GRESIK (SurabayaPost.id)–Rencana pembangunan retensi/waduk yang berfungsi memotong puncak banjir Kali Lamong hasil dialog normalisasi Kali Lamong tahun 2019 yang pernah digagas Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) saat menjabat sebagai Ketua DPRD periode 2019-2024 direalisasikan tahun anggaran 2024.
“Seperti yang disampaikan Pak Emil Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur saat dialog normalisasi Kali Lamong untuk mengatasi banjir Kali Lamong dibutuhkan retensi untuk memotong puncak banjir,” kata Gus Yani saat Gelar Forum Komunikasi Publik Rancangan Awal (Ranwal) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Pemkab Gresik. rapat rencana kerja tahun 2024 di ruang Mandala Bhakti Gedung Pemkab Gresik, Senin (30/1/23).
Dikatakan Gus Yani, pembangunan retensi ini tidak perlu menunggu dana dari provinsi atau pusat, meskipun ini adalah usulan dari Wakil Gubernur Cukup dianggarkan dengan menggunakan anggaran APBD. Alasanya penanganan banjir butuh cepat dan tisak saling menunggu.
“Ini dulu usulan dari Wakil Gubernur saat dialog normalisasi Kali Lamong dengan KWG di Hotel Pesona yang sekarang berunama Hotel Khas. Kita anggarkan Rp40 miliar anggaran tahun 2024,” ungkapnya saat Podcast bersama KWG Official.
Jadi kata Gus Yani, untuk menuntaskan seratus persen Kali Lamong tidak usah menunggu periode kedua. Karena banjir di Gresik selatan sudah dipastikan faktanya mengganggu dan bahkan merugikan masyarakat hingga korbam jiwa. “Doakan Insya Allah, secepatnya kita tuntaskan. Banjir Kali Lamong harus segera kita tuntaskan 100%. Tidak menunggu periode dan sebagainya. Karena urgensinya sudah pasti dan jelas,” ungkapnya.
Pada bagian lain, bupati menegaskan, ada enam fokus utama Ranwal RKPD 2024 diantaranya pengendalian inflasi dan kemiskinan, penurunan angka pengangguran, dan penyelesaian masalah banjir. Fokus lainnya adalah perbaikan infrastruktur, peningkatan mutu pendidikan dan masalah sampah.
“Pengendalian inflasi ini menjadi prioritas utama. Dan apabila kita bicara tentang inflasi, ini pasti ada hubungannya dengan angka kemiskinan,” imbihnya.
Upaya-upaya ini menurut Gus Yani sudah dilakukan sejak saat ini. Di antaranya lewat penerapan program UHC dan kemudahan perizinan untuk masuknya investasi.
Berbagai upaya tersebut membawa hasil, tercatat tahun 2022 angka kemiskinan di Kabupaten Gresik turun dari yang sebelumnya 12,42% menjadi 11,06% dan ini merupakan angka terendah dalam sepuluh tahun terakhir.
Terkait tingkat pengangguran terbuka, Bupati Yani mengutarakan bahwa permasalahan ini merupakan permasalahan yang dialami hampir semua daerah. Oleh karenanya, dirinya bersama DPRD bersama-sama mencetuskan Perda dalam upaya untuk mengantarkan anak-anak Kabupaten Gresik untuk mendapatkan pekerjaan.
Perhatian yang sama pada tahun 2024 juga diberikan dalam bidang infrastruktur. Perbaikan infrastruktur penghubung antar wilayah tetap menjadi perhatian Pemkab Gresik di tahun 2024. Menurut Bupati Yani, saat ini permasalahan infrastruktur menjadi hal yang urgent untuk dilakukan termasuk diantaranya penyelesaian pembangunan Islamic center di Balongpanggang.
Dari enam fokus utama yang disebutkan diatas, ada dua fokus yang bisa dikatakan baru. Dua hal tersebut adalah masalah peningkatan mutu pendidikan dan persampahan. Dalam masalah pendidikan, Bupati Yani menyoroti masalah peremajaan bangunan sekolah yang sudah waktunya untuk segera digarap.
Sama halnya dengan masalah persampahan, ia berharap setidaknya pada tahun 2024 pengelolaan sampah khususnya di wilayah Gresik selatan, bisa diolah di wilayah tersebut. Sehingga tidak menambah beban pengolaan sampah di wilayah kota.
Mengundang berbagai pihak mulai dari akademisi, insan pers, DPRD dan tokoh masyarakat, Forum Konsultasi Publik Ranwal RKPD tahun 2024 ini bertujuan untuk menjaring berbagai usulan untuk perkembangan Kabupaten Gresik di tahun 2024.
“Kedepan, kami akan mengoptimalkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menghimpun rencana pembangunan secara inklusif untuk kemajuan Gresik,” jelas Kepala Bappeda Kabupaten Gresik Misbahul Munir.
Leave a Reply