MALANG (SurabayaPost.id) – Nayumi Sam Tower Apartement (NSTA) melakukan investasi besar-besaran di Kota Malang, Jatim. Tahun ini investasi yang dikucurkan Rp 400 miliar untuk membangun dua tower apartemen dan satu hotel.
“Bisnis properti di Malang ini sangat menjanjikan. Potensinya luar biasa. Sebab setiap tahun dibutuhkan minimal 4000 kamar,” kata Direksi Komisaris Nayumi Sam Tower, Rusdi Basalamah, Rabu (7/8/2019),
Dijelaskan dia sesuai dengan hasil feasibility study (FS) yang dilakukan ada 46 ribu mahasiswa baru (Maba) masuk Malang tiap tahun. Mereka tersebar di berbagai perguruan tinggi di Malang.
Dari sejumlah mahasiswa baru tersebut, kata dia, ada sekitar 10 persen yang melalui jalur mandiri. Mereka –sekitar 4600 Maba– itu diyakini Rusdi Basalamah merupakan dari keluarga kelas menengah ke atas.
Rusdi Basalamah yakin mereka membutuhkan tempat hunian yang layak dan nyaman. Makanya tegas dia, dibutuhkan sekitar 4000 kamar untuk tempat tinggal mereka.
Dia juga optimistis bila persaingan bisnis properti –khususnya di Malang– akan terus melaju pesat seiring berjalannya waktu. Sehingga kata dia, Malang ini mulai dilirik investor besar.
Menurut dia banyak proyek investasi yang saat ini terbangun di Malang. Bahkan pelaksananya juga ada dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Wijaya Karya (WK). “Itu karena iklim investasinya bagus dan baik,” bebernya.
Ditegaskan dia bila potensi Malang itu tak hanya karena jumlah mahasiswa yang masuk tiap tahun lebih 46 ribu orang. Namun juga banyaknya kunjungan wisatawan ke Malang Raya tiap akhir pekan.
Meningkatnya kunjungan wisatawan tersebut menurut dia tak lepas dari tol yang membentang antara Malang dan Surabaya. “Perjalanan lewat tol hanya satu jam,” jelas dia.
Kondisi potensi dan iklim tersebut kata dia yang membuat bisnis properti menggeliat. Apalagi, kata dia, Pemkot dan dewan serta masyarakat Kota Malang sangat mendukung. Sehingga banyak investor yang investasi di Malang.
“Ya termasuk NSTA yang sudah merambah Malang. Kini NSTA sudah dalam proses membangun dua tower dan satu hotel,” kata dia.
Dua tower itu adalah Tower Yello dan Tower Red. Selain itu juga membangun hotel Harris yang lokasinya sekitar 100 meter dari Universitas Brawijaya dan kampus Politeknik Negeri Malang (Polinema).
Menurut dia semua persyaratan dan proses perizinannya sudah diurus sesuai ketentuan Perda. Dia berharap akhir Agustus 2019 ini semua masalah perizinan sudah klar.
“Kalau perizinan kita mengacu pada aturan Perda. Ya semoga saja semuanya cepat klar. Sehingga September 2019 ini pembangunannya sudah bisa dimulai,” kata dia.
Sesuai rencana, kata dia, pembangunan dua tower itu memiliki ratusan kamar. Ratusan kamar itu kata dia sudah banyak yang laku alias terjual.
Jumlah kamar yang laku itu disebutkan sekitar tiga ratusan lebih. “Itu susah laku sekitar 38 persen. Ya mengalami peningkatan sekitar 12 persen dibandingkan sebelumnya, ” jelas dia.
Para pembeli itu, kata dia, 51 persen berasal dari Jawa Timur. Sedangkan sisanya merata mulai dari Jabar, Jateng hingga luar Pulau Jawa, termasuk Kalimantan, Sulawesi dan.lainnya
Karena itu dia berharap kondisi investasi –khususnya property– terus membaik di Malang. Sehingga pertumbuhan ekonomi masyarakat juga meningkat. (lil)
Leave a Reply