BATU (suravayapost.id ) – Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Batu sayangkan pembangunan Pasar Sayur Kota Batu .Meski pembangunannya menelan anggaran Rp 5 miliar dari APBD Kota Batu minat dari para pedagang untuk menempati terkesan masih minim.
Hal tersebut disampaikan Ketua Kadin Kota Batu Endro Wahyu, Kamis (20/3/2020). Menurut Endro Wahyu yang sapaan akrabnya Abah Hendro ini, pemerintah selain dinilai tidak punya perencanaan yang jelas, dan terindikasi pula sebelumnya tidak melakukan sosialisasi pada para pedagang dengan cermat.
“Dari sejumlah ratusan los yang dan kios yang tersedia di area bangunan pasar sayur yang baru.Ternyata diketahui hanya puluhan pedagang saja yang menempati. Tragisnya lagi diketahui pula hanya beberapa jenis sayuran saja yang tersedia,” seru Abah Hendro.
Selain itu, lanjut dia kalau sebelum nya pasar sayur tersebut dideklarasikan bakal menjadi patokan pasar terbesar yang ada di wilayah Jawa Timur, itu diyakini hanya sebatas isapan jempol belaka.
“Mana mungkin akan jadi pasar yang berkelas dan akan menjadi patokan di Jatim. Sekarang saja bisa dilihat minat pedagangnya saja kurang, apalagi minat dari wisatawannya,” kata dia.
Itu artinya terang dia keberadaan pasar sayur tahap dua tersebut tak ubahnya seperti keberadaannya pasar sayur yang pertama. “Meski menelan anggaran miliaran rupiah tapi tak membuat gregetnya para pedagang maupun minat pengunjung,” sindirnya.
Sementara itu, pedagang sayur ,Oyeek , membenarkan terkait jumlah penghuni los dan kios yang belum.masuk. Sebab dari 265, sejak peresmian penempatan baru 60 pedagang yang susah menempati.
” Kuncinya kios juga sudah diserahkan semua kepada para pedagang.Disinggung terkait minat pedagang yang lainnya masih minim. Yang masih belum masuk, dimungkinkan para pedagang yang lama – lama itu masih bingung kalau menempati mau jual apa dan sebagainya,” kata Oyeek.
.Artinya, lanjut Oyeek mereka masih berangan angan karena belum punya perencanaan mau berjualan apa.Itupun kata dia ,yang punya SK mau berjualan apa ,menurutnya masih kuatir dan berfikir lagi, untuk itu.
“Sekarang yang aktif sejak diresmikan penempatan kemarin ada sejulah 60 orang pedagang.Sedangkan para pedagang yang lama mau jualan apa masih ragu orangnya,” jelasnya.
Oleh karena itu, Oyeek berharap los maupun kios bisa segera terisi semuanya. Sehingga 265 los dan kios tersebut tak ada yang kosong.
Selain itu ,ia berharap kepada para pedagang yang lama agar segera menempati. Mereka juga diminta membawa dagangannya masuk pasar.
“Seperti wortel ,gobis dan sayur sayuran yang lainnya.Tujuannya supaya pedagang – pedagang yang datang ( tengkulak) agar segera masuk kesini. Kalau masih seperti ini tengkulak tidak akan mau datang kesini,” tegasnya.
Karena tegas dia, pedagang belum komplit. Menurut dia, dari 60 pedagang yang sudah aktif hanya ada beberapa jenis sayuran saja yang ada.
” Hanya sayuran sawi, bawang putih bawang merah serta kentang.Sementara itu saja yang tersedia.Jadi saya berharap pedagang yang lain segera menempati los maupun kios – kios yang sudah tersedia. Agar pasarnya rame dan banyak pilihan sayur mayurnya,” harapnya.
Dengan begitu harap dia, pedagang yang lama bisa segera mengisi sayuran sejenis kubis, wortel dan lainnya.
“Kami sangat berharap kepada mereka bisa segera beraktifitas ke pasar sayur lagi,” mintanya.
Selanjutnya ditambah oleh Ibu Sunami, dari warga Desa Punten, Kecamatan Bumiaji ,Kota Batu.Menurut Sunami sebagian rekan – rekannya masih berjualan di pasar sayur Karangploso, wilayah Kabupaten Malang.
“Biasanya agak sore datang kesini selepas berjualan dari pasar sayur Karangploso,” pungkasnya (Gus)
Leave a Reply