BATU (Surabayapost.id) – Ditegaskan bahwa laporan keuangan PT Batu Wisata Resource (BWR) jelas dan prosedural. Penegasan tersebut disampaikan Direktur PT BWR Bagyo Prasasti Prasetyo, Sabtu (17/8/2019).
“Tiap tahun laporan keuangan kami diaudit auditor independen. Lalu hasil audit ini diserahkan, diverifikasi atau diperiksa oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan),” jelas Bagyo Prasasti Prasetyo.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (GNPK) RI mempersoalkan masalah penyertaan modal untuk PT BWR senilai Rp 3 miliar. Anggaran yang bersumber dari APBD Kota Batu tahun 2017 itu dipertanyakan pemanfaatannya.
Dijelaskan pria kalem yang akrab disapa Bagyo ini jika sejauh ini masalah keuangan PT BWR sudah klir. “Tidak ada masalah apa-apa,” tegas dia.
Menurut Bagyo, laporan keuangan BUMD itu merupakan bagian dari keseluruhan laporan keuangan Pemkot Batu. “Kalau laporan keuangan BUMD bersih, tidak mungkin dong laporan keuangan Pemkot Batu berstatus WTP (wajar tanpa pengecualian),” tandas mantan Ketua KPU Kota Batu ini.
Selain itu, Bagyo yang mantan wartawan ini juga menjelaskan tentang harga barang di Toko Rakyat, milik PT BWR. “Oh ya Mas, tentang harga barang di toko Rakyat yang sama dengan pasaran atau bahkan ditemukan satu atau dua item yang lebih mahal dari tempat lain,” kata dia.
Sebelumnya juga diberitakan bila harga beras di Toko Rakyat, toko milik PT BWR diakui warga sekitar toko sama dengan di pasaran. Bahkan dinilai lebih mahal dibandingkan di pasaran.
Menurut Bagyo, hal tersebut terjadi karena merupakan harga eceran. Namun, “Kalau kami menyuplai barang ke toko-toko pracangan warga ya pakai harga grosir atau harga kulakan yang murah,” tandas dia.
Makanya, tutur dia, harga antara eceran dengan grosir beda. “Jadi, tentu saja tidak sama antara harga kita menyuplai ke toko kecil dengan harga eceran di toko kami sendiri. Kalau dibuat sama, kan sama saja kami nyaingi toko-toko pracangan kecil itu, ” tutur dia. (gus)
Leave a Reply