Yusron Aminulloh, CEO DeDurian Park Group, Ketua ISMI Jatim
Doa itu memohon kepada Allah, atas segala permintaan yang sesuai yang keinginan manusia. Kadang dipenuhi oleh Sang Pemberi, kadang kembali tangan kosong usai doa, dan kadang kabul doanya, tetapi tidak sesuai yang diinginkan peminta doa.
Jadi, relevankah doa bagi pebisnis ? Mari kita bedah satu persatu.
Pertama, saat doa sebagian besar anak manusia selalu fokus, khusu’, sehingga dalam teori psikologi, wajib menggunakan otak pada gelombang delta, tenang, fokus dan bahkan sublim.
Berbeda dengan langkah bisnis harus menggunakan gelombang otak alhpa. Gembira, ceria, kreativitas akan muncul dengan kecerdasan baru yang meletup-letup.
Kalau menggunakan cara berpikir ilmu ini “kontras”. Saling bertentangan. Bagi penganut paham teori sekuler dan kapatalistik, doa bukanlah jalan bagi langkah bisnis. Doa tidak relevan bagi langkah bisnis.
Kedua, mari kita coba “baca” dengan cara lain. Sudut pandang lain, dimana dimensi manusia – hidup – bergerak – beraktivitas tidak mungkin lepas dari peran Tuhan.
Dimensi Keilahian, 24 jam hidup manusia tak lepas “campurtangan”Nya. Bahkan tarikan nafas, langkah satu kaki dan ribuan kaki, semua atas kendalinya.
” Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya ” – Q.S Al An’am : 59
Bagi yang meyakini perintah Allah ini, jelas teks dan konteksnya. Tidak ada langkah kita yang tidak diketahui dan diizinkan Allah. Semua dalam gerak langkah orchestra kehidupan ini, Allah dirigennya.
Apalagi hanya bisnis, mungkin hanya 40 % persen hidup dan nafas manusia memikirkan itu dalam 24 jam sehari, selain untuk keluarga, bermasyarakat dan kehidupan sosial lainnya.
Maka, dalam bisnis ada Allah, ada doa, ada ikhtiar, ada keringat deras dan air wudlu yang membersihkan kotoran fisik, hati dan jiwa kita.
Bahkan doa dan ribuan amalan ibadah lain, justru menjadi “aliran nafas” utama seorang pebisnis. Doa bukan hanya di masjid atau surau, bukan didepan sajadah. Doa dan ikhtiar yang imbang, melahirkan perilaku seorang bisnismen menjadi adil bersikap, mengayomi ratusan dan ribuan karyawan, menjadi mitra baik birokrasi dan lahirkan network tiada henti **
(Bersambung)