Nawakarsa dan Rekam Jejak Kepemimpinan Transformatif

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) dan Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah (Ning Min) membuktikan program Nawakarsa pantas dipertahankan dan ditingkatkan keberlangsunganya. Capain program yanh dinilai fonomenal ini mendapat reaksi pujian dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya melalui Prof Dr Suparto Wijoyo SH, M.hum Wakil Direktur Bidang Riset Pengabdian Masyarakat Digitalisasi dan Internasionalisasi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Pakar hukum lingkungan ini memberikan apresiasi kepada Bupati milenial ini. Prof Suparto sapaan akrabnya menyampaikan, Nawakarsa adalah sebuah ide dan gagasan yang mencerminkan suatu kepemimpinan transformatif. Pemimpin muda yang berkecerdasan yang memiliki visi inovasi memanfaaatkan kemajuan tehnologi menikmati era digitalisasi.

“Dengan Nawakarsa, Gresik menampilkan awarding yang berbeda dengan daerah lain. Awarding ini (Nawakarsa) adalah sebuah penghargaan yang memberikan motivasi besar sehingga desa-desa punya kreativitas, mengeluarkan inovasi, memanfaatkan tehnologi dan akan memiliki basis-basis digital yang bagus,” kata Prof Suparto saat memberikan komentarnya tentang program Nawakarsa dan Nawakrsa Award sebagai pelecut pembangunan desa yang berkemajuan yang digagas oleh seorang pemimpin muda.

Ditegaskan Prof Suparto, dengan program Nawakarsa yang mampu di eksekusinya mengukuhkan Gresik memiliki pemimpin muda yang memiliki dedikasi perubahan. “Nawakarsa adalah jalan baru perubahan yang dihembuskan oleh pemimpin yang memberikan jejak karakter kepemimpinan transformatif,” tandasnya.

“Dan kami bangga, karena Gus Yani adalah alumni Unair. Tentu membanggakan, karena Nawakarsa adalah gagasan kepemimpinan transformatif tentu gagasan cerdas seorang pemimpin muda. Selamat atas Nawakarsa Award sukses,” imbuhnya. Dari program Nawakarsa hampir seluruh kebutuhan masyarakat yang bersifat umum terasentuh. Uatamanya adalah kebutuhan siap siaga pelayanan pemerintah sudah tercakup semuanya. “Kesempurnaan hanya milik Allah. Apalagi hanya punya waktu 3,5 tahun. Butuh satu periode lagi soal infrastrutur jalan yang saat ini sudah dimulai makan satu periode lagi insya Allah kebutuhan infrastruktur jalan tuntas,” pungkasnya.

Apresiasi dari Univitas ternama di Indonesia itu tentu bukan tanpa alasan. Nawakarsa yang digagas tiga tahun lalu bisa diungkapkan, bahwa program Nawakarsa bukan hanya slogan pencitraan, selebaran kosong yang betebaran diberbagai sudut-sudut kantor desa dan kecamatan. Dua pemimpin dari keluarga santri ini sukses melaksanakan janjinya meski di era kepemimpinan keduanya tidak lepas dari kritik berbagai pihak. Nawakarsa diambil dari intisari Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati ‘Mewujudkan Gresik Baru Yang Mandiri, Sejahtera, Berdaya Saing dan Berkemajuan Berlandaskan Akhlakul Karimah’.

Tidak mengherankan jika kedua pemimpin itu memiliki slogan agamis dan Islami. Gus Yani adalah putra dari Haji Nur Cholis yang menikah dengan Nurul Haromaini putri dari KH Agus Ali Masyhuri (Gus Ali) kiai kondang asal Sidoarjo pemangku Pondok Pesantren Bumi Sholawat, sedangkan Ning Min adalah putri dari KH Ahmad Muhammad al-Hammad, pemangku Pondok Pesantren Qomaruddin tahun 1982 -2013 Kecamatan Bungah, Gresik.

Dari visi misi tersebut kemudian diambil intisarinya melahirkan program kerja Bupati dan Wakil Bupati selama satu periode yang hanya 3,5 tahun saja, karena pemotongan atau pengurangan masa jabatan transisional atau sementara dan sekali terjadi (einmalig) demi terselenggaranya pemilihan serentak nasional pada 2024. 3,5 tahun adalah waktu yang cukup pendek untuk merealisasikan program Nawakrsa tersebut.

Bergulirnya waktu Nawakarsa yang hampir berumur 3 tahun diringi dengan kesunggugan dan kematanganya program dan gagasan pemimpin Kota Santri ini menjelma menjadi Nawakarsa Award yang melibatkan hampir seluruh komponen mulai dari pemerintah sesa hingga kecamatan. Dan lahirlah Nawakarsa Award pertama yang di gelar oleh Dinas Komunikasi dan Informasi Pemkab Gresik di Wahana Ekspresi Pusponegoro ( WEP) di Jaksa Agung Suprapto. Maujud-nya program Nawakarsa, dalam pengamatan rentang waktu 3 tahun terakhir ini penggagasnya (Fandi Akhmad Yani) ‘gaspol’ agar program yang ia janjikan bersama Aminatun Habibah atau Bu Min Wakil Bupati Gresik benar benar terwujud meski menantu KH Agus Ali Masyhuri (Gus Ali) ini hanya memiliki waktu 3,5 tahun memimpin Gresik diperiode pertamanya. Karena, bukan hal mudah bagi Gus Yani sapaan akrabnya untuk merealisasikan keinginanya mensejahterakan masyarakatnya melalui program Nawakarsa. Ia dihadapkan dengan waktu yang singkat, serta menghadapi berbagai kepala OPD yang memiliki latar belakangnya bukan urusan mudah. Ditambah pengalaman dipemerintahan yang masih minim diawal ia memimpin Gresik juga “PR” yang harus ia kejar agar dirinya memahami dinamika pemerintahan adalah hal baru bagi pria yang mengawali karirnya melanjutkan usaha keluarganya itu.

Harus diakui, program Nawakarsa menjadi rekam jejak pemimpin muda di Gresik dengan waktu masa jabatan yang singkat, tetapi mampu mengeksekusi program yang tidak semua daerah punya. Gus Yani sukses menyatukan keberagaman karakter pemerintahan desa dengan program Nawakarsa dengan hirarki yang ada. Membuat program itu mudah, kata banyak pakar. Tetapi untuk merealisasikanya jauh kebih sulit dari kemudahan itu sendiri. Untuk mengekaekusi program Gus Yani harus menyingkronkan seluruh elemen pemerintahan ditingkat desa atau kelurahan dengan kecamatan dan pemerintah tingkat kabupaten. Tentu meski tidak semua kepala desa memiliki kesadaran bahwa membangun butuh keselarasan dan ihtiar bersama. Ada 330 desa dan 26 kelurahan yang harus di satukan frekwensinya oleh pemimpin muda ini.

Salah satu triger yang dibangun untuk memicu program, Bupati milenial ini melombakan program Nawakarsa bertajuk “Digital Nawakarsa Award” yang di ikuti 330 desa dan 26 kelurahan. Program pertama yang dilombakan adalah Nawakarsa Gresik AKAS atau Amanah, Kolaboratif, Antisipatif dan Sigap. Lomba digital Nawakarsa Award desa SIAP diselenggarakan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP), Senin (28/8).

Dalam ajang itu penerima Nawakarsa Award desa SIAP adalah juara I kategori ide kreatif dan inovasi desa diraih Desa Sukomulyo Kecamatan Manyar. Juara II Kelurahan Gending Kecamatan Kebomas juara III Desa Ngampel Kecamatan Balongpanggang. Kemudian kategori desa digital (Website terbaik) juara I diraih Desa Leran Kecamatan Manyar, juara II Desa Ngawen Kecamatan Sidayu sedangkan juara III diraih Desa Tenaru Kecamatan Driyorejo. Selanjutnya, kategori Vlog pelayanan desa digital inklusif (kreasi konten terbaik) diraih Desa Dadap Kuning Kecamatan Cerme, Kemudian Vlog konten parodi terbaik diraih Desa Balongpanggang Kecamatan Balongpanggang dan Vlog like terbanyak diraih Desa Ngampel Kecamatan Balongpanggang. “Dengan adanya website desa SIAP di tiap desa/kelurahan akan memudahkan masyarakat dalam memperoleh pelayanan publik digital,”ungkap Gus Yani dalam sambutanya.

Melalui digitalisasi desa SIAP tidak ada lagi kendala terkait pelayanan dasar tingkat desa. Baik bantuan sosial, kesehatan, surat menyurat yang diperlukan masyarakat desa bisa diakses melalui desa SIAP. “Pelayanan persuratan di desa/kelurahan dapat dilakukan kapanpun, selama 7 hari 24 jam. Tanpa harus menunggu kehadiran kepala desa/kelurahan ada di tempat. Bisa dilakukan dimana saja melalui perangkat handphone tanpa harus datang langsung ke desa/kelurahan, “beber Gus Yani.
Ia menegaskan, Nawakarsa adalah sembilan langkah pembangunan. Pertama membangun pelestarian lingkungan. Menantu Gus Ali ini juga memberikan fakta bahwa saat ini Jakarta sedang dilanda polusi, karena banyak faktor yang melilit Kota Jakarta. “Alhamdulillah Gresik udaranya masih bisa dikendalikan. Karena Lingkungan hijau masih kita jaga. Kita sudah punya alat pengkonrol udara. Dan saya selalu mengingatkan LH untuk selalu mengkontrol kondisi udara kita,” tuturnya.

Dikatakan Gus Yani kepada Camat agar ikut mendorong digitalisasi, karena masyarakat sekarang aktif mencari sumber informasi melalui digitalisasi. Sehingga harus ada peran aktif pemerintah desa memberikan informasi kepada masyarakat desa. “Itulah fungsi operator desa penglola website. Soal kritik kita buka. Semaķin masyarakat mudah melakukan akses maka kritik akan terjawab. Masyarakat bisa mengakses semua informasi di pemerintah desa sebagai bentuk akuntabilitas desa. Pak camat harus mendorong jangan sampai website selesai lomba sdh tidak ada aktif. Nah itu tugas pak camat untuk selalu mengingatkan desa,” tuturnya.

Bangun RS Gresik Sehati, UHC 100% Gratis

Defisit bukan alasan untuk menganulir program yang sudah dinikmati masyarakat. Pemerintah tugasnya adalah mensejahterkan masyarakat sesuai sengan UUd 45 dengan janji yang tertuang didalam RPJMD. Pelayanan kesehatan gratis adalah hak masyarakat. Sedangkan defisit bisa diatasi tanpa harus memangkas atau mengurangi cakupan pelayanan kesehatan gratis.
“Alhamdulillah sudah dinikmati masyarakat. Kita menglola pajak rakyat, kembalinya juga ke masyarakat. Kalau sekarang sudah dinikmati maka tidak ada satu alasanpun untuk mengurangi atau menurunkan kwalitas kesehatan. Sehat itu penting. Karena jika masyarakat sakit tidak bisa bekerja maka akan mengganggu keberlangsungan ekonomi keluarga,” tegas Gus Yani.
Soal defisit bisa dicarikan jalan keluar dan solusinya. Defisit tanggungjawab pemerintah, bukan tanggungjawab masyarakat. Kewajiban masyarakat adalah membantu pemerintah yakni taat membayar pajak dan ikut andil mengamankan lingkungan. “Jogo Gresik bareng-bareng,”

Saat ini ada 1.284.863 jiwa melalui program Universal Health Coverage atau UHC sudah tercover 100%. UHC adalah cakupan kepesertaan Program JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatan untuk memastikan minimal 95% dari total jumlah penduduk. Peserta PBI APBD adalah warga yang terdaftar BPJS Kesehatan dengan dibiayai pemerintah. Sehingga, tak perlu lagi membayar bulanan. Artinya, iuran dibayar oleh Pemkab Gresik 100%. Dan dikabarkan demi berobat gratis untuk masyarakat. Konon akibat program UHC, RS Ibnu Sina mengalami kerugian sekitar Rp10 miliar. No problem selama masyarakat yang menikmatinya.

Dalam Nawakarsa juga terdapat program zero stunting. Dan saat ini berhasil menurunkan angka stunting tahun 2021 sebanyak 23 persen pada 2022 turun menjadi 10,7 persen sesuai dengan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Angka itu turun di bawah Provinsi Jawa Timur yang angkanya mencapai 19,2 persen dan nasional yang statusnya 21,6 persen. Dan tentu bukan sedikit anggaran untuk pencegahan dini tersebut. Karenanya ada 3 OPD yang terlibat, Dinas Kesehatan, Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPPPA) dan Dinas Sosial yang semuanya membutuhkan anggaran yang cukup besar.

Di dalam Nawakarsa Sehati didalamnya juga ada progres pembangunan Rumah Sakit Gresik Sehati yang pengerjaan nilai pengerjaanya sebesar Rp 59 miliar yang diakhir Desember 2023 pengerjaanya ditaget selesai. Kata Gus Yani penggarapan proyek RS itu hingga saat ini masih on schedule dan trennya juga positif. Ia meminta doanya kepada semua masyarakat mudah-mudahan tidak ada kendala hingga selesai tepat waktu, dan diberikan kelancaran hingga beroperasi nanti. Karena berdirinya Rumah Sakit Gresik Sehati ini sangat dibutuhkan masyarakat, utamanya di wilayah Gresik Selatan dengan tujuan mendekatkan pelayanan kesehatan.

Menurut data dari Dinas Cipta Karya, Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dinas CKPKP) Kabupaten Gresik, progres Rumah Sakit Gresik Sehati saat ini mencapai 8,62 %, dari target 8,58 %. Pembangunan Rumah Sakit Gresik Sehati berdiri dengan lima lantai.

Siapkan Skil Naker, Perusahaan Wajib Rekrut Pekerja Lokal 60%

Nawakarsa Gresik Mandiri berkaitan dengan terciptanya lapangan kerja dan menciptakan kesempatan naker lokal. Untuk mewujudkanya Gus Yani langsung mengeluarkan Peraturan daerah (Perda) Kabupaten Gresik Nomor 7 tahun 2022 tentang penyelenggaraan ketenagakerjaan. Dengan mewajibkan pwrusahaan untuk mengambil tenaga kerja lokal sebanyak 60 persen. Selain itu Gus Yani juga mendorong ketrampilan calon tenaga kerja dengan mendirikan Rumah Vokasi untuk gelaran pelatihan keterampilan kerja agar layak menjadi pekerja yang berskil.

Seperti yang dilakukan oleh Dainas Tenaga Kerja yang telaah membuka lapangan kerja dengan menggandeng perusahaan untuk taat dengan perfa yang telah keluarkan oleh Pemkab Gresik. Misal adalah PT Freeport Indonesia (PTFI) yang telah memenuhi Peraturan daerah (Perda) Kabupaten Gresik Nomor 7 tahun 2022 tentang penyelenggaraan ketenagakerjaan. Freeport telah merealisasikan rekrutmen tenaga lokal sebanyak 60 persen. Kehasiran Freeport di Gresik dipastikan membawa kesempatan kerja yg sangat besar dan bisa mengurangi angka penganguran di Kota Gresik. Yang tidak kalah penting dengan penggunaam tenaga kerja lokal adalah alih teknologi bisa di transfer ke tenaga kerja lokal.

Nawakarsa Gresik Mandiri terus berhulir untuk memastikan lapangan pekerjaan dan kesiapan tenaga kerja lokal. Siang kemarin Dinaa tenaga kerja melakukan kegiatan pelatihan yang diikuti 48 warga tiga kecamatan (Bungah, Kedamean, dan Menganti), mengikuti pelatihan keterampilan kerja gratis mereka akan mendapatkan sertifikat Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Pelatihan ini kata kata Gus Yani untuk mendorong SDM di Gresik agar memiliki daya saing. Selanjutnya, dengan daya saing yang tinggi maka diharapkan mampu mengikis angka pengangguran. Ditambahkan Gus Yani dalam acara teraebut pelatihan adalah menjadi modal awal. Mudah-mudahan peserta yang mengikuti pelatihan, mendapatkan ilmu sekaligus sertifikat menjadi lebih percaya diri untuk bersaing di dunia kerja,” terang Bupati Yani, Selasa (29/08).

Ini imbuh Bupati adalah upaya menurunkan angka pengangguran. Data BPS mencatat, tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Gresik tahun 2022 berada pada angka 7.84 %, yaitu 56.501 orang. Pelatihan ini adalah langkah yang progresif. “Ada Disnaker, Rumah Vokasi dibawah naungan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) yang mampu mengharmonisasi dengan dunia industri. Kolaborasi keduanya menghasilkan program/langkah strategis. Ini sudah jelas kerangka ekosistemnya,” tegasnya.

Kepala Disnaker Gresik Andhy Hendro Wijaya menjelaskan, ini adalah salah satu program Nawakarsa Gresik Mandiri. Tentu targetnya adalah membangkitkan dan mengedukasi calon pekerja dengan berbagai ketrampilan melalui pelatihan. Agar memiliki skill san mendapat ruang lapangan pekerjaan disektor induatri dan lapangan pekerjaan lainya. Dan pelatihan ini kerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin).

Meliputi tiga bidang. Di antaranya pelatihan konstruksi rangka atap baja ringan yang diikuti peserta 16 orang selama 23 hari, pelatihan digital marketing yang diikuti 16 orang selama 5 hari, dan pelatihan menjahit yang diikuti 16 orang selama 16 hari. “Setelah mengikuti pelatihan ini, harapannya, para peserta dapat bekerja di perusahaan atau menciptakan lapangan kerja bersama (UMKM) sehingga dapat membuka lapangan kerja baru,” ujar Andhy.
Disamping itu, Kadisnaker menambahkan, bidang pelatihan yang dibuka juga sudah sangat pas dengan situasi di lapangan. Konstruksi rangka atap baja ringan mutlak diperlukan dalam proyek rumah atau bangunan, dan pelatihan menjahit diyakini akan laris manis utamanya mendekati 2024.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.