BATU (Surabayapost.id) – Among Tani Foundation Kota Batu menggelar diskusi nasional bertajuk Strategi Adaptasi Petani di Area Industri Pariwisata, Kamis (8/8/2019). Diskusi yang dilaksanakan di kantor Among Foundation itu dihadiri Staf Khusus Presiden RI, Dr Gautama Adi.
Dalam diskusi tersebut melibatkan 24 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kota Batu. Mereka tersebar di 24 desa dan kelurahan se Kota Batu.
Hasil diskusi tersebut diyakini bakal bisa menopang perekonomian para petani di Kota Wisata Batu. Keyakinan tersebut diungkapkan, Perwakilan Staf Khusus Presiden RI, Dr Gautama Adi, Kamis, (8/8/2019).
“Kita tahu potensi Kota Wisata Batu sekarang ini sangat banyak dari kegiatan pariwisata. Itupun dibagi dua, pariwisata buatan, termasuk Jatim Park, tapi juga Agro Wisata yang harus kita kembangkan. Dilain sisi , agrowisata juga, misalnya ikon Kota Batu ya, apel tropis Kota Batu, itu harus kita gaungkan,” saran Gautama Adi.
Selain itu, yang terpenting, menurut Gautama Andi, yang harus dipastikan konsefnya yang bersifat lokal , baik pariwisatanya atau pertaniannya yang bisa menopang perekonomian di Kota Batu, untuk itu.
” Dari semua pihak artinya harus ikut mengembangkan ekonomi peran serta perekonomian di Kota Batu.Jadi memang harus kita kembangkan.Petani Kota Batu sebenarnya pandai dan pintar beradaptasi. Jadi kedepannya harus kita perhatikan,dengan memastikan harus hidup.Karena kalau sudah masuk jadi petani, itu memang sesuatu yang harus kita pikirkan dari semua pihak,” katanya.
Selain itu,kata dia, karena perlu satu proses perjalanan pertanian industri pariwisata, itu harus berkesamaan, sinergi dan bisa membantu ekonomi di batu, meski begitu, kata dia.
” Tidak hanya di Kota Batu saja nantinya,dan nantinya di seluruh Indonesia kita harus segera memperhatikan, dan proses harus berlanjut karena ini contoh yang baik untuk di tempat lain.Jadi Among Tani Foundation bisa jadi contoh pusat kolaborasi dari semua pihak,” ungkapnya.
Untuk diketahui, dalam diskusi publik tersebut, yang hadir, selain dari Staf Khusus Presiden RI, dihadiri pula oleh ,Dian Tamitiadini, Msi Dosen Universitas Brawijaya, Malang, dan Perwakilan USAID , petani lokal batu, serta Dr, Anto Mohsin Professor Northwestern University In Qatar)
Dan sebagai Moderator Mely Noviryani MA, dosen Universitas Brawijaya Malang. Pada kesempatan itu, Sekda Pemkot Batu, Zadim Efisiensi yang mewakili Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, mengaku sangat menyambut baik dan mengapresiasi giat tersebut.
“Khususnya dibidang pertanian Kota Batu, berdiri Daerah otonom sekitar 2012 silam, apa yang disampaikan Kota Batu perkembangannya cukup pesat di bidang pariwisatanya yang berbasis pertanian,” tandasnya.
Untuk itu, Zadim Efisiensi mengaku sejak Kota Batu di konsep menjadi Kota Wisata Batu ( KWB ) kala itu,digagas oleh mantan Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko, menurutnya peningkatan pendapatan masyarakat dan pertanian di Kota Batu cukup meningkat, dan terlihat.
“Kareunjungan wisata juga daya tarik nya cukup besar dalam menarik para wisatawan kunjungan, bisa menembus 7 juta orang pada tahun 2018 silam,” tuturnya.
Sementara itu, penanggung jawab kegiatan, sekaligus penemu sejenis kentang berwarna mencapai ribuan warna, Rudi Madiyanto, berharap dari hasil pertanian yang ada di Kota Batu bisa diadopsi oleh hotel – hotel maupun pelaku wisata yang tersebar di Kota Batu
“Berdasarkan hasil penelitian kami dari berbagai negara, Airo termasuk Vietnam, menemukan genetik kentang warna, dari warna ungu, merah , hijau dan sebagainya yang bakal dikembangkan di Kota Batu dan menggandeng Gapoktan. Kentang akan lebih bagus nilai jualnya dan lebih bagus pula jika dikonsumsi kesehatannya,” terangnya.
Dengan begitu, pemuda putra daerah dari Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu itu, merinci jumlah lahan pertanian yang ada di Kota Batu, sekitar 500 hektar, yang khusus petani kentang kisaran 150 hektar, selebihnya pertanian yang lain.
“Dengan bekerja sama bersama Gapoktan ini, kami berharap dari hasil pertanian ini bisa diadopsi oleh hotel – hotel dan pelaku wisata di daerah batu,” harapnya.
Meski begitu, Rudi mengaku nantinya tidak hanya sebatas budidaya kentang saja yang bakal dikembangkan. Menurutnya dari segala sektor pertanian yang ada di Kota Batu, termasuk sayur sayuran bunga dan sebagainya demi mendongkrak kemakmuran masyarakat bakal digawangi, Among Tani Foundation.
“Organisasi masyarakat lewat Among Tani Foundation ini, sebagai wadah masyarakat dalam dari segala hal, dan tidak hanya sebatas sektor pertanian saja.Selain itu Among Tani Fondation, murni tidak ada kaitannya dengan keuangan pemerintah,” ngakunya.
Kendati demikian, Rudi mengaku jika ada dari beberapa petani yang sekiranya membutuhkan modal dalam beraktifitas dalam bertani, setidaknya para penggiat Among Tani Foundation, bakal memberikan bantuan.
Hal senada ditambahkan Sinal Abidin, sebagai pengurus Among Tani Foundation, menurutnya Keberadaan Among Tani Foundation, sebagai wadah dalam segala hal yang berkaitan dengan kemaslahatan warga batu.
“Kita siap menampung dan memberikan solusi sebagai penjembatan dalam pengembangan peningkatan perekonomian warga Kota Batu.Dan Among Tani Foundation, murni tidak ada kaitannya dan ada campur tangannya dari keuangan APBD Kota Batu,” pungkasnya (gus )
Leave a Reply