“Salah satunya adalah kawasan kayutangan heritage; penataan kawasan Kayutangan tidak hanya sekadar untuk pengentasan kawasan kumuh, tapi juga peningkatan value kawasan yang mendorong pertumbuhan investasi, pelestarian cagar budaya dan keberpihakan pada pertumbuhan ekonomi riil seperti UMKM lokal dan ekonomi kreatif; karenanya aktivasi kayutangan heritage takkan lepas dari peran serta para stakeholder yang ada di Kota Malang” jelas Sekda Erik.
Lebih lanjut, Sekda Erik mengatakan bahwa Pemerintah Kota Malang akan senantiasa membuka ruang untuk diisi oleh para arsitek lanskap. Para pakar yang memiliki kekuatan untuk menciptakan ruang yang hidup—ruang yang dapat menghubungkan masyarakat dengan nilai sejarah di masa silam. Melalui IALI, Sekda Erik berpesan agar para arsitek lanskap daoat terus berperan aktif menata tata ruang pembangunan Kota Malang.
“Dengan tema “Arsitektur Lanskap Dalam Mewujudkan Pembangunan Kota Yang Bahagia Warganya dan Tertata Tata Ruangnya”; Musprov IALI Jatim kali ini diharapkan mampu menguarkan kolaborasi, serta memberikan kontribusi terbaik untuk Kota Malang pada khususnya” tandas Erik. (HMS*)