MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Belasan orang perwakilan Klub Persatuan Sepakbola (PS) atau biasa anggota Asosiasi Kota (Askot) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Kota Malang datangi Wali Kota Malang, Sutiaji, Senin (01/08/2022).
Kedatangan mereka tak lain untuk menceritakan dan ‘curhat’ tentang kondisi Askot PSSI Kota Malang saat ini yang dinilai jalan ditempat.
“Dia (Perwakilan Klub Persatuan Sepakbola) datang untuk curhat tentang kerinduan adanya kompetisi-kompetisi yang sehat antara PS-PS seperti diera PERSEMA seperti dahulu,” ujar Sutiaji, saat dikonfirmasi awak media usai menemui perwakilan perwakilan Klub PS, di Balai Kota Malang, Senin (01/8/2022).
Menurut Sutiaji, Perwakilan Klub PS anggota Askot PSSI Kota Malang meminta agar segera mengambil kebijakan agar dapat mengangkat martabat Kota Malang yang sebelumnya pernah moncer bersama klub-klub yang ada didalam Askot PSSI Kota Malang.
“Di era dulu itu ya Persema dan Arema, jadi kita mau jika ini diambil bisa menjadi akademi kan bagus, kalau tidak sampai ke Profesional,” jelasnya.
Akan tetapi, ketika ditanya apakah ada kaitannya dengan mosi tidak percaya terhadap kepengurusan Askot PSSI Kota Malang yang dipimpin oleh Haris Thofly hingga tahun 2025.
“Itu kan tanya sana (Perwakilan Persatuan Olahraga (PO)/PS), tapi tadi ya gitu,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu pemilik klub (PO/PS) yang ditunjuk sebagai koordinator, Agus yuwono mengatakan, pertemuan dengan Wali Kota Malang, Sutiaji ini bertujuan untuk menyampaikan tentang kondisi tentang Askot PSSI Kota Malang.
“Kita datang untuk menceritakan semua kondisi PSSI Kota Malang, tentunya dari aspek yang paling mendesak, soal pembinaan organisasi, karena jika tidak ada kompetisi seperti ini sehingga menghilangkan wadah bakat-bakat yang seharusnya diwadahi oleh PSSI Kota Malang,” katanya.
Sehingga, lanjut Agus, membuat para pemain asal Kota Malang yang harus mengembangkan bakat keluar Kota Malang, terlebih tim dari Kota Malang malah mengambil pemain dari luar Kota Malang.
“Kita itu banyak talenta-talenta yang sudah melalui seleksi melalui kompetisi-kompetisi, tapi tidak digunakan, malah mengambil dari luar daerah,” tegasnya.
Sebagai informasi, sebelumnya beberapa klub sepakbola yang menjadi anggota Askot PSSI Kota Malang beberapa hari lalu telah dipanggil oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Malang untuk dimintai keterangan tentang Dana Hibah Koni Tahun 2020 dan 2021.
Sedikitnya sejumlah 20 orang/Klub PS hadir untuk memenuhi panggilan Kejari Kota Malang, diantaranya, PS UMM, PS Unibraw 82, PS Macel, PS Kakimas, PS Putra Jaya, PS Gajayana, PS Merah Putih, PS Djagung, PS Kejora, PS UM, PS Gajah Putra, PS Stiemara serta PS Indonesia Muda dan PS Young Dragong.
Selain itu, Ketua Askot PSSI Kota Malang, Haris Thofly bersama pengurus Askot PSSI pada Rabu (27/07/2022) juga menjalani pemeriksa di Kejari Kota Malang.
Hal itu dibenarkan oleh Kasi Pidsus Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Malang, Dino Kriesmiardi, Senin (01/08/2022).
Menurut dia, Haris Thofly diperiksa dalam kaitan Dana Hibah Koni 2020 – 2021. Selain Haris Thofly, pihaknya juga memeriksa pengurus Askot PSSI Kota Malang lainnya. Selain itu, pihaknya pada Selasa (02/08/2022) besok, juga akan memanggil pihak terkait.
“Rabu besok, kami memanggil Dekan Fakultas Olahraga Universitas Negeri Malang (UM) juga Wakil pembantu Dekan serta beberapa orang UM lainnya terkait kerjasama dengan pihak Dana Koni tentang tes kebugaran. Dan ini merupakan kelanjutan Kejari Kota Malang untuk melakukan penyidikan,” tandasnya. (lil)
Leave a Reply