BATU (SurabayaPost.id) – Semangatkan kunjungan wisatawan ke Kota Batu, Dinas Pariwisata menggelar Lomba layang-layang hias. Lomba tersebut digelar di lapangan Sendratari, Sisir, Kota Batu, Minggu (8/11/2020).
Meski begitu, prosesi tersebut, menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Arief As Siddiq wajib menggunakan masker. Itu untuk mentaati protokol kesehatan.
“Di event ini, pesertanya se Malang Raya. Bahkan ada yang dari Bali dan Jogja. Ini luar biasa pesertanya hampir 100 lebih ,” kata Arief.
Meski begitu, Arief mengaku pada saat dilihat dari sejumlah hampir 100 layang-layang tersebut ada yang sangat bagus. Menurutnya yang paling bagus ada sejumlah 40-an layang-layang.
“Dilihat sekilas, fisiknya besar, tapi meski fisiknya terlihat besar, belum tentu bakal menang. Dan yang fisiknya kecil pun bisa jadi bakal menang. Selain itu memang keputusan para dewan Juri tidak bisa diganggu gugat, karena ada pengkategorian, istilahnya kriteria penilaian,” ungkapnya.
Dan giat ini, ungkap dia, hanya berlangsung sehari. Selain itu, kata dia, pada beberapa hari yang lalu sudah diawali dengan lomba layang-layang sambitan.
Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu tersebut optimis event tersebut sangat bagus dan menarik.
“Nantinya akan jadi event tahunan yang bakal menjadi daya tarik wisatawan dan penggemar layang-layang se Indonesia bisa diakomodir di Kota Batu. Agar semangat kunjungan wisata naik, kemudian ikon wisata Kota Batu juga makin bertambah,” harapnya.
Sedangkan terkait event ini, menurut Arief yang pertama kali diadakan di Kota Wisata Batu. Oleh karena itu, ia meyakini untuk kedepannya bakal bisa tembus sejumlah 100 peserta.
“Karena saat ini masih masa Pandemi Covid-19, maka event layang-layang hias ini, dengan jumlah peserta hampir 100, itu sangat luar biasa,” tuturnya.
Yang perlu diketahui, terkait dengan ini, ada yang menarik. Menurut Arief, dengan motif layang-layang yang unik seperti ini, bisa naik apa tidak.
“Anginnya sangat mendukung dan semua bisa tampil dan beratraksi jadi tontonan masyarakat. Apalagi layang-layang ini unik dan banyak penggemarnya termasuk warga kita senang,” terangnya.
Dia mengatakan ada dua kategori lomba layang-layang. Yakni lomba layangan sambitan dan layangan hias. Makanya untuk kedepannya, Arief berjanji kalau sudah pulih masa pandemi ini, diyakini makin tambah bagus dan bisa jadi daya tarik para wisatawan yang berkunjung ke Kota Wisata Batu.
Yang perlu diketahui, lomba layang-layang hias tersebut, dibuka langsung oleh orang nomor satu di lingkup Pemerintahan Kota Batu, Wali Kota Dewanti Rumpoko.
Pada kesempatan itu, Wali Kota perempuan yang pertama di Malang Raya yang sapaan akrabnya Bude ini, mengaku event layang-layang hias ini dalam rangka rangkaian Hari Jadi Kota Batu ke-19.
“Yang saya hormati dan yang saya sayangi dan yang saya banggakan semua para undangan. Yang jelas ini baru pertama kali di Kota Batu, lomba layang – layang hias ini,” katanya.
Menariknya, kata dia, biasanya lomba layang – layang seperti ini digelar di pinggir pantai lepas. Meski begitu, ia mengaku Kota Batu telah mencobanya.
“Bagaimana kalau di gunung mengadakan lomba layang-layang hias dan mudah-mudahan event ini bisa menjadi salah satu atraksi yang menarik untuk wisatawan yang datang ke Kota Wisata Batu,” harapnya.
Dia berharap semua bisa tetap menjaga protokol kesehatan. “Dengan bersenang-senang tetapi tetap sehat dan semoga lancar dan sukses. Dengan anginnya yang datang besar, tapi jangan terlalu besar sekali supaya layang – layangnya nya bisa terbang dengan baik,” mintanya.
Sementara itu, dari salah satu peserta layang-layang hias dari Jogja, Norma Setiawan mengaku sering mengikuti event skala internasional. Menurut dia di Kota Batu angin dan sportnya layak dijadikan tempat event berskala internasional.
“Saya sering mengikuti event skala internasional. Saya membawa dua model layang hias. Salah satunya pernah dibawa di event Prancis itu skala internasional,” ngakunya.
Itu, ngaku dia, layang-layang andalannya yang bermotif Naga dan Burung Elang. Panjangnya bervariasi. Ada yang 95 meter dan 100 meter.
“Proses pembuatannya sekitar tiga sampai empat pekan.Kalau terbuat dari bahan kain biasa, satu layang – layang hias itu bisa menghabiskan biaya sekira Rp 8 juta. Jika menggunakan bahan material yang bagus bisa menghabiskan dana sebesar Rp 13 – 15 juta,” ungkapnya.
Itu, ungkap dia, bahwa dirinya sudah dua hari berada di Kota Batu.Itu berkaitan dengan mengecek lokasi dan anginnya.
“Kota Batu bagus untuk event internasional anginnya tipis-tipis dan ajek.Beda dengan di Jogja,anginnya kencang kalau layangannya tidak kondisi fit bisa putus,” pungkasnya (Gus/Adv)
Leave a Reply