MALANG (SurabayaPost.id) – Pemkot Malang menggelar festival Mbois keenam kalinya, Senin (22/11/2021). Festival untuk meningkatkan ekonomi di Kota Malang itu digelar secara hybrid karena pandemi Covid-19 masih mengancam masyarakat
Kegiatan yang digelar Pemkot. Malang melalui Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang itu mengandeng Malang Creative Fusion (MCF) dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Malang. Festival itu dilaksanakan di Indigo Space Malang, Jalan Jendral Basuki Rahmat, Kota Malang.
Wali Kota Malang, Sutiaji lewat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang Dwi Rahayu mengatakan bila ekonomi kreatif merupakan denyut nadi ekonomi Kota Malang. “Itu karena Malang memiliki industri kreatif berkelas dunia di era digital saat ini,” kata dia saat memberikan sambutan dalam acara tersebut.
Turut hadir di acara tersebut Ketua Dekranasda Kota Malang, Widiyawati. Dia mengatakan jika Sumber Daya Manusia (SDM) untuk ekonomi kreatif di Kota Malang sangat luar biasa..
Menurut dia, itu sudah terbukti di dalam industri kreatif. Makanya, dalam kegiatan yang spektakuler itu mengandeng Tokopedia.
Tujuannya, tegas dia, untuk memasarkan produk UMKM dan IKM yang ada di Grand Show festival MBOIS ke-6 tersebut. Sehingga, produk mereka bisa laku melalui dunia maya.
‘Untuk itu, Pemerintah hadir di sini. Ya untuk memfasilitasi itu semua. Misalnya, salah satunya kita membuat pelatihan. Lalu kita membuat produk itu sendiri, pemerintah hadir membuat fasilitas, packaging yang bagus, bagaimana pemasarannya secara online. Alhamdulilah hari ini bisa mengandeng Tokopedia untuk mempublish produk-produk dari UMKM, IKM di Kota Malang ini,” tutur dia.
Menurut Widiyawati, kreasi yang out of the box sangat dikagumi pasar. Salah satu contoh yang disebut yakni produk yang tercipta dari bahan dasar daur ulang. Misalnya, seperti tas berhias sumbu kompor, dan kalung yang terbuat dari bekas kaleng.
“Jadi, kreativitas tanpa batas seperti ini menghadirkan nilai tambah ekonomi berlipat. Sehingga produk-produk tersebut menjadi kebanggaan Kota Malang,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Diskopindag Kota Malang, Muhammad Sailendra menjelaskan jika festival Mbois kali ini mengangkat simbol topeng gunung Sari dari Panji Malangan. Itu digabungkan dengan VR Glass sebagai simbol perpaduan budaya dan teknologi di era globalisasi.
Perlu diketahui Gunung Sari sendiri merupakan salah satu tokoh ksatria Jawa. Menurut dia, tokoh tersebut patut dijadikan panutan.
“Makanya, acara ini mengeksplorasi filosofi tersebut. Itu kita wujudkan dalam kolaborasi kekayaan kreatif Malang dan Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Maju,” tutur Sailendra.
Sementara itu, Koordinator Malang Creatif Fusion Vicky Arief menambahkan jika festival Mbois ke-6 kali ini pertama kali digelar secara hybrid. Sebab tahun 2020 lalu digelar full online. Sebelumnya bahkan full offline.
“Tahun ke-6 kali ini memang berbeda karena situasi pandemi Covid-19. Kita pun juga ada pembatasan, akhirnya kita gunakan konsep hybrid. Yakni daring dan luring,” imbuhnya.
Dibutuhkan dia bahwa pada masa pandemi Covid-19 kali ini tidak menyurutkan semangat panitia Mbois untuk mensukseskan kegiatan tersebut. Terlihat panitia menunjukkan kemampuan maksimal saat menyiapkan kegiatan yang berjalan cukup meriah itu.
“Pada tahun ini yang menarik soal isu pemulihan ekonomi nasional. Salah satunya adalah Malang pulih melalui suatu kegiatan yaitu live shoping. Harapannya bagaiama UMKM itu tidak dirumitkan dengan bagaimana mereka menjual produk, tapi dibantu banyak influencer dari temen-temen media dan banyak lagi dengan live shoping,” tutur Vicky.
Karena itu, Festival Mbois kali ini turut diramaikan dengan sejumlah rangkaian kegiatan. Itu mulai dari Creative Talk, Malang Mbois Pillow Festival 2021, Mbois Live Shopping, dan Mbois Playlist.
“Semuanya digelar untuk mewadahi peran dan apresiasi bagi insan kreatif dari 17 subsektor ekonomi kreatif di Kota Malang. Sehingga terasa benar-benar meriah,” pungkasnya. (Lil)
Leave a Reply