
MALANG (SurabayaPost.id) – Kader Aisyiyah se-Jawa timur serta ratusan sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ramaikan acara silaturahmi dan pengajian yang berlangsung di Basement Dome UMM, 18 Maret 2025 lalu.
Acara ini mengusung tema ‘Perempuan Berkemajuan Menuju Indonesia Emas’ dan menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Dra. Latifah Iskandar selaku Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah bidang Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) dan Ekonomi, serta Joane Hendrawati seorang CEO & Owner PT Kernel Indonesia Potential.
Joane Hendrawati membahas strategi dalam mengelola usaha dan memanfaatkan potensi ekonomi. Ia menjelaskan bahwa salah satu tantangan utama dalam dunia wirausaha adalah permodalan, yang tidak hanya berupa materi tetapi juga pengalaman. Selain itu, ia menyoroti aspek digitalisasi, inovasi, persaingan, tren pasar, serta pemasaran sebagai faktor penting dalam keberhasilan usaha.
“Bagi saya, legalitas usaha juga merupakan hal yang sangat penting, terutama dalam ekspor. Untuk menjadi eksportir, seorang pengusaha harus memiliki akta pendirian, Nomor Induk Berusaha (NIB), serta sertifikat kelayakan fungsi (compliance). Indonesia memiliki contoh beberapa potensi ekonomi tinggi seperti gedebok pisang. Jika kita mampu mengolahnya dengan sangat baik, maka akan memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Begitu juga rotan, rotan adalah berlian hijau Indonesia karena hanya Indonesia yang memiliki kualitas terbaik di dunia,” katanya.
Dalam hal itu, ia menegaskan bahwa orang Indonesia harus bangga menjadi orang Indonesia. Karena segala sesuatu yang ada di negeri ini memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di dunia internasional. Melalui acara ini, ia berharap dapat menjadi momentum penting bagi perempuan untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam membangun kesejahteraan sosial.
Di sisi lain, Dra. Latifah Iskandar membahas implementasi Risalah Islam Berkemajuan (RIB) di bidang kesejahteraan sosial. Ia menyampaikan bahwa RIB merupakan landasan bagi pemikiran, organisasi, gerakan, serta kehidupan global. Islam Berkemajuan, menurutnya, memiliki lima karakter utama, yaitu berlandaskan tauhid, bersumber pada Alquran dan As-Sunnah, menghidupkan ijtihad dan tajdid, mengembangkan wasathiyah (moderasi), serta mewujudkan rahmat bagi seluruh alam. Ia menegaskan bahwa semua poin tersebut merupakan satu kesatuan yang harus diterapkan secara utuh dalam kehidupan sosial.