GRESIK (SurabayaPost.id)–Membatalkan gelaran konser besar secara mendadak dengan tiket ribuan lembar telah dibeli masyarakat dan merugikan pedagang lapak dianggap hal biasa oleh Festival Kampus Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) selaku panitia konser Denny Caknan yang gagal digelar di GKB Convex, Selasa (13/9/2022). Diakui perwakilan panitia, Festival Kampus UMG juga pernah membatalkan konser artis kondang Fiersa Besari.
Perwakilan panitia closing party festival mahasiswa yang tergabung Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMG Anggita mengatakan, pihak Festival Kampus UMG sudah biasa membatalkan konser. Tidak satu kali ini saja. “Dulu konser Fiersa Besari juga batal karena panitia tidak siap. Jadi pembatalan ini sudah biasa bagi kami,” ujar Anggita saat dikonfirmasi wartawan, Selasa.
Terkait batalnya konser Denny Caknan, Anggita menjelaskan para panitia yang berjumlah 30 mahasiswa dari Organisasi Mahasiswa (Ormawa), juga banyak yang menjalani magang dan kerja. Ditambah kampus juga banyak event.
“Tidak ada kendala lain selain dari kepanitian. Semua perizinan mulai dari tingkat Desa, Polsek, Polres dan Polda sudah semua. Bahkan kami menyesuaikan jadwal Denny Caknan, dan musisi lainnnya. Artinya mereka sudah siap tampil, tapi gimana lagi panitia tidak siap,” jelasnya.
Disinggung mengenai para pelapak dagang sudah datang, pihaknya hanya menjelaskan ketidak siapan panitia. “Pembatalan ini murni kesalahan panitia. Sebagian panitia juga sibuk aktivitas masuk kuliah minggu depan,” ujarnya.
Untuk tiket sendiri tambah dia, sudah terjual 2.000 tiket dari harga Rp 70 ribu dan Rp 100 ribu. Sementara tiket harga Rp 150 ribu belum terjual. Dengan demikian, panitia sudah meraup keuntungan Rp 140 juta dari tiket tersebut. Namun, karena batal panitia akan mengembalikan uang tersebut kepada pembeli. “Bertahap akan kami kembalikan dengan cara transfer kepada para pembeli,” tambahnya.
Dalih panitia dari kumpulan mahasiswa ini menganggap biasa membatalkan konser Denny Caknan yang sedianya sigelar di GKB Convex Selasa (13/9/2022) malam ini. Panitia juga dianggap tidak memiliki empaty kepada pedagang lapak yang sudah menyewa stand dan belanja untuk jualan. Apalagi pembatalan dianggap sangat mendadak dan saat panitia dikonfirmasi pedagang tidak merespon.
“Kami tanya ke pihak penyelenggara, tidak ada respon. Kami pun sempat ke Polres Gresik untuk menanyakan kepastian pembatalan itu. Ternyata sekira pukul 09.30 WIB ada pengumuman dari pihak panitia di grup WhatsApp,” ungkap Dewi pedagang lapak asal Gresik yang mengaku baru tahu informasi dibatalkan dini hari sekira pukul 01.00 WIB, Selasa (13/9/2022). “Mulanya para pedagang mendapatkan informasi pembatalan dari para pelaku UMKM kuliner yang sudah terdaftar dalam acara tersebut,” tandasnya.
Ditegaskan Dewi, selain telah membayar sewa lapak para pedagang juga sudah menyiapkan dari beberapa hari untuk biaya berdagang dan tenaganya. Ini kata dia juga harus juga menjadi pertimbangan oleh pihak panitia.
“Kami membayar Rp 250 ribu per stand. Itu untuk gelombang pertama. Karena masih ada tempat untuk tambahan stand. Panitia akhirnya membuka gelombang ke 2. Dengan harga Rp 400 ribu. Total stand di lokasi ada 30 stand yang semuanya sudah membayar ke panitia,” paparnya.
Pada bagian lain, ada kabar dugaan tentang penggelapan uang konser Denny Caknan sebesar Rp 70 juta oleh oknum panitia untuk perizinan keramaian. Anggita membantah informasi tersebut.
“Tidak benar, saya yang mengatur keuangan acara ini, jadi memang ada anggaran Rp 70 juta untuk segala teknis persiapan. Termasuk perizinan, dan sewa perlengkapan,” pungkasnya.
Leave a Reply