MALANG (SurabayaPost.id) – Produsen pupuk PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) bersama Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Banyuwangi menggelar panen perdana Demonstration Plot (Demplot) Kemitraan Pertanian. Program ini adalah bentuk dukungan terhadap Ketahanan Pangan Nasional, sekaligus mendorong kesejahteraan petani melalui peningkatan hasil produksi.
Kegiatan yang dilaksanakan di lahan pertanian milik Ketua KTNA Banyuwangi Michael Edy Hariyanto, di Dusun Krajan, Desa Bubuk, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi tersebut, dihadiri General Manager (GM) Pemasaram PSO Pupuk Kaltim M. Yusri dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Dalam sambutannya, Yusri menyampaikan bahwa program Kemitraan Pertanian Berkelanjutan adalah program pro kesejahteraan kaum petani hasil kerja sama Pupuk Kaltim bersama Ketua KTNA Banyuwangi, yang juga Wakil Ketua DPRD setempat dengan melibatkan pemerintah daerah melalaui Dinas Pertanian, pihak swasta sebagai offtaker. “Harga hasil panen petani sudah ditentukan di awal melalui pihak swasta, dengan harga yang lebih menguntungkan para petani,” katanya, pada Sabtu (11/7/2020).
Karena itu, Yusri mengimbau petani untuk mengubah pola pikir dengan tak lagi menganggap pertanian hanyalah aktivitas bercocok tanam, namun lebih mengedepankan sisi bisnis yang menguntungkan. “Petani akan diberi bimbingan dan pendampingan tentang pola pengelolaan serta pemupukan. Sat petani mengalami kendala modal, kita menggandeng perbankan untuk bisa memberikan KUR (Kredit Usaha Rakyat),” cetus Yusri.
Ketua KTNA Banyuwangi Michael Edy Hariyanto menuturkan bahwa ada peningkatan produktivitas panen dari sebelumnya 6 ton per hektare menjadi 8,8 ton per hektare. Penggunaan pupuk berimbang menjadi langkah penting untuk meningkatkan hasil panen. Michael mengatakan Pupuk Kaltim telah menyarankan distributor dan kios pupuk di Banyuwangi untuk menyediakan pupuk organik selain pupuk kimia.
Program Pertanian Terpadu tahap awal ini dilakukan pada lahan seluas 4 hektare. Pada tahap pemupukan dasar, lahan demplot diberi produk Ecofert yang merupakan produk hayati dari Pupuk Kaltim. Adapun tahap pemupukan lanjutan, tanaman di dalam demplot diberi pupuk Urea dan NPK Pelangi 16-16-16. Hasilnya, peningkatan produksi yang cukup signifikan karena naik dari 6 ton per hektare menjadi 8,8 ton per hektare. “Rencananya, program lanjutan akan diteruskan pada sawah yang ada di sekeliling demplot. Tujuannya agar petani dapat menikmati hasil panen yang lebih menguntungkan,” terang Yusri.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengapresiasi program Kemitraan Pertanian Berkelanjutan kerja sama Pupuk Kaltim bersama KTNA serta kemitraan dengan perbankan dalam permodalan petani. “Kami minta Kepala Dinas Pertanian untuk ikut mendorong suksesnya program ini, termasuk dengan melibatkan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) untuk turut menjadi peserta program,” terangnya.
Pemerintah kabupaten berharap program ini dapat terus diperluas, sehingga mendukung program ketahanan pangan nasional. (aii)
Leave a Reply