BATU ( SurabayaPost.id ) – Pengadaan belasan kursi di Kantor DPRD Kota Batu tahun anggaran 2019 ditolak kalangan dewan. Sebab, kualitas kursi – kursi tersebut diragukan.
Makanya beberapa anggota DPRD, Minggu (29/12/2019) tak mau menerima kursi tersebut. “Kualitasnya jelek,” kata anggota DPRD Kota Batu yang minta identitasnya tak disebutkan.
Menurut sumber ini, paket pengadaan itu berupa belasan kursi dan meja. Itu terbagi satu kursi berukuran panjang dan dua kursi lagi berukuran pendek serta satu meja.
“Itu harganya Rp 11.250 Juta, artinya saya menilai selain kualitasnya kurang bagus dan terlalu mahal. Jadi sebagian besar rekan di dewan menolak adanya meja dan kursi itu,” kata sumber ini.
Menurut, penolakan itu dilakukan bukan karena kalangan dewan manja atau rewel. Namun, kata dia, di gedung dewan yang terhormat tersebut, sudah saatnya bersih – bersih agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Mengingat masalah yang sedang ditangani di Polres Batu terkait dugaan anggaran publikasi di media, sekarang lagi berjalan proses hukumnya. Jadi agar tidak sampai terulang kembali hal yang tidak baik itu, meski masih dalam dugaan,” ungkapnya.
Dengan begitu, lanjut dia, harus hati-hati. Termasuk yang terkait pengadaan paket kursi di ruangan 7 fraksi dan di beberapa yang lainnya.
Saat disinggung terkait anggaran publikasi yang sedang ditangani di Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polres Batu, seperti apa dia mempersilahkan untuk menelusurinya. “Ya monggo rekan – rekan media tanyakan langsung di penyidik,” jelas dia.
Dia menjelaskan bila ada beberapa rekan- rekan media yang mengaku dimintai keterangan Polres. “Bahkan tanda tangannya terindikasi ada yang dipalsu termasuk besaran penerimaan uang kerjasamanya di Sekwan,” timpalnya.
Sementara itu, Sekretaris DPRD Kota Batu selaku leading sektor pengadaan belasan paket kursi di kantor dewan, Balok Yudono, saat dikonfirmasi tidak membantah. “Ya pengadaan itu di bidang saya. Semuanya 14 paket dan warnanya merah hati. Itu pengadaan tahun 2019 ini,” ngakunya.
Saat ditanya berapa anggarannya pengadaan belasan paket kursi dan per paketnya berapa nilainya, sayangnya Balok mengaku lupa.
“Waduh saya lupa anggarannya. Catatannya di kantor,” kelit Balok. Meski begitu, Balok membantah kalau DPRD menolak. Menurutnya hanya sebagian ada yang tidak suka model dan warnanya.
Saat disinggung terkait kualitasnya yang kurang baik dan harganya mahal, dia juga membantah. “Ah, tidak itu belinya sesuai e katalog. Jadi kalau kemahalan dan kualitasnya tidak bagus, saya kira tidak,” dalih Balok (Gus)
Leave a Reply