BATU (SurabayaPost.id) – Kabag (Kepala Bagian) Keunngan Eka Tejawati dan Kabag Teknis Khoirul Anam Perumdam Among Tirto Kota Batu, beberkan pendapatan retribusi air dari Kota Malang, Kabupaten, dan progres pekerjan yang sumber anggarannya dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Kota Batu, Sabtu, (21/5/2021).
Menurut Eka, tujuan penyertaan modal bagaimana Perumdam Kota Batu mengembangkan pelayanan memenuhi kebutuhan masyarakat yang dialiri air bersih.
“Selain itu, memotivasi kita untuk menekan kebocoran air. Kita manfaatkan penyertaan modal itu dari anggaran pendapatan APBDvKota Batu,” kata Eka, Sabtu, 21/5/2021.
Kalau bicara besaran sumber anggaran Rp 48 miliar, menurutnya dari serapan APBD dengan senilai yang Rp 5 miliar sekian, itu masih digunakan 12 persen.
“Anggaran APBD sebesar Rp 48 miliar, jadi dengan besaran anggaran itu tidak langsung kita nikmati. Perda kita sebesar Rp 48 miliar, tapi dari APBD yang kita gunakan masih berapa dari Perda itu.Sekitar 12 persen yang kita serap,” papar dia.
Lantas, lanjut dia, terkait kontribusi dari Kota Malang dan Kabupaten Malang, menurutnya sudah ada perjanjian sebelumnya.
“Perjanjian itu antar Pemerintah setempat dan bukan antar PDAM. Pembayaran kontribusi memang ke PDAM. Mekanismenya untuk berapa yang dibayarkan dengan pemakaian meter induk kita, ada pemeriksaan bersama,” beber dia.
Kemudian, kata dia, disepakati meter induk yang dipakai sekian, dikalikan dengan meter setelah ada proses.
“Pembayarannya ditrasfer kerekening kita (PDAM) setiap bulan dengan besaran dari dua daerah, Kota Malang dan Kabupaten tersebut, sekitar Rp 30 juta per bulan.Tapi kita masih ada pajak beban penggunaan air kepermukaan ke Provinsi Jatim, dan diambilkan dari itu juga,” ujarnya.
Kemudian, ujar dia, komposisi PDAM Kabupaten Malang dan Kota Malang tersebut, menurut Eka dari besaran kontribusi Rp 30 juta, menurutnya 70 persen Kota Malang, karena pemakaiannya air Malang Kota lebih besar.
“Jadi apapun itu bukan semata ini pedapatan PDAM karena kita florkan lagi kepada masyarakat untuk reboisasi dan beberapa giat lainnya,” jelasnya.
Ketika disingung besarannya berapa setiap bulan pendapatan PDAM, pihaknya menyampaikan sekitar satu miliar lebih.
“Per bulannya pendapatan kotor sekitar Rp 1, 250 miliar, dan besar kecilnya pendapatan tergantung pemakaian.Tapi rata – rata segitu, dan total pendapatan kotor dalam satu tahun sekitar Rp 15 miliar,” katanya.
Pendapatan kotor, kata dia, artinya pendapatan yang secara utuh masih global dan belum dikurangi biaya biaya.
“Lebih jelasnya laba setelah kita kurangi biaya per satu bulan rata – rata pendapatannya sekitar Rp 300 juta. Dan yang saya sampaikan ini, pendapatan pada bulan ini Rp 300 juta.Setiap tahun pedapatan kotor sekitar Rp 15 miliar dan belum dikurangi lagi pajak,” tandasnya.
Pendapatan itu, tandas dia, tergantung pemakaian air pelanggan, dan kalau pemakaiannya banyak pasti pendapatannya bakal naik.
“Dari sisi lain, untuk pelanggan sendiri meningkat, dan hampir 19 ribu pelanggan jumlahnya. Karena rata – tara pemasangan sambungan kita sekitar 60 setiap bulannya,” kata dia.
Yang perlu diinformasikan, menurutnya terkait beberapa rincian pendapatan kotor dan laba bersih PDAM Batu.
“Pada Tahun 2016, Laba, Rp 1,258, 448,399,000. Untuk pendapatan asli daerah (PAD) sebesar, Rp 692,146, 619, 000.
2017, Rp 1,392, 889, 559,000, PAD, Rp 766,089,477,000.
2018, Laba, Rp 1,834,616,674, 000, PAD, sebesar Rp 1,009,039, 171,000.
2019, Rp 2,235, 248,883,000, PAD, Rp 1,229, 386, 886,000.
2020, Rp 2,282, 622,432,000, PAD, Rp 1,255,422,338,000.
2021, 2,343,940,040,000, PAD, Rp 1,289,167,022,000,” urai Eka, sembari menjelaskan dasar SK tarif PDAM Batu, masih mengacu SK Bupati Malang, Tahun 2002.
Sementara itu, Kabag Teknis PDAM Khoirul Anam membeberkan proyek yang penyertaan modalnya dari Pemkot Batu tersebut, terrbagi ditiga tempat.
“Pertama di jaringan pipa Pandan sampai di Temas, tujuannya adalah pengembangan pelanggan dan optimalisasi pelanggan yang ada di wilayah Temas. Kedua pembagunan yang ada di jaringan pipa dari Sumber Darmi ketandon Agro,” kata Anam.
Selanjutnya, kata dia, pipanisasi untuk pengembangan pelanggan di wilayah sekitar Perumahan Pandermaan Hill sampai kebawah, Kampung Pentil dan Ngaglik kebawah.
“Berikutnya jaringan pipa diwilayah Pendem, dari Mojorejo ke Desa Pendem untuk pengembangan di Wilayah Pendem, itu permintaan masyarakat di sana sangat banyak. Untuk anggaran penyertaan modal dari Pemkot Batu sebesar Rp 1,8 miliar Tahum 2021 sudah terserap,” timpalnya (gus)
Leave a Reply