MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Ketua Komisi B DPRD Kota Malang, Bayu Rekso Aji, menyoroti rendahnya realisasi belanja daerah hingga akhir Oktober 2025 yang baru mencapai sekitar 61,5 persen dari total anggaran. Menurutnya, capaian tersebut tergolong rendah untuk periode sepuluh bulan berjalan, karena idealnya sudah berada di kisaran 75 hingga 80 persen.
Bayu menilai lambatnya penyerapan anggaran akan berdampak langsung terhadap efektivitas pembangunan di lapangan. “Serapan yang rendah menunjukkan pelaksanaan program dan kegiatan masih belum optimal. Padahal kita sudah di penghujung tahun anggaran,” ujarnya, Senin (3/11/2025).
Selain itu, Bayu juga menyoroti risiko proyek infrastruktur di musim hujan. “Banyak proyek fisik yang baru dikerjakan menjelang tutup tahun. Akhirnya dikejar waktu, terganggu cuaca, dan hasilnya tidak maksimal. Ini masalah klasik yang seharusnya bisa diantisipasi sejak awal,” tegasnya.
DPRD Kota Malang meminta agar Pemkot segera melakukan evaluasi dan langkah percepatan. “Kami berharap ada langkah konkret untuk mempercepat realisasi, terutama pada sektor-sektor yang bersentuhan langsung dengan masyarakat seperti infrastruktur, perdagangan, dan UMKM,” ujarnya.
Bayu juga menegaskan bahwa DPRD akan terus melakukan fungsi pengawasan dan pengendalian anggaran. “Kami ingin memastikan setiap rupiah uang rakyat benar-benar digunakan dengan efektif dan tepat waktu. Jangan sampai anggaran besar, tapi manfaatnya belum benar-benar dirasakan oleh warga Kota Malang,” pungkasnya. (lil).
