MALANG (SurabayaPost.id) – Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2Dikti) Wilayah VII Jatim mendapat apresiasi dari Dirjen Kelembagaan Iptek Dikti Kemenristekdikti, Dr Ir Patdono Suwignyo, MEng. Apresiasi itu disampaikan saat menghadiri Rakerpim yang digelar di Singhasari Resort Batu, Rabu (30/10/2019).
Dia mengatakan bahwa Rakerpim yang dilaksanakan LLDikti wilayah VII Jatim berjalan sukses. Bahkan menurut dia berbeda dengan yang dilaksanakan LLDikti wilayah lainnya.
” Rakerpim di LLDikti wilayah lainnya tidak dihadiri oleh pimpinan PTN. Sedang di LLDikti wilayah VII, sejak digelarnya Rakerpim tahun 2018 lalu, pasti dihadiri pimpinan PTN se Jatim, seperti UB, Unair, UPN, UM, Polinema, PPNS, PENS , UTM, Poltek Madiun dan Poltek Jember,” tandasnya.
Apalagi dalam Rakerpim tersebut L2Dikti memberi reward pada perguruan tinggi yang dinilai layak menerimanya. Misalnya, Anugerah Kampus Unggul (AKU) yang kembali diraih Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk yang ke dua belas kalinya.
Penghargaan tersebut diterima langsung Rektor UMM, Dr. Fauzan, M.Pd. saat menghadiri Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) Perguruan Tinggi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VII Jawa Timur tahun 2019.
Fauzan menyampaikan rasa syukurnya atas raihan membanggakan ini. “Terimakasih kepada semua civitas akademika yang telah bekerja keras hingga mampu mempertahankan anugerah ini hingga yang kedua belas kalinya,” ungkapnya.
Raihan gemilang Kampus Putih ini tentu tak terlepas dari kontribusi semua bidang. Bidang I atau akademik, bidang II sarana dan prasarana, bidang III atau bidang kemahasiswaan, serta semua pihak yang terkait.
Capaian UMM sebagai kampus unggul kategori universitas dari LLDikti Wilayah VII ini merupakan wujud pengakuan dari pemerintah sebagai salah satu stakeholders terhadap upaya sungguh-sungguh UMM dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Tugas ini merupakan tugas penuh tantangan. Pertama, karena regulasi di bidang pendidikan tinggi mematok standarisasi yang kian tinggi. Misalnya di bidang akreditasi yang diselenggarakan oleh BAN PT, yang sekarang menggunakan 9 kriteria.
Karena itu, UMM terus berupaya meningkatkan kualitas dalam semua aspek yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan. Termasuk ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki serta kegiatan kemahasiswaan.
“UMM terus memperkuat kepranataan dan kelembagaan penjaminan mutu yang menjamin kepastian pelaksanaan siklus penjaminan mutu yang meliputi: Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Pengembangan (PPEPP). “
Fauzan menambahkan UMM juga dipercaya sebagai pelaksana program Perguruan Tinggi Asuh (PT-Asuh). Mandat ini sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Republik Indonesia tentang Perguruan Tinggi Pelaksana Program Penjaminan Mutu.
“Usaha lainnya, UMM terus mengupayakan rekognisi internasional. Saat ini sudah ada beberapa program studi yang telah memperoleh sertifikasi AUN QA dan beberapa sertifikasi internasional lain. Intinya, UMM terus mengupayakan internasionalisasi,” jelasnya.
Kedua, tuntutan Dunia Usaha dan Industri (DUDI) kian meningkat. Oleh karena itu, UMM terus berusaha memperkuat aktivitas pendidikan dengan memberikan tambahan kompetensi. Misalnya, di UMM telah ada Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Dari lembaga ini, mahasiswa UMM mendapatkan sertifikasi kompetensi dalam skema tertentu. Tentu setelah melalui proses pelatihan dan uji kompetensi.
Sementara itu dalam acara penganugerahan tersebut, Kepala LLDikti Wilayah VII Jawa Timur Prof. Dr. Suprapto, DEA. menyatakan bahwa tantangan pendidikan tinggi ke depan semakin kompleks dan berat.
“Perguruan tinggi tidak hanya dituntut melaksanakan Tri Dharma khususnya pembelajaran yang bermutu saja. Tetapi dituntut untuk terus menerus melakukan perbaikan,” ungkap Suprapto. (lil)
Leave a Reply