MALANG (SurabayaPost.id)–Pelajari kelemahanmu, akui kelemahanmu, petakan kelemahanmu, maka isi kelemahan itu dengan tim yang dapat mengisi kelemahanmu itu agar menjadi keunggulan.
” Sayangnya banyak pemimpin, bos perusahaan yang gagal, kadang tidak memahami kelemahannya, kalaupun paham tapi tidak mau mengakui. Akibatnya langkahnya gagal, bisnisnya gagal, karena aslinya lemah tapi merasa kuat. Tidak bisa tapi merasa bisa,” tegas Yusron Aminulloh, CEO DeDurian Park.
Hal itu menjadi bahan Diskusi dan kajian spirit gemilang di Camp King Sulaeman pimpinan Coach Dr Fahmi, Selasa petang (24/5) di Malang dan menampilkan Guest Speaker Yusron Aminulloh, CEO DeDurian Park, ustadz Anas Yunus, Coah Salim Suharis dan Puncak keilmuan oleh Coach Dr. Fahmi.
Pada bagian lain, Yusron Aminulloh, yang juga Wakil Ketua Ikatan Saudara Muslim (ISMI) Jawa Timur itu menegaskan, bahwa ilmu, teori wajib dikuasai seorang pemimpin, termasuk pemimpin perusahaan.
” Tapi yang legih utama dia wajib ahli aplikasi, eksekutor atas sebuah kebijakan. Bahwa kelemahan dirinya sebagai pemimpin bisa diisi oleh staf, tapi pemimpinnya harus menguasai ilmu dasar. Ilmu eksekusi, sehingga tidak akan mudah “diakali” anak buahnya,” tambah Yusron.
Sementara pada sesion sebelumnya, Coach Salim Suharis mengajak peserta kajian untuk memahami pemikiran Imam Ghozali soal leadhersip. Sedang ustadz Anas Yunus mengurangi kepemimpinan KH Ahmad Dahlan.
Puncak kajian diberi “stabilo” tebal oleh Tuan rumah, Coach Dr Fahmi, bahwa tidak ada waktu untuk tidak bergerak. Tidak ada waktu menunda.
” Kalian wajib menang. Tidak boleh kalah. Memalukan. Kalau kalian tidak malu. Saya yang malu,” tegas Guru utama para pebisnis dan politisi di Indonesia. uki
Leave a Reply