MALANG (SurabayaPost.id) – Keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) sangat penting. Sebab, Kamtibmas itu menentukan sekali dalam proses pembangunan dan kemajuan ekonomi nasional.
Hal itu disampaikan Kapolsek Lowokwaru, Kompol Pujiono saat mewakili Kapolres Malang Kota, Jatim, AKBP Asfuri SIK MH menjadi pemateri dalam Seminar Kebangsaan di Gedung Kuliah Bersama IV Kampus III Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (27/12/2018).
Dalam seminar kebangsaan bertajuk Refleksi Akhir Tahun dari UMM Untuk Bangsa itu dihadiri sekitar 350 orang. Selain Kapolsek Pujiyono, hadir juga sebagai pemateri dalam seminar tersebut Danrem 083/Baladhika Jaya, Kolonel Inf Bagus Suryadi Tayo dan Wakil Rektor I UMM, Prof Dr Samsul Arifin.
Kapolsek Pujiyono dalam seminar yang lebih fokus membahas soal ancaman Proxy War itu mengatakan bahwa tugas pokok Kepolisian adalah menjaga Kamtibmas. “Sedangkan Kamtibmas itu merupakan syarat pembangunan nasional dan kemajuan ekonomi,” kata dia dalam seminar yang dibuka Mendikbud Prof Dr Muhadjir Effendy MAP itu.
Meski begitu, diakui dia, bila dalam proses menjaga keamanan dan kondusifitas wilayah dan negara itu bukan hanya tugas Polri dan TNI semata. “Namun juga menjadi kewajiban segenap unsur bangsa Indonesia,” tutur dia.
Sedangkan tantangan terkait demografi Kota Malang sebagai Kota Pelajar, menurut dia, menyangkut tingginya Curanmor dan peredaran gelap Narkoba. Makanya, kata dia, aparat kepolisian memiliki atensi khusus untuk menurunkan persentase tingkat kriminalitas tersebut.
Disisi lain, dalam konteks yang lebih luas, Pujiyono mengingatkan soal degradasi moral dan jiwa patriotisme pemuda yang mulai luntur. Disamping itu mengenai ancaman radikalisme yang semakin nyata.
Makanya, dia mengajak para mahasiswa sebagai bagian masyarakat untuk ikut menjadi kontrol sosial, yang berfikir kritis dan mampu menyampaikan hasil pemikiran serta kajian sesuai norma perundangan yang berlaku.
Itu mengingat, lanjut dia, mahasiswa merupakan generasi penerus dan calon pemimpin bangsa. Dia berharap, mahasiswa benar-benar memahami dan mengamalkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia.
Karena itu, kata dia, jangan sampai ada segelintir orang yang hendak mengubah Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKR). Sebab, tegas dia, Indonesia berdiri sebagai negara yang berdaulat memakan korban jiwa dan raga yang tak sedikit.
“Untuk itu, lewat seminar kebangsaan ini, kita berharap bangsa Indonesia bisa membentengi diri dari paham-paham dan ideologi yang radikal dan intoleransi. Itu demi NKRI,” pungkasnya. (lil)
Leave a Reply