Terapkan Proklim, Ini Yang Dilakukan DLH Kota Malang

Kabid Tata Lingkungan DLH Kota Malang, Tri Santoso
Kabid Tata Lingkungan DLH Kota Malang, Tri Santoso

MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Menyikapi tantangan perubahan iklim, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang semakin gencar memperkuat pentingnya Program Kampung Iklim (Proklim). Salah satunya dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Kabid Tata Lingkungan DLH Kota Malang, Tri Santoso menjelaskan, sosialisasi digelar dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran masyarakat memitigasi dampak-dampak perubahan iklim.

Untuk mendukung hal itu, pihaknya juga menyerahkan bantuan secara simbolis berupa alat-alat yang dianggap mampu menerapkan Proklim kepada perwakilan dari 18 Kelurahan yang dianggap mampu menerapkan Proklim.

Menurutnya, Proklim bukan hanya bertujuan sekedar menanam pohon, melainkan mendukung aspek multidimensi, seperti pengelolaan sampah, pemberdayaan masyarakat, dan urban farming.

Kepala DLH Kota Malang, Noer Rahman Wijaya menyerahkan bantuan secara simbolis kepada masyarakat perwakilan di 18 Kelurahan di Kota Malang
Kepala DLH Kota Malang, Noer Rahman Wijaya menyerahkan bantuan secara simbolis kepada masyarakat perwakilan di 18 Kelurahan di Kota Malang

“Alat – alat yang kami serahkan tadi itu sebagai stimulus. Contohnya kan ada tong, itu untuk menampung air hujan. Kenapa? karena sekarang ini di beberapa wilayah Kota Malang masih belum dilayani PDAM, sehingga masyarakat tentu membutuhkan akses air bersih ini. Harapannya kalau ini disadari masuarakat maka harapannya mereka bisa melakukan itu. Kan ini perlu contoh, perlu stimulus,” ujar pria yang akrab disapa Trisan tersebut.

Lebih lanjut, Trisan juga menjelaskan bahwa adaptasi pada perubahan iklim, juga mengharuskan masyarakat untuk dapat memitigasi bencana yang kemungkinan terjadi. Oleh karena itu, DLH Kota Malang juga memberikan rambu-rambu, seperti titik kumpul dan evakuasi, dengan tujuan memandu masyarakat pada saat bencana. Fokusnya terletak pada upaya menjaga jalur evakuasi agar mobilitas masyarakat tidak tersebar ke segala arah.

“Yang kami serahkan tadi itu untuk 18 kelurahan yang termasuk juga 30 an RW. Ini kan program partisipatif, jadi kami gak bisa memaksa mereka, kita hanya mengajak. Tapi kami yakin bahwa dengan mengikuti ini, dampaknya akan sangat dirasakan oleh lingkungan masyarakat. Akan menciptakan iklim mikro yakni suatu kondisi iklim yang ada di satu wilayah itu saja. Karena semakin banyak pohon kan udara semakin bersih, sejuk,” jelasnya.

Dirinya menambahkan, program sebagai pendukung program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang mengusung target ambisius, yaitu 20 ribu Proklim di tahun 2024. Dalam konteks ini, Trisan menyebut bahwa DLH Kota Malang juga telah menargetkan penambahan 10-15 RW Proklim di 2024 ini. (*)