BATU (SurabayaPost.id) – Kepala Desa ( Kades ) Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu , bersama beberapa staf dan lembaga yang ada di desanya, Selasa ( 26/10/ 2021) Sinau (Belajar) ke Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Sinau di antar desa yang ada di kotanya sendiri tersebut, diyakini akan lebih bermanfaat dan membawa hasil lebih baik.
Hal tersebut, di sampaikan Kades Pandanrejo, Abdul Manan, saat studi belajar di Desa Pandanrejo.
Menariknya lagi, kegiatan studi sinau tersebut, kendati masih di wilayah Kota Batu sendiri, mereka mengendarai Bus, layaknya studi banding antar Provinsi.
“Saya yakin, dan akan lebih optimis studi sinau antar desa yang ada di Kota Batu sendiri seperti ini, hasilnya akan lebih baik,” kata Manan.
Itu, kata dia, dengan membawa kendaraan Bus selain memberdayakan usahanya warga Batu yang ada, setidaknya akan lebih profesional lagi.
Saat disinggung, kenapa studi sinau di desa lingkup Kota Batu, Manan mengaku karena lebih optimis,dan Kota Batu cantik, indah,serta jumlah desanya hanya 19 desa, dan 5 kelurahan yang diyakini tidak ada duanya di Indonesia.
“Jadi ketika kita mau ngangsu kawruh (menimba pengetahuan) tidak harus studi belajar ke desa didaerah lain.Ke Jawa Barat, maupun Jawa Tengah serta ke daerah lainnya,” ungkapnya.
Kalau itu, tejadi, ungkal dia, akan terbalik,alasannya, seharusnya desa daerah lain yang studi belajar ke desa – desa di Kota Batu.
“Di Desa – desa yang tersebar di batu, dengan anggaran yang cukup besar, dan banyak pilihan destinasi – destinasi wisata diberbagai penjuru desa. Jadi kenapa kita harus studi belajar di desa daerah lain, buang – buang waktu dan buang – buang anggaran.Kita lebih baik sinau antar desa ini saja.Saling ngangsu kaweruh antar Kecamatan saja cukup,” terangnya.
Itu, terang dia, studi sinau antar Kecamatan dan studi antar desa di batu, yang sekiranya layak untuk dijadikan belajar. Salah satunya, kata dia,di Desa Junrejo, menurut Manan layak bagi dirinya.
“Keunggulannya, salah satu, meski dengan kondisi pandemi hampir dua tahun berjalan yang memporak porandakan tatanan, tetapi di Junrejo ini terlihat tetap kondusif,” ngakunya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap usai sinau ini, bisa membawa manfaat bagi lembaga, maupun staf – staf yang ada di Pemerintahan Desa Pandanrejo.
“Satu prinsip, dan pondasi adalah dasar yang utama.Artinya, dengan tertatanya Desa Junrejo, mulai dari pelayanan ,dan hubungan antara Kades dan Lembaganya bisa guyup rukun, harmonis dan satu komando, itu sangat luar biasa,” puji Manan.
Kemudian, kata dia, Perdes yang sedang dijalankan mengikat dengan kearifan lokal, jika ada orang yang bakal menjadi warga baru berdomisili di Junrejo, diharuskan membawa satu batang bibit pohon kelengkeng yang nantinya akan ditanam di depan rumahnya.
“Budaya – budaya yang ada didesa ini, patut diacungi jempol.Nantinya Junrejo, bisa terlihat ijo royo – royo dan indah.Jadi saya kesini bercermin yang ada di Junrejo. Ada beberapa lembaga yang saya ajak studi kesini untuk sinau bersama,” jelasnya.
Sementara itu, Kades Junrejo, Andi Faizal Hasan, mengaku sangat mengapresiasi apa yang jadi keputusan dan keberanian rekan sejawatnya sang Manan.
“Ini keputusan yang berani, ini yang pertama di Kota Batu, dan bisa jadi di Kota – Kota yang lain studi belajar seperti ini belum ada ,” katanya.
Karena kata dia, studi kerja, sinau bersama ini ,menurutnya tidak harus keluar kota yang ujung ujungnya hanya sebatas rekreasi dan tidak mendapat apa – apa.
“Artinya Pak Manan ini mengambil keputusan tidak harus studi banding jauh – jauh, dan cukup di batu sendiri ada desa yang bisa dipakai untuk sama – sama belajar membangun desa,” katanya.
“Jadi kalau kita kunjungan ke Sumatera dan beberapa daerah lain juga pernah.Tetapi ke Kota Batu sendiri yang sama – sama desanya di satu wilayah saling berkunjung dan saling belajar, baru kali ini,” ungkapnya.
Apalagi, kata Faizal, kedatangan mereka mengendarai Bus bersama puluhan timnya.Disini, kata dia, pihaknya niat sama – sama belajar dengan serius.
“Jadi potensi yang kita punya di Junrejo ini, mungkin belum ada potensi yang dimiliki Pandanrejo, dan mungkin tata kelolanya saja yang kita perlu sama – sama belajar bersama ,” tegasnya.
Mungkin,lagi, tegas dia, ada sesuatu hal yang lebih dulu yang dijalankan, dan di Pandanrejo, belum.Disitu, menurut dia, Pandanrejo, bisa belajar bersama di Desa Junrejo.
“Sebaliknya kami bisa studi belajar di desa yang lain, kususnya di batu, sesuatu yang belum dijalankan di Junrejo.Kita harus tetap belajar juga, sama – sama belajar karena ini bukan mencari pintar – pintaran,tetapi sebuah keberanian untuk belajar bersama,” katanya.
Dari sisi lain, kata Faizal, Pemerintah Desa Junrejo, dibilang kompak dan guyub rukun, menurutnya, Junrejo tidak menempatkan posisi seperti itu.
“Kita hanya menyamakan visi misi, dan itu semua tim bekerja dan bergerak. Bedanya yang dimiliki oleh desa, didalamnya kita sebagai komadan,dan ada perangkat desa,serta lembaga – lembaga desa yang ada, tidak kita pilah – pilah,” ungkapnya.
Jadi, ungkap dia, tetap merangkul semuanya bahwa kerja itu adalah tim, dan kerja yang mewujudkan untuk membangun bersama untuk Desa Junrejo.
“Setiap ada kegiatan dan punya program, kita selalu merapatkan barisan berbagi tugas.Itulah muncul istilah kekompakan.Kita komunikasi bersama, juga membuka untuk menerima masukan.Dan membangun sinergitas ini tidak bisa kita lakukan dengan waktu yang singkat,” katanya.
Untuk itu, pihaknya sangat berharap apa yang dilakukan pemangku dan beberapa lembaga Desa Pandanrejo bermanfaat.
“Kita tidak merasa Junrejo ini, desa yang baik atau merasa wah. Karena kami belajar untuk rendah hati,dan belajar tidak sombong, dengan yang kita punya baik itu kemampuan.Ini adalah sebuah proses belajar antar desa,” ucapnya.
Kedepan , ucap dia, bisa melalui asosiasi apapun,dan termasuk asosiasi Kepala Desa dan Lurah APEL di Kota Batu, diharap ada semacam belajar bersama antar desa satu dengan desa yang lain.
“Karena tidak adalagi kata bersaing untuk adu program mana yang paling pintar , dan paling baik desanya.Sekarang ini era bersama – sama belajar bersama membangun kemajuan desa nya untuk Kota Batu,” pesanya.
Terlebih, kata dia, kalau ada tex Desa Berdaya, Kota Berjaya, menurutnya dengan cara menata bersama untuk membangun desa masing – masing ini,menurutnya desa yang berdaya.
“Dengan sinau bersama pihak pemangku desa mau belajar bersama, saya yakin jadilah desa bedaya, dan kota berjanyanya tinggal mengikuti,” pungkasnya. (Gus)
Leave a Reply