BATU (SurabayaPost.id) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu punya strategi khusus agar sampah bermanfaat atau memberikan manfaat bagi masyarakat. Untuk itu, Plt Kepala DLH Kota Wisata Batu (KWB), Arief As Siddiq mengaku memberdayakan warga dalam pengelolaan sampah mulai dari tingkat rumah tangga.
Pengakuan tersebut diungkapkan Arief As Siddiq di sela-sela memperingati Word Cleanup Day 2020 yang digelar di area Lumbung Padi Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Minggu (20/9/2020).
Dalam acara tersebut juga dihadiri Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko dan Wawali Punjul Santoso. Selain itu Sekda Zadiem Effisiensi dan para kepala OPD di lingkungan Pemkot Batu.
Dijelaskan Plt Kepala DLH Kota Batu yang juga Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq bila acara tersebut menindaklanjuti instruksi dari Kementrian Lingkungan Hidup untuk memperingati hari bersih-bersih dunia alias World Cleanup Day 2020.
Arief As Siddiq mengatakan bahwa tema yang diusung dalam kegiatan itu adalah Kota Batu Bersatu Untuk Indonesia Bersih. Menurut dia, beragam kegiatan digelar demi memeriahkan acara level internasional itu.
“Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Apalagi, dengan kehadiran Wali Kota Batu, Ibu Dewanti Rumpoko, bersama Wawali Pak Punjul Santoso, dan beberapa Kepala OPD. Sehingga giat ini sangat luar biasa dan sangat istimewa,” kata Arief bangga.
Diakui dia bila kegiatan tersebut sebagai tindak lanjut terkait hari bersih-bersih. Sebab, menurut dia, sebelumnya juga sudah melakukan giat bersih-bersih lingkungan dengan serentak di Wilayah Kota Batu.
“Semua itu kami lakukan untuk lebih mendayagunakan masyarakat. Sehingga sampah itu memberikan manfaat,’ jelas dia.
Untuk itu, Arief As Siddiq mengaku melibatkan warga mulai dari lingkungan RT, RW dan Desa serta Kelurahan yang ada di Kota Batu. “Saya bersyukur dokumentasi giat tersebut menjadi viral. Apalagi yang memviralkan warga dari masing-masing RT/RW di desa maupun kelurahan. Saya berterima kasih sekali pada mereka,” kata dia bersyukur.
Semua itu, lanjut dia, karena ingin memberdayakan warga. Sehingga sampah bisa dikelola dengan baik dan berdayaguna serta memberi manfaat bagi warga.
Makanya, dia memilih tempat World Cleanup Day 2020 di area Lumbung Padi Desa Pendem. Alasannya selain tempatnya bagus dan sangat menarik, Arief meyakini kawasan tersebut bakal menjadi ikon destinasi wisata desa di Kota Batu yang bisa memanjakan para wisatawan.
“Kedepannya desa ini bakal jadi jujukan para wisatawan domestik maupun mancanegara. Sebab dikemas beda, dan keindahan alamnya punya nilai jual. Saya yakin akan jadi ikon wisata desa Kota Batu, dan bakal mendongkrak nadi perekonomian warga sekitar bertambah makmur,” ujarnya.
Meski begitu, ujar dia, tempat tersebut akan tetap menjadi destinasi wisata pertanian organik berbasis masyarakat. Apalagi, lanjut dia, kesadaran warga desa setempat sangat luar biasa.
“Warga sekitar, sadar dengan bisa memilih dan memilah sampah. Dari sebab itu untuk kedepannya bakal jadi sasaran para wisatawan yang berkunjung ke Kota Wisata Batu,” tegasnya.
Karena, alasan dia, area tersebut memiliki wilayah area yang sangat indah. Bahkan menurut dia memiliki potensi yang sangat luar biasa.
“Mulai dari sektor pertanian maupun lingkungannya. Ini sangat bisa untuk kedepannya dijadikan destinasi wisata yang menjadi bagian desa wisata yang sangat bagus,” puji Arief.
Oleh karena itu, Arief berharap tempat tersebut jadi ikon baru di Kota Batu sebagai destinasi wisata desa pertanian organik berbasis masyarakat.
“Nanti akan kita siapkan. Termasuk dari Dinas Pariwiasata banyak program semester kedua tahun 2020, maupun semester pertama pada tahun 2021 mendatang di wilayah Desa Pendem ini,” janjinya
Itu, janji dia, akan diciptakan sebagai destinasi wisata bersih, nyaman dan indah. “Berkonsep pariwisata yang yang menarik dan tampil beda, agar jadi jujukan wisatawan domestik maupun mancanegara,” tegasnya.
Itu mengingat, tegas dia, kesadaran warga Desa Pendem dalam memilah sampah sangat luar biasa. Sebab, mereka melakukan pemilahan sampah dengan semangat.
Dalam sehari mereka mampu mengumpulkan 3 ton sampah. Itu karena kesadaran masyarakat sangat bagus dalam memilih dan memilah, atau mengolah sampah. “Karena itu pemberdayaan sangat penting bagi mereka,” pungkasnya. (Agus/Adv)
Leave a Reply