Kota Malang Masuk Nominator Kota Kreatif Berkat Aplikasi dan Game

Wali Kota Malang Sutiaji kala menguraikan soal obsesi Kota Malang menjadi Kota Kreatif.
Wali Kota Malang Sutiaji kala menguraikan soal obsesi Kota Malang menjadi Kota Kreatif.

MALANG  (SurabayaPost.id) –  Kota Malang masuk nominator 10 besar Kota kreatif di Indonesia. Itu setelah Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf) Indonesia memasukkan kota role model kota kreatif ini sebagai salah satu nominator dari 347 kabupaten/kota di seluruh persada nusantara.

Seperti yang dilansir dari laman Web milik BeKraf, ada 347 daerah  yang tergabung sebagai kota/kabupaten kreatif. Terseleksi 55 kabupaten/kota yang lolos dalam uji petik. Setelah itu terpilih 10 kabupaten/kota yang masuk nominasi dalam penentuan penilaian akhir di Jakarta pada 18 Juni 2019.

Di antara 10 kota/kabupaten itu meliputi Kota Malang, Kota Palembang, Kabupaten Majalengka, Kota Semarang. Selain itu  Kabupaten Rembang, Kota Surakarta, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Balikpapan, Kabupaten Gianyar dan Kota Denpasar.

Yang menarik dan berbeda dibanding daerah lain, Kota Malang masuk nominasi pada subsektor aplikasi dan game. “Ini baru pertama dan satu satunya,”  kata Loli Amalia Abdullah, Tim PMK3I Deputi Infrastruktur BeKraf saat melakukan pertemuan dengan 4 aktor ekonomi kreatif (komunitas kreatif, OPD, Akademisi dan pelaku bisnis) di Ivory room hotel Atria, Kamis  (13/6/2019).

Dijelaskan dia bila daerah-daerah lain kebanyakan bergerak pada subsektor kuliner, kriya atau fashion. “Kota Malang sangat spesifik dan kekinian, tentu ini jadi poin tersendiri,” ungkap dia.

Menurut dia, komitmen membangun ekonomi kreatif tertuang secara tegas dalam salah satu misi Kota Malang. Itu kata dia, telah dipayungi dalam peraturan daerah (Perda).

Malanya, kata dia, tanggal 18 Juni 2019 akan dilakukan tahap finalisasi penilaian melalui paparan di Jakarta oleh masing-masing  Kepala Daerah. Pemaparan itu dilakukan di hadapan Tim Juri. Setelah itu akan ditetapkan empat role model kabupaten/kota kreatif Indonesia.

Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan bila sangat berkomitmen untuk menjadikan Kota Malang sebagai kota kreatif. Sehingga membuat Perda khusus untuk itu.

“Hal tersebut memperlihatkan keseriusan kami (Pemkot) dalam mengarusutamakan sektor ekonomi kreatif sebagai tulang punggung pembangunan daerah. Karenanya atas kepercayaan untuk menjadikan Kota Malang sebagai daerah unggulan, tentu akan menjadi pemicu sekaligus pemacu untuk terus menguatkan pertumbuhan sektor ekonomi kreatif dan khususnya potensi potensi pelaku bidang game dan aplikasi,” papar  Sutiaji.

Dia  juga berkeyakinan, tumbuh kembang secara subur komunitas dan pelaku game developers  itu akan menjadi salah satu solusi menekan angka pengangguran terbuka di kota Malang. “Kami optimistis itu bisa,” katanya.

Hal yang sama juga diutarakan Loli Amalia, jika  tingkat pengangguran terbuka di Kota Malang cenderung dikontribusi oleh (lulusan) perguruan tinggi yang tidak kembali ke daerahnya.  Mereka menetap serta beraktifitas di Kota Malang.

Keberadaan ekonomi kreatif khususnya komunitas start up dan atau game developers diyakini dia mampu mewadahi para sarjana dari berbagai disiplin ilmu itu. “Karena bicara aplikasi, bicara game itu tidak hanya bicara IT tapi juga ada pelibatan aspek psikologi, aspek manajemen, aspek seni serta yang lainnya. Sehingga ke depan sektor ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game di Kota Malang mampu menjadi rujukan ideal, “demikian imbuh Loli. (lil)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.