MALANG (SurabayaPost.id) – Plt Bupati Malang, HM Sanusi tertarik juga untuk menjenguk pasien gagal jantung Selvia Adivta Putri (11). Buktinya, HM Sanusi yang berencana maju pada Pilbup Malang 2020 nanti menjenguk secara khusus pasien yang diminta pulang pihak RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang itu.
Kala menjenguk Selvia di RSSA Malang, Senin (5/8/2019) itu, HM Sanusi didampingi beberapa pejabat Pemkab Malang. Di antaranya mereka terlihat Plt Kepala Dinkes Kabupaten Malang, Kepala Dinas Sosial, Kepala BKD, BAZNAS dan lainnya.
Menurut Sanusi, kondisi pasien yang warga Desa Pandansari, Poncokusumo itu sudah mulai membaik. Meski begitu, Pemkab tetap memberikan bantuan pada keluarga pasien. Bantuan itu dimaksudkan sebagai biaya operasional.
“Untuk langkah pemulihan kesehatannya kami serahkan ke dokter yang merawat. Hari ini, kami dari BAZNAS memberikan bantuan sebesar Rp 5 juta, Pemkab Malang Rp 20 juta, dan PKK juga memberikan bantuan uang tunai. Tapi nominalnya saya tidak tahu,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Sanusi, pihak Pemkab Malang juga akan memberikan support dalam bentuk bantuan biaya pengobatan setiap bulannya. Bantuan itu diberikan lewat Dinas Sosial.
“Pemkab Malang melalui Dinas Sosial akan memberikan bantuan uang pengobatan. Karena perawatan pasien ini sangat panjang. Pemkab Malang akan memberi batuan hingga sembuh. Bantuan tersebut termasuk BPJS,” ulasnya.
Sanusi menyampaikan, untuk pendidikannya, pihak Pemkab Malang juga akan memberikan dispensasi. Itu berupa keterangan bahwa Selvia sedang dalam masa perawatan.
“Namun itu juga harus dikoordinasikan dengan pihak sekolahnya. Kebijakan itu kan dimiliki masing-masing sekolah,” pungkasnya.
Sementara itu, dokter spesialis anak, yang merawat Selvia Adivta Putri, Dyahris Koentartiwi mengatakan bila saat ini kondisi pasien membaik. Menurit dia, kondisi Selvia Adivta Putri (11) warga Desa Pandansari, Poncokusumo, menggembirakan.
“Saat ini kondisi pasien sudah jauh baikan. Sudah tidak sesak, gizinya juga sudah mulai membaik, berat badan juga naik. Ketika datang kesini dalam kondisi sesak. Pasien ini mengidap sakit, kami istilahkan sakit gagal jantung,” ungkapnya, saat ditemui awak media di ruang anak RSSA Kota Malang, Senin (5/8/2019).
Namun, lanjut Dyahris, pasien harus terus kontrol dan mengkonsumsi obat-obatan terus. Iti karena, pihaknya tidak melakukan operasi, lantaran pasien masih di bawah umur.
“Berdasarkan hasil Ekokardiografi (USG Jantung, red), pasien memiliki kelainan pada katup jantungnya sejak kecil. Tapi bukan penyakit bawaan. Pasien selain mengkonsumsi obat-obatan juga diminta untuk istirahat. Jadi pasien belum boleh banyak aktivitas,” jelasnya. (lil).
Leave a Reply