BATU (SurabayaPost.id) – Forum Jurnalis Kota Batu (FJKB) bersama Asosiasi Pemerintah Desa dan Lurah (APEL) Kota Batu menggelar diskusi soal kewartawanan. Diskusi tersebut dihelat di Arum Manis Resto Cafe, Butik Pusat Oleh – oleh Kota Batu, Sabtu (4/7/2020).
Acara tersebut dibuka Wawali Punjul Santoso dan disupport langan dewan. Itu mulai dari Ketua DPRD Kota Batu Asmadi, Wakil Ketua 1 dan 2 , Nurochman serta Heli Suyanto.
Sebagai narasumbernya melibatkan Kanit Tipikor Polres Batu Aipda Yudik SH dan utusan dari Kejaksaan Negeri Batu Adif Candra W, SH serta dari wartawan Beni Indo. Forum diskusi yang melibatkan belasan wartawan dari berbagai media tersebut, mengusung tema ‘ Mengedukasi Masyarakat Melalui Produk Jurnalis,’ terkait tugas dan fungsi wartawan yang benar.
Dalam sambutannya Punjul Santoso mengaku sangat mengapresiasi pada FKJB yang memfasilitasi forum diskusi untuk membedah kegamangan selama ini dari para Kades dan Lurah termasuk pemerintah serta para dewan maupun instansi yang lain.
“Itu terkait dengan ulah daripada oknum wartawan atau bukan wartawan. Sebab hanya mengatasnamakan wartawan,” katanya.
Selanjutnya kata dia, secara spesial Punjul mengaku sudah membeli buku bagaimana menangkal wartawan- wartawan hoax. Meski begitu, dia mengapresiasi kegiatan yang digelar untuk memahami wartawan yang sebenarnya.
“Kegiatan ini luar biasa. Kami memberikan apresiasi kepada teman – teman Jurnalis yang memberikan edukasi atau pemahaman tentang wartawan. Apalagi melibatkan narasumber dari wartawan, Kejaksaan dan Tipikor Polres Batu,” ungkapnya.
Meski begitu, ungkap dia, kalau ada oknum atau orang yang mengaku – ngaku sebagai wartawan agar tidak main antam kromo atau pukul rata,sehingga berimbas kepada para wartawan yang sebenarnya.
“Supaya kegiatan ini bisa berlanjut dan tidak hanya sekali ini saja. Jadi satu atau dua bulan secara berkala , atau suatu saat bisa ditempatkan di Pemkot Batu agar kembali mereviu kembali seperti yang dikomunikasikan pada hari ini,” mintanya , sembari mengucapkan terimakasih kepada pengusaha batu, Bambang Suharto yang sudah mengerti dan berbuat bersinergi dengan para wartawan serta yang memfasilitasi tempat dan lainnya di Arum Manis Resto Cafe.
Disisi lain Ketua DPRD Batu Asmadi mengakui bahwa wakil rakyat tidak bisa bekerja sendiri. Bahkan bisa pincang kalau tidak bersinergi.
“Pemerintah bersinergi dengan kerja bareng dan atensi pres mengundang kami dalam acara yang semeriah ini, sedianya nanti bisa dilakukan di Kantor Gedung Dewan dengan skala besar dan kita libatkan banyak pihak,” ujarnya.
Sementara itu Ketua APEL Kota Batu Wiweko sinergitas seperti ini diyakini sangat bermanfaat dan akan mengerti tugas pokok dan fugsinya wartawan.
Karena ia mengaku sering didatangi wartawan dari luar daerah Kota Batu yang tak jelas maksud dan tujuannya.
“Seringkali rekan – rekan Kades dan termasuk saya didatangi beberapa orang yang mengaku sebagai wartawan dari luar daerah dengan cara menyodorkan koran serta menanyakan sesuatu kemudian berujung meminta uang,” katanya.
Dia mengaku ewuh-pakewuh (kerepotan). Alasannya, kalau tak ditemui tidak enak. Sebaliknya kalau ditemui tapi tujuannya gak jelas dan hanya meminta sesuatu.
“Jadi kami repot dan ingin mengerti ciri wartawan sungguhan atau hanya sebatas mengaku ngaku wartawan. Kami harus bersikap seperti apa. Karena tak jarang mereka hanya mencari cari kesalahan saja. Dan itu seringkali datang kebanyakan mengaku dari luar daerah Kota Batu, dan datangnya hanya musiman,” ngaku Wiweko yang diamini beberapa Kades lainnya.
Menanggapi hal itu, Beni Indo sebagai narasumber di forum diskusi ini menjelaskan bilamana berhadapan ataupun bertatap muka dengan wartawan yang hanya berbekal press card dan rekaman sebut saja wartawan hoax. “Apalagi sering menakut-nakuti dan tidak memahami tugas dan fungsi wartawan. Ya tidak usah takut dan gelisah,” pesannya.
Selanjutnya pesan dia, pertama, tanyakan dapat dari mana press card anda dan chek di box koran ataupun majalah serta dimedia onlinya yang dia ikuti.
“Kedua, pernahkah dia menulis ketika menjadi jurnalis,karena kalau wartawan abal –abal pasti bingung bahwa dirinya gak pernah nulis hanya berlagak wartawan dan nakut-nakuti. Jadi jangan takut dan jangan memberi imbalan apapun kalau dari kedua tersebut anda bisa menilai mana oknum wartawan yang abal – abal dan mana yang benar-benar wartawan,” terangnya.
Kalau sudah mengarah ke indikasi pemerasan dan mengancam, menurut Beni itu sudah ranah pihak kepolisian. Kanit Tipikor Polres Batu Aipda Yudik SH menegaskan jika ada oknum wartawan atau sebatas mengaku wartawan yang datang serta mengancam dengan tujuan hanya ingin memeras segera dilaporkan.
“Silahkan koordinasi dengan kami. Nanti kami akan mengecek kebenarannya kepada rekan – rekan jurnalis yang bertugas di Batu untuk memastikan oknum wartawan atau hanya sebatas mengaku – ngaku wartawan,” katanya.
Selanjutnya, dia berjanji akan menindaklanjuti. “Harapannya agar Kota Batu bersih dari hal seperti itu. Karena rekan – rekan jurnalis yang ada di Batu selama ini sudah bersinergi dengan baik dalam menjaga kondusifitas Kota Batu,” pungkasnya. (Gus)
Leave a Reply