KOTA BANDUNG (SurabayaPost.id) – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil resmi menutup pelatihan bagi 20 ulama yang tergabung dalam English for Ulama Batch II di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (10/2/20).
Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– mengatakan, program English for Ulama mendapatkan respons positif dari pemerintah United Kingdom (UK) maupun masyarakat Eropa manakala Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar mengirim 5 ulama Jabar ke lima kota Eropa (London, Bristol, Glasgow, Manchester, dan Birmingham) untuk berdakwah soal keindahan islam Indonesia.
“Kita menyaksikan penutupan gelombang II English for Ulama kerja sama Pemda Provinsi Jabar dan Pemerintah Inggris. Di Batch I sudah ada lima ulama yang dikirim ke United Kingdom (UK). Tanggapannya positif, akan ada kunjungan balasan dari para ulama Inggris akan juga datang ke Jawa Barat sekitar bulan Maret,” kata Kang Emil.
“Saya orang paling bahagia di ruangan ini. Ini jadi salah satu langkah menciptakan diplomasi. Ada diplomasi ekonomi, pendidikan, dagang, dan kita buat diplomasi dakwah,” imbuhnya.
Adapun 20 ulama yang tergabung dalam English for Ulama Batch II sudah melewati proses seleksi dan mendapatkan pelatihan instensif dari British Council. Selain itu, para ulama mendapatkan materi soal keislaman dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati.
Kang Emil pun berharap, dengan program English for Ulama, pandangan masyarakat dunia, khususnya Eropa, tentang islam Indonesia menjadi lebih baik.
“Terimakasih kepada British Council untuk bimbingannya. Kita belajar Inggris langsung pada ahlinya,” ucapnya.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins menyambut positif program English for Ulama Batch II. Dia pun meminta kepada 5 ulama Jabar yang sudah berdakwah di Eropa untuk berbagi pengalaman.
“Ini program luar biasa, mengajarkan Islam ke dunia luar yang sedikit mengerti tentang Islam,” katanya.
Sementara itu, Direktur British Council Paul Smith mengatakan bahwa program English for Ulama memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk berdakwah soal keindahan islam dan keberagaman budaya Indonesia, khususnya budaya Jabar.
“English adalah bahasamu, bahasa kita, bahasa dunia, bukan hanya milik orang Inggris,” ucapnya. “English for Ulama program tentang sharing, tentang religius Islam, sekaligus budaya,” tambahnya.
Salah satu ulama yang tergabung dalam English for Ulama Batch II, Andika, berharap bisa berdakwah soal keindahan islam di panggung dunia. “Pemda Provinsi Jabar contoh hadirnya negara di tengah umat, mengomunikasikan kepada dunia bahwa islam itu indah,” katanya.
Hal senada diungkapkan ulama English for Ulama Batch II lainnya, yakni Supardan. Ulama asal Kota Sukabumi itu mengatakan bahwa dia akan mempersiapkan diri sebaik-baiknya, termasuk menguasai bahasa Inggris.
“Kami mempersiapkan diri sebaik- baiknya, kami harus mampu menguasai pembelajaran bahasa Inggris. 10 hari (pelatihan) mendapat pembekalan yang luar biasa. Kami berterima kasih kepada Pemda Provinsi Jabar terutama Bapak Gubernur Ridwan Kamil, saya sangat mendukung program English For Ulama,” katanya.
Sedangkan, salah satu ulama yang tergabung dalam English for Ulama sebelumnya, Hasan Al-Banna, menceritakan bagaimana pengalamannya selama berdakwah di Eropa.
“Agenda di sana cukup padat. Kita ada kunjungan ke kantor pemerintah setempat, bertemu perwakilan politisi, pengusaha muslim di sana, dan kita berbagi cerita,” katanya.
Saat di Eropa, Hasan menjadi salah satu pembicara dalam Thurrock Interfaith Roundtable Dialogue atau dialog antaragama yang berlangsung di Grays, Thurrock –sekitar 30 km di timur London.
Selain Hasan, dialog yang dihelat Thurrock Labour Party (Partai Buruh Thurrock) tersebut dihadiri anggota majelis Qaisar Abbas dan John Kent, Imam Grays Mosque Salim Rahman dan Abdul Rashid, juga Pendeta David Peterson (St. Clements Church) dan Matt Drummond (St. Stephens Church).
Leave a Reply