Jurus Jitu Pemberdayaan Perikanan “Stunting” di Kota Malang

Inilah budidaya ikan yang dilakukan masyarakat Kota Malang
Inilah budidaya ikan yang dilakukan masyarakat Kota Malang

MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Jurus jitu pemberdayaan perikanan “Stunting” di Kota Malang. Dari raut sumringah terekam di wajah warga pembudidaya ikan dalam ember (budikdamber) dan kolam terpal di lima kecamatan Kota Malang.

Pasalnya mereka mulai bisa menikmati puluhan kilogram panen ikan jenis nila dan lele, sebagai buah dari ketekunan mengembangkan perikanan perkotaan dengan fasilitasi dan pendampingan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.

Kolam terpal dan budikdamber gencar dikenalkan Pemkot Malang melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) sejak tahun 2020 lalu melalui serangkaian pelatihan dan bantuan prasarana. Kedua metode tersebut dinilai cocok dikembangkan di wilayah perkotaan padat penduduk seperti Kota Malang. Karena tidak memerlukan lahan luas, padat produksi dan relatif mudah pemeliharaannya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang memberi indikasi positif peningkatan produksi ikan Kota Malang yang naik dari 144,29 ton (2020) ke angka 155,50 ton (2021) atau naik 7,7 persen.

Plt. Kepala Dispangtan Kota Malang Sri Winarni, SH mengutarakan bahwa pengembangan budidaya perikanan perkotaan terus didorong. Karena memiliki nilai strategis upaya membangun sumber daya manusia yang sehat dan bermartabat.

Inilah budidaya ikan yang dilakukan masyarakat Kota Malang
Inilah budidaya ikan yang dilakukan masyarakat Kota Malang

“Alhamdulillah, tentu ini (panen) jadi kabar baik. Karena kita memang ingin terus mendorong konsumsi ikan untuk kecukupan gizi warga dan bantu cegah stunting. Ada manfaat pemberdayaan ekonomi juga,” ungkap perempuan yang akrab disapa Win tersebut, Sabtu (16/4/2022).

Menurutnya tingkat konsumsi ikan Kota Malang tercatat 36,14 persen. Sehingga masih perlu terus ditingkatkan untuk mempercepat penurunan angka stunting yang angka prevalensinya terus ditekan hingga 9,9 persen pada 2021 atau turun 5 persen dari tahun sebelumnya.

Win menyebut bahwa pengembangan budikdamber dan kolam terpal tentu tidak lepas dari dukungan komitmen Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji yang sangat peduli pada investasi sumber daya manusia dan kerja sama dengan berbagai pihak. Termasuk di antaranya DPRD Kota Malang, Kelompok Urban Farming PKK Kota Malang, dan Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) yang diketuai Hj. Widayati Sutiaji, S.Sos., MM.

Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan Dispangtan Kota Malang Ir. Kuncahyani menambahkan, total ada 90 warga yang dilatih pada 2020 dilanjut dengan 175 orang warga dan kelompok urban farming PKK pada 2021 yang sudah diberikan pelatihan dan alat.

“Untuk kisaran panen budikdamber 15-20 kilogram, kalau kolam bisa 50 sampai 80 kilogram. Sebagian saat ini sudah tebar benih lagi setelah panen. Kami akan terus dampingi agar berkesinambungan,” terangnya.

Budiono, salah seorang warga pembudidaya kolam terpal asal Polehan mengungkapkan, dia sudah berhasil panen perdana sebanyak 81 kilogram. “Ini masih ada 20 kilogram lagi di kolam dan sekarang sudah tebar benih lagi, pertama 1.800 ekor dan kedua 1.600 ekor,” tutur pria yang berprofesi sebagai buruh lepas harian tersebut.

Kisah sukses juga dikabarkan Toha, buruh asal Bandulan yang berhasil panen hingga 87 kilogram. “Saya bagikan ke warga saat ada acara kampung dan sebagian dijual. Ini sudah persiapan tebar benih lagi,” tuturnya dengan senang. (lil)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.