MALANG (SurabayaPost.id) – Demi mempermudah transaksi pembayaran, Bank Indonesia (BI) terus melakukan terobosan. Untuk itu regulator sistem keuangan di Indonesia ini me-launching QRIS UNGGUL.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Malang, Azka Subhan, QRIS tersebut diluncurkan secara nasional pada 17 Agustus 2019. “Itu serentak di BI pusat dan 46 perwakilan BI di seluruh tanah air,” kata Azka Subhan saat Grand Launching QRIS UNGGUL di Ruang Tirta Gangga Hotel Tugu Malang, Senin (19/8/2019).
Grand Launching QRIS UNGGUL di Malang itu dikemas lewat Bincang Santai bersama Media (Bisma). Ada tiga narasumber dalam acara Bisma itu.
Di antaranya narasumber tersebut Kepala Perwakilan BI Malang, Azka Subhan Aminurridho, Rini Mustikaningsih (Kepala Tim Pengawasan Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah, Keuangan Inklusif dan Layanan Administrasi).
Selain itu Fida Affa Arif (Kepala Unit Pengawasan Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah, dan Keuangan Inklusif) dan Siti Senorita Printaningrum (Manajer Fungsi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan) selaku moderator.
Dijelaskan Azka Subhan Aminurridho bahwa melalui aplikasi QRIS UNGGUL itu semua transaksi pembayaran bisa dilaksanakan kapan saja dan di mana saja serta untuk apa saja. “Itu pun dilakukan lewat handphone. Ibaratnya dunia dalam satu genggaman,” kata mantan pejabat BI Bandung ini.
Dijelaskan pria yang akrab disapa Azka ini, bila selama ini masyarakat yang melakukan pembayaran lewat platform digital di merchant sangat tergantung yang disediakan.
Dia contohkan seperti konsumen yang memiliki aplikasi OVO. Semetara merchant yang ada hanya Gopay. Akibatnya, transaksi bisa saja batal.
Menurut dia, peristiwa itu tak akan terjadi dengan adanya QRIS UNGGUL. Sebab, masyarakat bisa bertransaksi dengan mudah. “Cukup pasang barcode sudah terstandarisasi. Jadi mudah dan praktis,” terang dia.
Selain itu, Azka yang mantan pejabat BI Bali ini memberikan ilustrasi integrasi sistem GPN. Menurut dia dulu masuk tol ada yang pakai Mandiri, BNI, BRI dan lain-lain.
Sedangkan sekarang, lanjut pria ramah ini, semua kartu bisa. Begitu juga dengan QRIS ini. Kalau sekarang ada Ovo, Gopay, Link Aja, Dana, maka mulai 1 Januari 2020 distandarkan satu platform. “Itu melalui QRIS UNGGUL yang bisa masuk ke semuanya dengan mudah,” paparnya.
Makanya, kata lelaki yang murah senyum ini, QRIS, dirancang dengan standar internasional. Sehingga bisa dipakai di mana saja dengan mudah dan aman.
Itu karena, kata dia, QRIS ini dilandasi dengan filosofi spirit UNGGUL. Yakni universal, gampang, untung dan langsung.
Untuk itu, kata dia, QRIS UNGGUL ini bisa menggantikan fungsi EDC maupun ATM di masa yang akan datang. Sebab mudah dan aman karena inovasi ini disusun menggunakan standar internasional EMV Co.
Hal tersebut menurut Rini Mustikaningsih (Kepala Tim Pengawasan Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah, Keuangan Inklusif dan Layanan Administrasi) mendukung interkoneksi lebih baik. Sebab bersifat open source.
Keunggulan lain, lanjut dia, tidak ada biaya tambahan bagi konsumen saat melakukan pembayaran dengan QRIS. “Jadi gampang dan murah,” tegas dia.
Dia menjelaskan bila eluncuran QRIS merupakan salah satu implementasi Visi Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025. Hal itu kata dia telah dicanangkan pada Mei 2019 lalu.
QRIS ini terang dia mengusung semangat UNGGUL untuk mendorong efisiensi transaksi, mempercepat inklusi keuangan dan memajukan UMKM. Sehingga, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, untuk Indonesia Maju.
Itu karena, tutur dia, masyarakat dapat bertransaksi dengan mudah dan aman dalam satu genggaman ponsel. “Masyarakat penjual dan pembeli untung, karena transaksi berlangsung efisien melalui satu kode QR yang dapat digunakan untuk semua aplikasi pembayaran pada ponsel,” jelas dia.
Prosesnya pun kata dia, cepat dan seketika. Sehingga mendukung kelancaran sistem pembayaran.
Sebab lebih luas dan mengakomodasi kebutuhan spesifik negara yang memudahkan interoperabilitas antar penyelenggara, antar instrumen, termasuk antar negara.
Untuk tahap awal, menurut fia, QRIS fokus pada penerapan QR Code Payment model Merchant Presented Mode (MPM). Penjual (merchant) yang akan menampilkan QR Code pembayaran untuk dipindai oleh pembeli (customer) ketika melakukan transaksi pembayaran.
Aplikasi tersebut menurut Fida Affa Arif (Kepala Unit Pengawasan Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah, dan Keuangan Inklusif), bakal diberlakukan secara efektif mulai 1 Januari 2020. Itu setelah melewati uji coba (piloting) dua tahap.
Menurut dia, pada tahap pertama bulan September hingga November 2018. Sedangkan tahap kedua pada bulan April hingga Mei 2019. “Kini semuanya sudah siap. Karena itu diluncurkan serentak 17 Agustus 2019,” pungkasnya. (aji)
Leave a Reply