BATU (SurabayaPost.id) – Usai gelar “Festival Beji Kampung Tempe” yang ke 3 dengan beragam olahan, kini mulai berinovasi bakal menyulap limbah kulit kedelai jadi olahan makanan dan pupuk cair.
Hal ini disampaikan Deny Cahyono alias Sabeny Kades Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Sabtu (25/6/2022).
“Untuk kegiatan Festival Kampung Tempe Desa Beji yang digelar pada Jumat (24/6/2022), yang mana pada gelaran tersebut, harapan Pemerintah Desa Beji untuk mengangkat festival destinasi edukasi wisata produk tempe di Desa Beji,” kata Sabeny.
Adapun kegiatan pada Jumat kemarin, menurut dia, juga menggelar tarian kolosal, yakni tarian kepang dele khas Desa Beji.
Selain itu, juga menggelar menggoreng tempe secara masal yang melibatkan ratusan orang peserta dari 77 kelompok.
“Kita pakai angka 77 di Tahun 2022 ini kita akan peringati hari Kemerdekaan RI ke -77. Disitu ada juga beberapa pameran UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) makanan hasil olahan tempe,” paparnya.
Itu, papar dia, Keripik Tempe, Stik, Pia, Brownies, dan Puding Tempe. Selain itu, juga jadi olahan tempe non kedelai.
“Tempe kacang koro, tempe kacang hijau dan tempe biji nangka atau beton. Dihari Senin kemarin pada 20 Juni kami ikut lomba kreasi makanan di Jawa Timur mewakili Kota Batu pengumumannya
pada 8 Juli mendatang,” ungkapnya.
Di lomba kreasi itu, ungkap dia, telah menyajikan tempe bahan dasar non kedelai.
“Kita mengadakan festival beji kampung tempe yang ketiga kemarin, tujuannya untuk mengangkat sebuah destinasi wisata desa dan edukasi tempe,” tegasnya.
Lantas, tegas dia, selaku pemerintah desa beji, menurut Sabeny agar masyarakat bisa merasakan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat luas terkait dengan adanya pengangkatan destinasi wisata pemberdayaan pengembangan UMKM,” katanya.
Dari sisi lain, kata dia, tidak kalah pentingnya seperti pengembangan batik bermotif tempe yang sudah di launching di Tahun 2021 kemarin.
“Kita mengangkat batik motif tempe ini, nanti di masing – masing instansi Pemerintah Desa Beji akan kami wajibkan dihari tertentu berseragam atau memakai batik motif tempe. Ketika ada giat – giat yang ada di Pemerintah Desa,” lanjutnya.
Mulai dari Perangkat Desa, menurut dia, tahun depan bakal mencanangkan lembaga yang di Pemerintah Desa wajid memakai atau punya seragam baju batik motif tempe.
“Dimana ketika mengangkat sebuah destinasi wisata yang ada sesuai potensi masyarakat yang ada pada tempe. Kita mengangkat sebuah kreasi atau UMKM nya melalui bahan tempe, seperti yang kita sampaikan tadi,” bebernya.
Satu lagi, beber dia, sekarang telah mencoba merumuskan membuat kreasi baru.
“Kita akan membuat bahan dasar makanan dari bahan dasar kulit kedelai atau limbah kedelai.
Itu kita jadikan makanan, dan kita kerjasama dengan AKFAR (Akademi Farmasi) terkait kehigenisan makanan yang kita buat dari bahan dasar kulit kedelai,” sambungnya.
Jadi, limbah kulit kedelai akan dibuat sebuah bahan makanan dan bakal di uji Lab (Laboratorium) dulu.
“Termasuk limbah cair yang selama ini dibuang sia – sia akan dibuat pupuk cair bahan dasar limbah daripada olahan tempe yang bentuk cairan,” pungkasnya (gus)
Leave a Reply