Progres MCC Dari Sudut Pandang Komisi B DPRD Kota Malang

Gedung MCC Kota Malang. (istimewa)
Gedung MCC Kota Malang. (istimewa)

MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Progres Malang Creative Center (MCC) dari sudut pandang Komisi B DPRD Kota Malang diproyeksikan bisa menghasilkan profit sekitar Rp 2 Miliar hingga Rp 3 Miliar pada tahun 2025 mendatang.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Komisi B DPRD Kota Malang, Arief Wahyudi
Menurutnya proyeksi itu juga dapat dilihat dari sejumlah sarana dan prasaran (sarpras) yang berangsur lengkap. Tentu sarpras untuk menunjang berbagai aktivitas di MCC

“Sehingga sisi-sisi komersial memang harus sudah dijalankan. Bukan berati APBD lepas tangan, tidak,” ujar Arief, Rabu (03/07/2024).

Bahkan menurutnya, pemasukan atau profit bagi MCC merupakan hal yang wajib. Sebab jika tidak ada pandangan untuk hal tersebut, dirinya menilai bahwa bisa saja anggaran yang dialokasikan untuk mensupport sarpras MCC dialihkan untuk kepentingan lain.

“Karena waktu itu ada janji bahwa itu di 2025 sudah ada income dari MCC untuk menopang biaya operasional, maka kami setuju,” imbuh Arief.

Arief mengatakan, setidaknya pada tahun 2025 mendatang, MCC bisa menghasilkan profit yang senilai dengan 50 persen kebutuhan biaya untuk operasional yang mencapai Rp 6 Miliar. Itu artinya, MCC diproyeksikan bisa meraup profit sebesar Rp 3 Miliar pada tahun 2025.

“Kalau diangka 50 persen dari total biaya perawatan itu sudah sudah baik. Biaya perawatannya Rp 6 Miliar, setiap tahun. Sudah berjalan sejak tahun 2022. Kan ini sudah dua tahun, cukuplah untuk persiapan dan lain-lain,” tuturnya.

Sekretaris Komisi B DPRD Kota Malang, Arif Wahyudi. (istimewa)
Sekretaris Komisi B DPRD Kota Malang, Arif Wahyudi. (istimewa)

Dirinya menambahkan, proyeksi tersebut juga berkaitan dengan rencana evaluasi sebagian APBD yang dialokasikan untuk kebutuhan operasional MCC. Namun untuk menuju kemandirian, tentu harus dilakukan secara bertahap.

“Bertahap, ndak mungkin langsung jadi walaupun seluruh perlengkapan ada tetapi tetap kami rasa itu akan bertahap,” katanya.

Dan untuk tahun berikutnya, tentu harus tetap dilakukan evaluasi pada pengelolaan MCC. Menurutnya, tentu bukan hanya dari pendapatannya saja, melainkan juga dari sisi pemanfaatan sebagai inkubator bagi 17 sub sektor ekonomi kreatif (ekraf).

“Selanjutnya terus kita evaluasi bagaimana pengelolaan MCC dengan baik dan benar, sehingga baik dari sisi pendapatan ada tetapi sisi pemanfaatannya juga termanage dengan baik. Intinya disana,” jelasnya.

Arief mengatakan, saat ini memang ada sejumlah sarpras yang dinilai dapat dimanfaatkan untuk kepentingan komersil. Seperti gedung bioskop, gedung theater dan juga beberapa sarpras lain yang dapat dimanfaatkan tanpa mengurangi kebermanfaatan dalam pemberdayaan masyarakat.

“Jadi, disamping tempat lain yang memungkinkan untuk komersiil dengan tidak mengurangi hak hak untuk empowerment (pemberdayaan masyarakat) di bidang ekraf,” pungkasnya. (**)