemak dan kalori.
“Mengonsumsi ubi jalar dapat melancarkan pencernakan dan meningkatkan stamina. Karena, jangan tergantung pada nasi,” pungkasnya. (drz)
Leave a Reply