MALANG (surabayapost.id) – Kasus covid-19 di Kota Malang terus bertambah. Untuk itu, Pemkot Malang menyiapkan anggaran sebesar Rp 37,310 miliar.
Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Sutiaji melalui Kabag Humas Kota Malang, Widianto Kamis (26/3/2020). Menurut dia mengacu pada pergerakan covid 19 di Kota Malang per 25 Maret 2020, dimana ada tambahan 1 (satu) PDP yang dinyatakan positif.
Berdasarkan kondisi tersebut kata dia, Pemkot Malang segera mengambil langkah langkah antisipasi. “Secara khusus pasien dimaksud merupakan pasien yang memang posisi sudah dalam pengawasan, dan baru keluar hasil laboratoriumnya yang menegaskan positif,” jelas di.
Di sisi lain terang dia, angka PDP yang dalam proses perawatan dan menunggu hasil lab juga bertambah. Pun demikian angka ODP (Orang Dalam Pantauan) juga meningkat dari hari ke hari.
“Artinya kita harus semakin waspada, dan diperlukan kesadaran dan tanggung jawab bersama kita semua. Karena untuk memutus mata rantai sebaran corona ini ya menghindari kontak secara langsung, melakukan social distancing, melakukan pekerjaan atau aktivitas di rumah, dan untuk sementara waktu diupayakan tidak bepergian ke luar kota bila memang tidak urgen, ” pesan Sutiaji.
Kini, Pemkot Malang juga makin mengetatkan jam operasional untuk semua aktivitas usaha. Semua harus sudah tutup pukul 20.00 wib, dan segera pulang serta tidak melakukan aktivitas sosial.
“Tentu ini akan memberikan satu dampak. Tapi semuanya untuk kepentingan dan keberlanjutan kita semua. Hari ini (26/3 /2020), kita telah rumuskan beberapa langkah antisipasi dan intervensi akan dampak dampak yang mungkin terjadi. Saya sudah minta kepada Pak Sekda untuk memangkas dan mengalihkan beberapa anggaran kegiatan, termasuk juga pemangkasan untuk perjalanan dinas agar dipergunakan dalam penanganan covid 19. Khususnya untuk melindungi warga yang terdampak secara langsung. Untuk itu semua, telah terproyeksi total anggaran sekitar Rp 37, 2 miliar. Didalamnya sudah termasuk angka alokasi pada Belanja Tidak Terduga sebesar Rp 2,150 M,” info Walikota Malang, Sutiaji.
Terpisah Wasto selaku Ketua Satgas Covid 19 Kota Malang yang juga Sekkota Malang, menginformasikan penambahan anggaran penanganan Covid 19 diperuntukkan dalam bentuk bantuan sosial kepada warga kota yang terdampak. Diantaranya seperti PKL, para penyandang disabilitas tuna netra yang selama berprofesi jasa refleksi (pijat), maupun warga rentan sosial dan miskin.
Selain hal itu, penambahan anggaran juga untuk mengantisipasi lonjakan kasus covid 19, yang berkonsekuensi terhadap kapasitas rumah sakit rujukan.
Pembahasan dan perumusan anggaran serta rujukan kegiatan yang akan disasar, juga menghadirkan dan melibatkan Ketua DPRD, Kejaksaan Kota Malang dan Polresta Malang. Dilakukan secara marathon, pada rapat awal digelar pada selasa 24 Maret 2020 dan berlanjut Kamis 26 Maret 2020 di ruang sidang Balaikota.
“RSUD akan kita siapkan untuk jadi rumah sakit rujukan, selain 4 yang sudah ditetapkan yakni RSSA, RST, RS Lavalette dan RS Panti Waluyo. Untuk rencana itu dialokasikan sekitar Rp 15 miliar, “info Wasto, usai memimpin jalannya rapat koordinasi.
Ditambahkan pula oleh pria penghobi renang dan lari ini, maka postur anggaran penanganan covid 19, terurai Rp 2,150 miliar dari BTT, sebesar Rp 9, 9 miliar bersumber dari Dinas Kesehatan
Itu kata dia dipergunakan antara lain untuk penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), pengadaan alat kesehatan dan penunjang Laboratorium Kesehatan, pengadaan unit SiCo dan bahan desinfektan.
Secara khusus, seperti diutarakan Wasto, Pemkot akan menginjeksi warga terdampak, dengan alokasi sebesar Rp 10, 260 miliar.
“Kita tidak tahu sampai kapan “badai” ini berlalu, semoga saja cepat usai. Karenanya, kemungkinan kemungkinan terjadi penambahan anggaran penanganan tetap kami antisipasi. Dan terus akan kami libatkan dan ajak bersama Dewan (Pimpinan), Kejaksaan (Kajari) maupun Polresta (Kapolresta),” imbuh Sekkota Wasto. (lil)
Leave a Reply