GRESIK (SurabayaPost.id)–Warga Kabupaten Gresik dihebohkan dengan ritual pernikahan nyeleneh di Pesanggrahan Keramat Ki Ageng, Desa Jogodalu, Kecamatan Benjeng, Minggu (5/6). Dalam sebuah video yang diunggah oleh salah satu akun Youtube pernikahan manusia dengan hewan ini menggunakan syariat Islam.
Diduga, yang menikahkan adalah seorang spritualis Nusantara dari Desa Klampok, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik. Sedangkan yang dinikahkan dengan kambing adalah Saiful Arif (44). Sedangkan se ekor kambing betina ini mereka anggap anak dari Sri Kinasih dan diberi nama Sri Rahayu bin Bejo.
Menariknya pernikahan manusia dengan domba ini disaksikan dan dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat sekitar, termasuk salah satunya adalah anggota DPRD Gresik, Nurhudi Didin Arianto, atau yang akrab disapa Ki Ageng Gus Nur Hudi selaku pemilik Pesanggrahan Keramat ‘Ki Ageng’.
“Iya, benar. Pernikahan itu,” kata Arif, Senin (6/6).
Lelaki yang menamai dirinya Satrio Paningit ini menilai, pernikahan itu dilakukan untuk menjaga dan mempersatukan Bumi Nusantara dan Bumi Pertiwi.
“Biar alam semesta ini terjaga,” tuturnya.
Ia lantas menceritakan awal mula pernikahan itu. Setahun lalu, Arif mengaku dapat petunjuk untuk menikahi Sri Rahayu. Dengan menikahi seekor kambing, ia berharap tidak ada adu domba dan jangan sampai Indonesia diadu domba oleh negara lain.
“Harapan kami, semua harus bersatu, menjaga Indonesia, membuat semesta ini menjadi damai dan sejahtera. Pernikahan ini sebagai bentuk rasa cinta kepada Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, Ki Ageng Gus Nur Hudi mengatakan bahwa pernikahan antara Satrio Paningit dengan seekor kambing bukanlah perkawinan biologis atau fisik, namun sebagai bentuk ritual perkawinan unsur alam semesta.
“Dengan pernikahan ini diharapkan alam semesta atau jagad selaras energinya,” kata Hudi
Menurut dia, pernikahan tersebut sebagai salah satu bentuk keprihatinan dan rasa cinta kepada Ibu Pertiwi.
“Kami sebagai spritualis nusantara, tanpa sedikitpun mengurangi kemuliaan sebagai manusia,” ucap anggota Fraksi Nasdem DPRD Gresik ini.
“Ritual pernikahan itu sebagai upaya agar Indonesia damai dan tentram. Kami melihat energi semesta dan leluhur kami sangat senang melihat ritual ini,” ucap guru besar ilmu leluhur (Kejawen) pemandu upacara pernikahan, Romo Sudarto.
Ritual pernikahan itu diharapkan tidak membuat masyarakat salah paham dan menafsirkan yang negatif.
“Jadi, Itikad kami semata-mata untuk mendoakan Indonesia tercinta supaya damai, rukun, dan sejahtera,” kata Sudarto.
Leave a Reply