TULUNGAGUNG (SurabayaPost.id) – Upaya mengatasi kejenuhan siswa saat pandemi, SMA Negeri Luar Biasa (SLB) mengembangkan sayuran hidroponik. Alhasil, selain memperoleh vitamin D dengan berjemur siang hari, orderan sebelum dipanen pun juga sudah mengantri.
Kepala SLB C Negeri Tulungagung, Suroto mengakui hal itu, Selasa (26/1/2021). Dia mengatakan, dimasa pandemi covid 19, terdapat 3 penerapan metode belajar yang diperbolehkan.
“Pertama melalui metode home visite. Kedua adalah daring dan metode tatap muka dengan jumlah terbatas,” ucap Suroto.
Namun, untuk memaksimalkan pendidikan, SLB C Negeri Tulungagung lebih memilih metode home visite.
“Melalui sistem ini, guru kelas berinteraksi langsung dengan pihak keluarga siswa, sehingga mengetahui potensi kegiatan ekstra,” ujarnya.
Alhasil, upaya mengurangi rasa kejenuhan siswa luar biasa mulai digencarkan dengan cara melakukan budidaya tanaman hidroponik.
“sebelumnya, para siswa telah dibekali pemanfaatan tanaman hidroponik di halaman sekolah,” jelasnya.
Sehingga, para guru dapat dengan mudah mengaplikasikan di halaman rumah masing-masing siswa.
“Tujuan utamanya adalah agar para siswa bisa memperoleh asupan vitamin D dari sinar matahari tanpa selalu rutin mengingatkan,” terangnya.
Namun, setelah tanaman hidroponik tersebut berkembang biak hingga mendekati masa panen, sejumlah orderan dari calon pembeli telah antri menunggu.
“Sayuran yang dikenal organik tersebut meliputi sawi, kangkung dan selada yang dijual 2,500 per ons,” sebutnya.
Sementara itu, jumlah siswa SMA Negeri Luar Biasa Tulungagung saat ini mencapai 30 siswa.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Tulungagung-Trenggalek, Solikin mengapresiasi penuh upaya guru dalam mengurangi tingkat kejenuhan siswa.
“Masa pandemi ini metode tersebut patut dicontoh, agar tingkat kejenuhan siswa dapat terobati melalui kegiatan positif,” tuturnya.
Ia berharap, semua guru terus berjuang demi masa depan anak bangsa, meski pandemi covid 19 belum berakhir. (Zainul Fuad)
Leave a Reply