MALANG (SurabayaPost.id) – Sebanyak 75 dosen dari berbagai sekolah vokasi maupun perguruan tinggi vokasi di 11 provinsi, mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika (BBPPMPV BOE) Malang, Senin (13/6/2021).
Puluhan dosen tersebut berasal dari perguruan tinggi vokasi yang tersebar di berbagai daerah. Misalnya dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, Jawa Timur
Selain itu, Papua, Sulawesi Selatan maupun Barat, Maluku dan Maluku Utara, hingga Papua. Diklat tersebut dimulai hari ini dan direncanakan bakal berlangsung selama dua Minggu kedepan.
Plt Kepala BBPPMPV BOE Malang, Dr Ir Abdul Rochim MM, menjelaskan diklat ini berdasarkan Permendikbud nomor 26 tahun 2020. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi dosen pendidikan tinggi vokasi sesuai dengan kompetensi keahlian.
Itu kata dia, selaras dengan tugas dari BBPPMPV BOE untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidik vokasi. Dalam Diklat ini, terdapat lima jenis pelatihan, mulai dari Instalasi Plumbing, mesin, otomotif, elektronika, bangunan dan Internet of Things (IOT).
Dosen saat ini, kata dia, dituntut memiliki kompetensi maupun skill yang mumpuni. Bukan hanya sekedar teori, namun juga dalam praktek aplikasi di lapangan.
Terlebih lagi, lanjut dia, seperti halnya dosen Teknik Sipil. Mereka dituntut memiliki knowledge maupun kompetensi praktek di lapangan.
“Hasil yang diharapkan dari diklat ini adanya peningkatan kompetensi dosen Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV) sesuai kompetensi keahlian yang dibuktikan dengan sertifikat kelulusan diklat,” bebernya, Senin (13/6/2021)
Program yang dijalankan ini tidak mengedepankan sains atau knowledge, akan tetapi mengedepankan terhadap skill atau praktek langsung dilapangan guna peningkatan kompetensi para tenaga pendidik itu. Masing-masing telah memiliki porsi persentase tersendiri, dimana dalam teoritis sebesar 30 persen dan praktek 70 persen.
“Pembelajaran berlangsung selama dua Minggu atau 100 jam pembelajaran. Dan ini baru pertama kita( BBPPMPV BOE) lakukan setelah kita masuk dalam gerbong Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,” ungkapnya.
Setelah nantinya pelatihan selesai, tentunya akan terdapat evaluasi atau raport dari para dosen. Hal ini bertujuan untuk bertujuan untuk mengukur kompetensi peserta melalui ketercapaian indikator kompetensi dan keberhasilan tujuan pembelajaran.
Penilaian terhadap peserta dilakukan dengan model Assessment for learning, Assessment of learning dan Assessment as learning. Penilaian terhadap peserta mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Penilaian dilakukan melalui tes untuk aspek pengetahuan, sedangkan untuk aspek sikap dan keterampilan menggunakan instrumen non tes dan tes melalui pengamatan selama kegiatan berlangsung.
Salah satu peserta, dosen dari Departemen Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada (UGM), Widyastuti begitu antusias menyambut adanya Diklat dari BBPPMPV BOE Malang.
Dengan belajar dari para mentor yang expert, diharapkan nantinya bisa memperoleh ilmu yang itu akan sangat berguna menambah pengetahuan guna untuk diimplementasikan pada mahasiswa vokasi UGM.
“Kita kan belajar sama yang expert disini, nanti itu bisa kita saluran kepada mahasiswa ilmu yang baik-baik,” pungkas Dosen muda ini.
Pengakuan peserta itu tak dibantah seorang Widya iswara (WI) ahli Madya, Santoso Ahmad. Dia mengatakan bila para peserta dari 11 provinsi itu dituntut menguasai teori dan praktik di lapangan.
“Mereka itu berasal dari berbagai perguruan tinggi vokasi. Misalnya, dari UGM bahkan Jepang. Mereka itu menguasai ilmu murni,” kata dia.
Saat mengikuti Diklat, mereka dipadukan dengan keahlian yang dimiliki BBPPMPV BOE Malang. Bahkan, juga dari dunia industri.
Karena itu dia optimistis peserta bakal mumpuni usai mengikuti Diklat. Sebab pengetahuan yang diperoleh merupakan ilmu terapan yang diyakini bakal sangat bermanfaat bagi para mahasiswa vokasi ke depannya. (Lil).
Leave a Reply